Minggu, 13 Juli 2025

Tepat! Prajurit TNI Diterjunkan Kawal Petani Desa

KUPANG- Saat ini tidak semua kebutuhan pertanian sampai ke kelompok-kelompok tani. Kelompok tani harusnya dapat bibit unggul dari pemerintah tapi tidak sampai. Harusnya pupuk itu disubsidi, tapi pupuk itu tidak sampai ke petani. Setelah panen hasil pertanian dibeli murah oleh tengkulak. Untuk itu Tentara Nasional Indonesia (TNI) memastikan akan mengawal dan mendampingi petani dari mencetak sawah, produksi dan sampai panen. Hal ini ditegaskan oleh Asisten Teritorial (Aster) Panglima TNI Mayjen TNI Wiyarto saat meninjau program  cetak sawah di Desa Noibangat, Kupang, NTT, Minggu (1/5) lalu didampingi Kapuspen TNI Mayjen TNI Tatang Sulaiman.

“Saat ini Tentara Nasional Indonesia (TNI) bukan saja menjaga pertahanan kedaulatan Republik Indonesia tapi  ikut terlibat membantu pemerintahan sipil dalam melayani kebutuhan rakyat. Makanya kita dampingi supaya Bulog yang beli dengan harga standart pemerintah. Kalau Bulog tidak mau beli dengan harga pemerintah kita laporkan,” tegasnya.

Ia menjelaskan, Presiden Joko Widodo sudah memerintahkan agar dalam tiga tahun harus sudah swasembada pangan. Untuk itu, peran strategis TNI saat ini adalah terlibat membantu sektor pertanian dengan mencetak sawah-sawah baru untuk memenuhi kebutuhan ketahanan pangan.

“Ada orang yang mengambil keuntungan dengan impor beras. Banyak orang melihat sepele, kenapa tentara mengurusi beras dan cetak sawah. Karena ini sangat strategis, sebelumnya selalu gagal. Sekarang TNI dipercaya untuk mensukseskan swasembada beras dengan pendampingan,” demikian disampaikan Asisten Teritorial (Aster) Panglima TNI Mayjen TNI Wiyarto didampingi Kapuspen TNI Mayjen TNI Tatang Sulaiman saat meninjau program  cetak sawah di Desa Noibangat, Kupang, NTT, Minggu (1/5) lalu.

Lebih lanjut Mayjen TNI Wiyarto menjelaskan beberapa program Kementerian Pertanian ketika diserahkan lewat Pemda gagal. Kemudian banyak yang akhirnya masuk penjara gara-gara cetak sawah ini.

“Sekarang Kementerian Pertanian di dalam cetak sawah diserahkan kepada TNI. Jadi ini termasuk daerah yang gampang pengerjaannya, ada daerah-daerah yang masih sulit mengerjakan cetak sawah ini,” ungkapnya.

Untuk di Kupang menurutnya, sawah-sawahnya tadah hujan sehinggam seharusnya tidak usah terlalu luas dulu cukup 2.000 hektar disertai dengan pompa air. Lahannya cukup luas dibangun tapi ada problem air, karena sawahnya tadah hujan bukan irigasi.

Mayjen TNI Wiyarto juga mengatakan bahwa, kelompok tani harusnya dapat bibit unggul dari pemerintah tapi tidak sampai, harusnya pupuk itu disubsidi, tapi pupuk itu tidak sampai. Setelah panen hasil pertanian dibeli dengan harga murah oleh tengkulak.

“Makanya kita dampingi supaya bulog yang beli dengan harga standart pemerintah. Kalau Bulog tidak mau beli dengan harga pemerintah kita laporkan,” tegasnya.

Ia menegaskan bahwa TNI akan mendampingi petani diseluruh Indonesia dari awal produksi, memastikan fasilitas pemerintah, sampai penjualan ke Bulog. Karena Presiden sudah memerintahkan agar dalam tiga tahun harus sudah swasembada pangan.

“Sekarang baru dua tahun sudah swasembada dan satu tahun sudah surplus. Total cetak sawah di NTT sejumlah 3.500 hektar. Disini, 1 hektar dapat 6 ton sudah bagus,” kata Aster Panglima TNI.

Aster Panglima TNI berharap, setelah terbangun sistem yang baik dan menguntungkan, petani mau kembali ke sawah.  Sudah waktunya menurutnya anak mudanya kembali ke desa dan bertani. Pemuda desa meninggalkan pertanian karena tidak memberikan keuntungan sehingga memilih jadi buruh di kota.

“Sekarang petani semakin semangat karena hasilnya dua kali lipat, seperti di lombok yang awalnya tidak tertarik dengan pertanian. Saat ini anak mudanya sudah mulai tertarik, karena hasilnya sudah dapat dihitung,” jelasnya (Anitra S)

 

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru