Sabtu, 5 Juli 2025

Nah! Panglima TNI: TNI Membutuhkan Inovator Persenjataan

SURAKARTA- Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengatakan TNI memerlukan inovasi-inovasi dibidang kemiliteran, sehingga dapat membantu tugas pokok TNI dalam menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari segala ancaman. Hal tersebut disampaikan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo ketika menjadi pembicara kunci didepan 168 orang peneliti pada acara Workshop Konsorsium Riset Hankam di Ruang Senat Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Kamis (11/8).

Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dalam kesempatan tersebut juga menyampaikan bahwa, TNI saat ini memerlukan kapal selam karena sebagai negara kepulauan. Selain itu juga memerlukan kapal-kapal dengan daya rusaknya lebih besar dengan kecepatannya lebih tinggi serta penggunaan alat komunikasi dengan teknologi satelit.

“Ini tantangan bagi para peneliti, inovasi-inovasi seperti inilah yang diperlukan saat ini,” tegas Panglima TNI.

Dalam menghadapi tantangan dan ancaman bangsa Indonesia kedepan, Panglima TNI mengatakan bahwa TNI tidak akan mampu melaksanakan tugas pokoknya sendirian tanpa bekerjasama dengan semua komponen bangsa.

“Kita harus bersatu untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat dengan memanfaatkan modal geografi untuk menjadi negara agraris, negara maritim dan negara industri,” tegas Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.

Sebagai contoh dengan adanya kapal-kapal kecil milik rakyat dan nelayan, bila dibutuhkan bisa dipersenjatai dengan senjata roket yang portable dan praktis dengan jarak tembak pendek sampai dengan sedang, dimana kapal nelayan bersama personel TNI yang dipersenjatai tersebut dapat memanfaatkan unsur geografi laut Indonesia dengan menjadikan pulau-pulau kecil sebagai tempat persembunyian dan perlindungan.

“Nelayan ini juga akan didampingi oleh angkatan laut. Disinilah yang dibutuhkan tenaga para teknorat untuk bisa menciptakan senjata misil portable. Yang jarak tembak senjata misil tersebut mencapai 15 km, apabila dalam emergency nanti kapal-kapal tersebut akan didampingi kapal Angkatan Laut dengan senjata misil portable 2 orang,” jelasnya.

Selain Panglima TNI sebagai pembicara kunci, turut memberikan paparan sebagai pembicara utama antara lain Dirjen Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan (Pothan) Dr. Ir. Timbul Siahaan, Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan (Risbang) Dr. Muhammad Dimyati dan Dirjen Penguatan Inovasi Dikti Dr. Jumain Appe.

Setelah pelaksanaan workshop panglima TNI meninjau pameran TNI–UNS Technomilitary Festival yang diikuti  TNI AD 11 satuan, TNI AL 5 Satuan, TNI AU 5 satuan. Pada Pameran yang akan berlangsung selama 3 hari, 10 hingga 12 Agustus 2016, pihak TNI, maupun UNS sepakat, masyarakat dapat menikmati kendaraan tempur, seperti Tank AMX-13, Modernization dengan berat 17,8 ton, Tank Marder IA3  berat 33,5 ton, kendaraan Peluncur Roket yang memiliki berat 28 ton, Meriam 155M, Caesar 155/52, Tank Leopard 2A4 dengan berat 55,15 ton dan sebagainya.

Mahasiswa Agen Perubahan

Sebelumnya, dalam Kuliah Umum di Auditorium Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Kamis (11/8) Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo juga menegaskan utamakan berkarya demi NKRI dan motornya adalah para mahasiswa.

“Semua mahasiswa adalah agen perubahan, sejarah membuktikan itu, pemuda selalu didepan dan berperan penting dalam sejarah Indonesia. Cintailah bangsamu dan jangan jelek-jelekan pemerintahmu,” tegasnya dihadapan 1.500 perwakilan mahasiswa dari seluruh Indonesia

Lebih lanjut Panglima TNI mengatakan bahwa, TNI tidak akan mampu melaksanakan tugas pokoknya tanpa bantuan seluruh komponen rakyat.

“Kekuatan TNI yang sejati adalah apabila bersama-sama dengan para pemuda dan mahasiswa bersama-sama menjaga keutuhan NKRI,” tegasnya.

Menurut Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, dalam meraih mimpinya mahasiswa harus optimis suatu saat mimpi itu akan tercapai dan harus tetap melakukan tindakan untuk meraih mimpi-mimpi itu melalui belajar dan juga harus fleksibel terhadap hambatan-hambatan yang ada.

“Terus fokus terhadap mimpimu, dan mimpimu itu besar sehingga kamu tidak bisa melakukannya sendiri dan kamu harus mempunyai great netwoork,” katanya.

Dalam kesempatan tersebut, Panglima TNI juga mengingatkan bahwa orang yang sial adalah orang tidak punya peluang dan tidak bisa memanfaatkan peluang. Orang yang bodoh adalah orang yang punya peluang tapi tidak bisa memanfaatkan peluang. Orang yang baik adalah orang yang bisa mendapatkan peluang dan bisa memanfaatkan peluang, orang yang hebat adalah orang yang menciptakan peluang dan bisa memanfatkan peluang.

“Saya minta anda menjadi orang yang luar biasa. Karena orang yang luar biasa adalah orang yang mendapat musibah tetapi bisa membuat musibah itu menjadi peluang. Mulai sekarang kalian harus rebut peluang untuk mengejar cita-citamu karena kalian sudah berada pada tracknya,” ujar Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.

Mengakhiri Kuliah Umumnya, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menyampaikan kekhawatirannya tentang ancaman yang sedang dan akan dihadapi Bangsa Indonesia berupa Proxy War.

“Disinilah peran mahasiswa yang tak lain adalah pahlawan bangsa dimana mahasiswa adalah pelajar dengan derajat paling tinggi dan mahasiswa adalah agen perubahan untuk mengalahkan Proxy War,” pungkasnya.

Sementara itu, Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi, Prof. Intan Ahmad mengatakan antara lain, mahasiswa yang hadir disini terdiri dari mahasiswa bantuan biaya pendidikan yang hanya ditujukan untuk calon mahasiswa tidak mampu (Bidikmisi), Afirmasi Pendidikan (Adik) Papua dan Daerah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar), serta Sarjana Mendidik Tertinggal Terdepan dan Terluar (SM3T) dan Pendidikan Profesi Guru (PPG). Kegiatan ini merupakan rangkaian pelaksanaan Hari Teknologi Nasional (Harteknas) ke-21 yang dipusatkan di Kota Solo sejak tanggal 7-13 Agustus 2016.

Turut hadir pada Kuliah Umum tersebut adalah Asrenum Panglima TNI Laksda TNI Siwi Sukma Adji, Asops Panglima TNI Mayjen  TNI Agung Risdhianto, Aster Panglima TNI Mayjen TNI Wiyarto, Askomlek Panglima TNI Marsda TNI Bonar Hutagaol, Kapuspen TNI Mayjen TNI Tatang Sulaiman, Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Jaswandi, Rektor UNS Prof. DR. Ravik Karsidi, para Dekan UNS, Guru Besar UNS dan Civitas Akademia Universitas Sebelas Maret. (Kolonel Czi Berlin G.)

 

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru