JAKARTA- Kunci Indonesia menjadi negara super power baru adalah pendidikan. Disamping memberikan makan siang dan susu gratis untuk semua siswa PAUD-SMU dan semua santri, negara harus menggaji semua guru tanpa terkecuali. Hal ini ditegaskan oleh Muhammad Ilyas, calon anggota DPR-RI No 2 dari Partai Gelora kepada Bergelora.com di Jakarta, Senin (5/2).
“Sebagai seorang guru di Madrasah Aliyah swasta di Secang, Magelang, saya merasakan, betapa para guru non ASN di madrasah swasta digaji jauh dari UMR. Hanya seperempatnya saja,” ujarnya.
Ia mengingatkan guru yang tercukupi kebutuhan hidupnya akan bisa diajak berpikir inovatif, kreatif, imajinatif, untuk memajukan pendidikan bangsa kita.
“Terkadang saya menangis haru, mendengar harapan para guru swasta tersebut. Guru PAUD banyak yang digaji dibawah Rp 500ribu/bulan. Guru-guru madrasah swasta juga digaji tidak jauh dari angka itu,” katanya.
Moh. Ilyas ikut mendirikan Partai Gelora bersama Anis Matta, Fahri Hamzah dan Mahfudz Sidik berpisah dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
“Sebagai guru yang sadar politik, saya turut serta mendirikan Partai Gelora bersama teman-teman saya para kader inti PKS yang sudah tidak cocok dengan kebijakan internal PKS waktu itu,” ujarnya.
Saat ini Ilyas menjelaskan Partai Gelora memandang, pasangan Capres dan Cawapres No 2 Prabowo-Gibran pasti membawa maslahat yang besar untuk para guru dan asatidz pesantren di indonesia.
“Melalui pemilu 2024 ini, saya berjuang untuk menjadi anggota DPR RI Dapil VI Jateng yang meliputi Kabupan Temanggung, Kabupaten Magelang, Kota Magelang, Kabupaten Wonosobo dan Kota Purworejo,” jelasnya.
Negara.menurutnya harus memuliakan guru, memberikan apresiasi yang layak. Semua Guru harus digaji oleh negara langsung ke rekening masing-masing tanpa jalur birokrasi yang rumit.
“Saya bertekad untuk memperjuangkan gaji guru swasta Non ASN agar mereka digaji oleh negara tanpa syarat yang merepotkan para guru,” tegasnya. (Sp)
.