Selasa, 1 Juli 2025

Luhut Panjaitan: Peran Bidan Luar Biasa!

JAKARTA- Memperingati Hari Bidan Sedunia, Forum Bidan Desa Pegawai Tidak Tetap (PTT) Indonesia, kunjungi Kantor Staf Presiden di Bina Graha Jakarta, Selasa, (5/5) lalu. Di lingkungan Istana itu bidan desa berdatangan dari berbagai pelosok tanah air. Tak kurang, 14 provinsi berkumpul mewakili forum daerahnya pada peringatan Hari Bidan Sedunia kali ini.

 

Acara dialog itu dihadiri Ketua Forum Provinsi Jawa Barat, DIY, Banten, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Daerah Istimewa Aceh, Jawa Timur, Sumatera Utara, Lampung, Riau, dan Bali. Juga hadir 18 Ketua Forum Bidan tingkat Kabupaten.

Forum bidan mendatangi istana untuk menindaklanjuti pertemuan perdana 31 Maret 2015, yang diterima Kepala Kantor Staf Presiden, Luhut Binsar Panjaitan yang waktu itu berjanji akan membantu penyelesaian masalah bidan desa PTT Pusat, untuk mengoordinasikan solusi bersama Kementrian Kesehatan, Kementrian PAN & RB, Kementrian Keuangan, dan Badan Kepegawaian Negara (BKN), atas tuntutan menjadi Pegawai Tetap Negara.

Ketua Forum Bidan Desa PTT (Pusat) Indonesia Lilik Dian Ekasari, kepada Bergelora.com menuturkan, “bahwa kehadiran Bapak Luhut Panjaitan, adalah bukti keseriusan beliau menindaklanjuti permasalahan kami.”

Menemani Luhut, Ketua Deputi IV Bidang Komunikasi Kantor Staf Presiden, Eko Sulistyo, yang membuka acara dialog tersebut. Tak berapa lama, Luhut memasuki ruangan, dan langsung menyapa para bidan desa sebanyak 40 orang, dengan sedikit cerita perkembangan ekonomi nasional belakangan ini.

“Kepada ibu-ibu bidan, saya mengucapkan selamat Hari Bidan Sedunia. Kalau di kampung saya, memang jaman dulu yang melahirkan itu semua pasti pertolongan bidan. Peran bidan itu menurut saya luar biasa,” ujarnya.

Menurut Luhut Panjaitan, cara kelahiran anak itu menjadi sangat penting. Oleh karena itu peran bidan dalam memberikan pengetahuan kehamilan dan tentang persiapan melahirkan pada ibu adalah sangat penting.

“Karena kalau anak itu kurang gizi mulai dari kandungan katanya, otaknya menciut. Jadi ibu bidan harus secara cerdas memberi pengetahuan kepada para ibu di masyarakat, terutama di darah-daerah terpencil. Untuk itu, bidan harus belajar juga, menambah mengasah, ilmunya, supaya nanti memberi advice itu betul. Jangan bilang nanti kalau ibu makan jengkol banyak, anaknya makin pintar. Salah pulak kan,”, kata Luhut disambut derai tawa para bidan.

Kumpul Informasi

Luhut Panjaitan juga meminta agar para bidan mengumpulkan informasi sebanyak mungkin untuk menambah pengetahuan.

“Sekarangkan sudah banyak website. Di google itu, anda bisa dapat apa saja, sebenarnya yang membuat bayi itu bisa tambah sehat. Dan pendidikan semacam ini, menurut saya memang sangat penting,” ujarnya.

 Luhut menandaskan bahwa bidan adalah adalah ujung tombak dari kualitas masyarakat yang akan dating sehingga menjadi tanggun jawab negara untuk meningkatkan kesejahteraan bidan.

“Pak Jokowi sangat berperhatian besar pada ibu-ibu bidan. Saya bangga sama ibu-ibu semua, yang sudah bekerja keras. Kalian mesti bikin report sendiri, semacam buku sakunya, sudah berapa orang sih yang ditolong bayinya? Bikin program, pada tanggal sekian, bayinya sekian, beratnya sekian, kalau itu sudah punya, nah..nanti kalian kalau sudah tua, bisa lihat-lihat, oo..dia ini dulu aku yang menolong kamu waktu lahir, tahu-tahu jadi presiden dia, atau jadi menteri dia, atau jadi bupati dia, gubernur dia, nah hal-hal semacam ini penting. Kita kadang-kadang malas mengingat, padahal ibu bidan punya jasa itu sudah berapa orang yang dibantu melahirkan. Dan itu berapa banyak jadi manusia,” ujarnya. (Eka Pangulimara H)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru