Pengiriman senjata tersebut jauh sebelum Presiden Rusia, Vladimir Putin melancarkan operasi khusus ke tetangganya, Ukraina.
Media tersebut mengabarkan jika AS menghimpun persenjataan dari Barat, seperti Inggris, Kanada, Polandia, dan Lithuania.
Total, ada 50 pesawat kargo yang membawa perangkat keras militer dari AS dan Barat sudah mendarat di Ukraina sebelum dimulainya operasi militer Rusia.
Memasuki bulan pertama 2022, sekitar 2.000 ton senjata modern, amunisi, dan alat pelindung dipasok ke Ukraina.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Rusia lebih lanjut menyebut Inggris mentransfer lebih dari 2.000 unit persenjataan anti-tank.
Sebelum operasi khusus dimulai, Rusia sudah mengendus pasokan senjata tersebut. Mereka tegas mengatakan agar AS dan Barat menghentikan hal tersebut.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan, Moskow beberapa kali meminta Uni Eropa dan NATO untuk menghentikan.
Rusia menyebut jika tindakan AS dan Barat memprovokasi rezim Kiev untuk memulai peperangan.
Apa yang dilakukan AS dan Barat saat itu mengancam risiko besar bagi penerbangan sipil dan sistem transportasi lainnya di Eropa dan sekitarnya.
“Penyelenggara pengiriman ini harus menyadari meningkatnya ancaman senjata presisi tinggi yang jatuh ke tangan elemen teroris dan formasi bandit tidak hanya di Ukraina, tetapi juga di Eropa secara keseluruhan,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri, Maria Zakharova.
“Aliran senjata ini jatuh ke pasar ilegal dan ke tangan jaringan teroris, hanya masalah waktu saja. MANPADS menimbulkan bahaya besar bagi penerbangan sipil, dan ATGM untuk transportasi kereta api dan infrastruktur,” ucapnya.
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, sebagai informasi, Rusia melancarkan operasi khusus di Ukraina pada 24 Februari 2022.
Operasi dilancarkan setelah Kiev gagal mengimplementasikan perjanjian Minsk dan menyelesaikan konflik di Donbass secara damai.
Situasi tersebut membuat Presiden Rusia, Vladimir Putin tidak punya pilihan lain selain bertindak.
Apa yang dilakukan militer Ukraina, AS dan Barat dalam berminggu-minggu melakukan penembakan terhadap Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk (DPR dan LPR) adalah salah besar.
Dengan adanya tindakan tersebut, dia memerintahkan pasukan Rusia untuk mendemiliterisasi dan mende-Nazifikasi Ukraina.
Moskow juga telah berulang kali memperingatkan negara-negara Barat agar tidak mengirim persenjataan canggih ke Ukraina, dengan alasan bahwa hal itu akan membuat Kiev berani dan mendorongnya untuk mencoba menyelesaikan konflik di Donbass dengan menggunakan militernya. (Web Warouw)