Sabtu, 5 Juli 2025

Awas, Sianida Racun Yang Membunuh Cepat

JAKARTA- Kematian Wayan Mirna Salihin atau Mirna (27) ADALAH akibat sianida yang menyebabkan kerusakan pada lambung setelah mengkonsumsi kopi di salah satu kafe di Jakarta, Rabu (6/1).

“Keracunan Sianida berfakibat buruk pada sistem kardiovaskuler, termasuk peningkatan resistensi vaskuler dan tekanan darah di dalam otak, system pernapasan dan system susunan saraf pusat. Sistem endokrin biasanya terganggu pada keracunan kronik sianida,” Hal ini disampaikan oleh Regional WHO Coordinator, Prof dr Tjandra Yoga Aditama SpP(K), DTM&H, MARS, DTCE kepada Bergelora.com di Jakarta, Selasa (12/1)

Mantan Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit & Penyehatan Lingkungan serta Mantan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan ini menjelaskan bahwa Pada tahun 2004 WHO mempublikasikan “Concise International Chemical Assessment Document 61 Hydrogen Cyanide And Cyanides: Human Health Aspects”

“Sianida adalah zat beracun yang sangat mematikan. Sianida telah digunakan sejak ribuan tahun yang lalu. Efek dari sianida ini sangat cepat dan dapat mengakibatkan kematian dalam jangka waktu beberapa menit,” jelasnya.

Di sisi lain, sianida dalam dosis rendah dapat ditemukan di alam dan ada pada setiap produk yang biasa kita makan atau gunakan. Sianida juga dapat diproduksi oleh bakteri, jamur dan ganggang. Sianida juga ada dalam asap rokok misalnya, juga asap kendaraan bermotor, bahan industry, pertambangan dan lainnya.

Hidrogen sianida adalah cairan tidak berwarna atau dapat juga berwarna biru pucat pada suhu kamar. Hidrogen sianida sangat mudah bercampur dengan air sehingga sering digunakan.

“Bentuk lain ialah sodium sianida dan potassium sianida yang berbentuk serbuk dan berwarna putih,” katanya.

Hidrogen sianida sangat mudah masuk ke dalam saluran pencernaan, dan dalam dosis besar dapat sangat fatal akibatnya. Setelah terpapar, sianida langsung masuk ke dalam pembuluh darah.

“Jika sianida yang masuk ke dalam tubuh masih dalam jumlah yang kecil maka sianida akan diubah menjadi tiosianat yang lebih aman dan diekskresikan dari tubuh,” ujarnya.

 Tetapi bila jumlah sianida yang masuk ke dalam tubuh dalam dosis yang besar, tubuh tidak akan mampu untuk mengeluarkannya dari tubuh. Bila sianida masuk melalui sistem pencernaan maka kadar tertinggi adalah di hati.

“Keracunan Sianida berfakibat buruk pada sistem kardiovaskuler, termasuk peningkatan resistensi vaskuler dan tekanan darah di dalam otak, system pernapasan dan system susunan saraf pusat. Sistem endokrin biasanya terganggu pada keracunan kronik siania,” jelasnya.

Yang mengakibatkan timbulnya kematian adalah karena sianida mengikat bagian aktif dari enzim sitokrom oksidase sehingga akan mengakibatkan terhentinya metabolisme sel secara aerobic serta gangguan respirasi seluler. Sebagai akibatnya hanya dalam waktu beberapa menit akan mengganggu transmisi neuronal.

Tanda awal dari keracunan sianida adalah peningkatan frekuensi pernapasan, nyeri kepala, sesak napas, perubahan perilaku seperti cemas, agitasi dan gelisah serta berkeringat banyak, warna kulit kemerahan, tubuh terasa lemah dan vertigo juga dapat muncul.

“Tanda akhir sebagai ciri adanya penekanan terhadap susunan saraf pusat dalam bentuk tremor, aritmia, kejang-kejang, koma, dan penekanan pada pusat pernafasan, gagal nafas sampai henti jantung,” jelasnya. (Calvin G. Eben-Haezer)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru