Jumat, 14 November 2025

TEPAAAT…! Benny Rhamdani: Segera Laksanakan Litsus dan Waskat Untuk Memerangi Faham Wahabi

Benny Rhamdani, Ketua Komite I DPD RI. (Ist)

JAKARTA- Pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia tidak bisa lagi mengabaikan pengaruh faham Wahabi yang berkembang di Indonesia, karena sudah merasuk sangat dalam diberbagai lini pemerintahan sipil,  TNI dan Polri. Pengaruh itu yang saat ini terus menerus menggerogoti NKRI, Pancasila dan UUD’45 dengan berbagai cara dan pendakatan selama puluhan tahun sejak awal reformasi 1998. Hal ini disampaikan Hal ini ditegaskan oleh Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Benny Rhamdani kepada Bergelora.com,  Kamis (20/6) di Jakarta.

“Tidak cukup hanya prihatin! Untuk menghadapinya dibutuhkan persatuan seluruh rakyat Indonesia, Pemerintah RI TNI dan Polri serta Partai dan Ormas. Selain membutuhkan TAP MPR anti Wahabi, perlu segera dilakukan Penelitian Khusus (Litsus) dan Pengawasan Melekat (Waskat) di dalam tubuh pemerintahan, TNI dan Polri dari pusat sampai daerah terkecil Desa, Kelurahan, RT/RW,” tegasnya.

Litsus dan Waskat dimasa Orde Baru dulu menyasar pada ekstrim kiri dan kanan. Saat ini menurut Benny Litsus harus difokuskan pada ekstrim kanan pengikut dan simpatisan faham Wahabi.

“Tanpa Litus dan Waskat, tidak mungkin bangsa ini bisa membersihkan pengaruh Wahabi yang sudah lama menempel dan memanfaatkan negara dan pemerintah RI dan sedang mengkampanyekan anti Pancasila, UUD 45 dan NKRI,” ujarnya.

Ia memastikan bahwa gerakan wahabi terorganisir dalam berbagai bentuk dan pendekatan telah berhasil menerbitkan berbagai Peraturan Daerah di berbagai kota, kabupaten bahkan propinsi tertentu mengatas namakan Islam.

“Mereka mengkampanyekan NKRI, Pemerintah RI dan TNI/Polri adalah thogut yang harus dilawan. Sehingga pengorganisiran mereka sinergi dengan kampanye dan aksi terorisme yang dilancarkan secara bergantian,” ujarnya.

Sebelumnya dilaporkan, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengaku prihatin dengan dengan sekelompok tertentu yang ingin mengganti ideologi negara Pancasila dengan ideologi khilafah negara Islam. Bahkan, ada prajurit TNI yang terpapar paham radikalime.

“Saya sangat prihatin, dengan hasil pengamatan yang dilakukan Kementerian Pertahanan baru-baru ini, tentang Pancasila. Pancasila itu kan perekat negara kesatuan ini. Rusaknya Pancasila, rusaknya persatuan kita. Hilangnya Pancasila, berarti hilangnya negara ini,” kata Menhan Ryamizard dalam sambutannya saat acara halal bihalal Mabes TNI yang dilangsungkan di GOR Ahmad Yani Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (19/6), seperti dikutip dari Antara.

3 % TNI Terpapar

Kepada Bergelora.com dilaporkan, berdasarkan data yang dimiliki Kemhan, sebanyak sekitar tiga persen anggota TNI yang sudah terpapar paham radikalisme dan tidak setuju dengan ideologi negara, Pancasila.

“Kurang lebih 3 persen, ada TNI yang terpengaruh radikalisme,” ujarnya.

Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) ini mengungkapkan alasannya menyampaikan keprihatinan tersebut di tengah-tengah berkumpulnya para anggota TNI aktif dan para purnawirawan.

Ia berharap kehadiran para purnawirawan TNI dapat membantu mengurangi atau bahkan mengentaskan hal yang dianggapnya berbahaya itu.

“Mumpung kita berkumpul, ada sesepuh (purnawirawan), bersama-sama bagaimana mengatasi Indonesia terhindar dari hal yang tidak diinginkan,” ucapnya.

Oleh karena itu, dia meminta agar anggota TNI yang terpapar paham radikalisme kembali mengingat dan berpegang pada sumpah prajurit.

“Kita mengimbau supaya mereka menepati sumpah prajurit, menyatakan setia kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila. Sumpah, tidak boleh main-main dengan sumpah,” ucapnya.

Selain prajurit TNI yang tidak setuju dengan Pancasila, kata Ryamizard, sebanyak 23,4 persen mahasiswa setuju dengan negara Islam/ khilafah, lalu ada 23,3 persen pelajar SMA.

“Sebanyak 18,1 persen pegawai swasta menyatakan tidak setuju dengan ideologi Pancasila, kemudian 19,4 persen PNS menyatakan tidak setuju dengan ideologi Pancasila, dan 19,1 persen pegawai BUMN tidak setuju dengan pancasila,” ujarnya.

Ryamizard berharap agar momen halal bihalal dapat kembali mempersatukan bangsa Indonesia.

“Mari kita jaga persatuan bangsa, karena ini adalah satu tugas pokok TNI, termasuk purnawirawan. Kenapa purnawirawan juga? Karena purnawirawan ini tidak terlepas dari sumpah, tetap ada sampai mati,” ucapnya.

Ia juga berharap silaturahim ini dapat terus terpeliharanya persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang pada akhirnya menjaga keutuhan dan tetap tegaknya NKRI.

“Saya berharap suasana silaturahim ini dapat dipertahankan karena hanya dengan menyambung tali silaturahmi yang dilandasi hati yang suci serta niat yang tulus dan ikhlas, kita akan mendapatkan rahmat dan hidayah dari Allah SWT,” ujarnya. (Web Warouw)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru