Kamis, 3 Juli 2025

GAGAL HANCURKAN ISRAEL..! Netanyahu Ketok Palu Soal Rencana Serangan Balasan, Iran Siap Membabi Buta

JAKARTA — Israel dilaporkan telah menetapkan rencana balas dendam terhadap Iran dan proksinya usai kabinet perang menggelar rapat darurat kelima kali sejak serangan Teheran berlangsung pada akhir pekan lalu.

Sejumlah sumber pemerintahan menyebut Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah memutuskan langkah menanggapi serangan Iran, namun belum menentukan waktunya.

Sumber-sumber tersebut juga menuturkan keputusan masih bisa berubah karena rentang waktu melancarkan serangan balasan ke Iran masih bervariasi.

Selain itu, faktor persiapan yang rumit juga menambah besar peluang rencana masih bisa berubah.

Kepala Staf Militer Israel (Israel Defence Force/IDF), Letjen. Herzi Halevi, mengisyaratkan bahwa waktu serangan balasan tidak akan tergesa-gesa. Hal itu diucapkannya saat berkunjung ke pangkalan pertahanan udara Arrow dari Batalyon 136 pada Selasa (16/4).

Sejumlah sumber Israel menuturkan perkembangan keputusan ini menunjukkan keseriusan dan tekad pemerintah melakukan serangan balasan, meskipun semua indikasi menunjukkan bahwa Tel Aviv masih berupaya mencegah eskalasi perang meluas di Timur Tengah.

Dikutip Jerusalem Post, beberapa analis juga menilai pernyataan Halevi dan pejabat Israel lain yang terkesan belum memiliki keputusan konkret sebagai upaya mengelabui Iran dan proksinya supaya menurunkan kewaspadaan mereka.

Para analis pun percaya bahwa isyarat dari para pejabat Israel in menunjukkan bahwa serangan besar ke Iran tidak akan terjadi dalam beberapa hari mendatang, bahkan bisa ditunda lebih lama.

Sejauh ini, sejumlah pihak berspekulasi soal opsi serangan balasan Israel ke Iran yang terdiri dari serangan langsung seperti menyerang fasilitas nuklir Iran hingga fasilitas drone atau rudal balistik; membunuh individu tertentu atau menghukum pejabat militer Iran di luar negeri; atau gabungan dari beberapa opsi itu sekaligus serangan siber yang masif.

Beberapa sinyal menunjukkan bahwa Angkatan Udara Israel akan terlibat dalam target yang sangat signifikan.

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menjamin Iran akan gagal telak dalam menghalangi rencana negaranya.

“Iran gagal dalam serangan mereka, dan mereka akan gagal menghalangi Israel. Langit Timur Tengah terbuka lebar bagi angkatan udara [Israel]. Setiap musuh yang datang akan diserang dimanapun mereka berada.”

Sementara itu, Presiden Iran Ebrahim Raisi mengancam akan menyerang Israel secara membabi buta jika berani membalas gempuran Teheran pada Sabtu (13/4) lalu.

“Kami dengan tegas menyatakan bahwa tindakan sekecil apapun yang bertentangan dengan kepentingan Iran pasti akan direspons dengan parah, luas, dan menyakitkan,” kata Raisi saat berbincang lewat telepon dengan Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, Senin (15/4) malam.

Raisi menegaskan kembali pernyataannya bahwa serangan Iran pada akhir pekan lalu merupakan pembelaan diri atas serbuan Israel terhadap gedung kedutaan besar Teheran di Damaskus, Suriah, 1 April lalu. Serangan di kedubes menewaskan dua jenderal Garda Revolusi Iran.

Iran pun meluncurkan lebih dari 300 proyektil terhadap Israel dari berbagai perbatasan negara proksinya pada Sabtu untuk membalas serangan Israel.

Serangan Gagal

Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, ratusan rudal balistik dan drone yang memikul bom, yang diluncurkan Iran pada malam hari itu ternyata gagal mencapai sasarannya.

Tentu ini membuat petinggi Iran kecewa berat, mengingat serangan ini adalah buntut serangan Israel terhadap kedutaan besar (Kedubes) atau Konsulat Iran di Damaskus, Suriah, 1 April 2024.

Para pejabat militer Israel dan Amerika Serikat (AS) mengemukakan kegagalan serangan itu, Minggu (14/4/2024) atau Senin (15/4/2024) pagi WIB.

Seperti diketahui, Israel memiliki kekuatan perang yang luar biasa. Tentara Israel mampu bertempur di berbagai medan perang; darat, laut dan Udara.

Tentara Israel yang biasa disebut IDF (The Israel Defence Forces) ini makin top, dengan dukungan peralatan canggih.

Untuk sistem pertahanan udara, IDF memiliki beberapa lapis. Maka, sebagian besar dari 300 lebih rudal balistik dan drone Iran itu, yang terbang selama lima jam tersebut, dicegat sebelum mencapai Israel. Jarak kedua negara itu sekitar 1.770 kilometer.

Militer Israel mengatakan, “99 persen” proyektil yang ditembakkan Iran dicegat Israel dan mitra-mitranya, dan hanya “sejumlah kecil” rudal balistik yang mencapai Israel.

Menurut pihak militer Israel dan AS, secara total, sekitar 170 drone, lebih dari 30 rudal jelajah dan lebih dari 120 rudal balistik diluncurkan ke Israel oleh Iran, Sabtu malam itu.

Bantuan AS, Inggris, dan Prancis

Menurut sejumlah pejabat AS, lebih dari 70 drone dan tiga rudal balistik dicegat kapal Angkatan Laut dan pesawat militer AS. Namun, mereka tidak memberi rincian sistem pertahanan apa yang digunakan untuk menjatuhkan drone dan rudal-rudal tersebut.

Sejumlah pejabat mengatakan, Oren Liebermann di Pentagon bahwa Angkatan Laut AS menembak jatuh setidaknya tiga rudal balistik dengan menggunakan sistem pertahanan rudal Aegis dari dua kapal perusak berpeluru kendali di Laut Tengah bagian timur. Sejumlah pesawat tempur AS juga menembak jatuh rudal-rudal Iran, lapor Liebermann dari CNN.

Namun, tidak diketahui dari mana jet-jet tempur AS tersebut beroperasi. Ada sejumlah kapal induk Angkatan Laut AS dan pesawat yang berbasis di darat yang markasnya berada di sekitar wilayah tersebut.

Presiden AS Joe Biden, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa AS siap membantu dalam membela Israel dari serangan Iran.

“Untuk mendukung pertahanan Israel, militer AS memindahkan pesawat dan kapal perusak yang dilengkapi rudal balistik ke wilayah tersebut seminggu terakhir,” kata Biden dalam sebuah pernyataan.

“Berkat pengerahan ini dan keterampilan luar biasa anggota militer kami, kami membantu Israel menghancurkan hampir semua drone dan rudal yang masuk,” kata Biden.

Inggris mengatakan, pihaknya juga siap melakukan intervensi dengan menggunakan pesawat Royal Air Force (RAF) yang dimilikinya di Timur Tengah.

“Jet-jet Inggris ini akan mencegat setiap serangan udara dalam jangkauan misi kami yang ada, sesuai kebutuhan,” kata pernyataan Kementerian Pertahanan Inggris.

Juru bicara militer Israel juga mengatakan, Prancis terlibat dalam memblokir serangan Iran.

“Kami bekerja sama dengan AS, Inggris, dan Prancis yang bertindak malam ini. Kemitraan ini selalu erat, namun malam ini hal itu terwujud dengan cara yang tidak biasa,” kata juru bicara tersebut.

Pertahanan Udara Berlapis Israel

Israel sendiri mengoperasikan berbagai sistem pertahanan untuk memblokir serangan apa pun, mulai dari rudal balistik dengan lintasan di atas atmosfer hingga rudal jelajah dan roket yang terbang rendah.

Sistem pertahanan udara Iron Dome (Kubah Besi) Israel sudah sering menjadi berita utama sejak negara itu memulai serangan militernya di Gaza, sebagai tanggapan terhadap serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang memicu peperangan saat ini di wilayah tersebut.

Menurut Organisasi Pertahanan Rudal Israel (Israel’s Missile Defense Organization/IMDO), Iron Dome merupakan lapisan dasar pertahanan rudal Israel.

Setidaknya ada 10 baterai Iron Dome di Israel, masing-masing dilengkapi radar yang mendeteksi roket dan menggunakan sistem komando dan kontrol yang dengan cepat menghitung apakah proyektil yang masuk akan menimbulkan ancaman atau kemungkinan besar akan mengenai wilayah yang tidak berpenghuni.

Jika roket tersebut menimbulkan ancaman, Iron Dome akan menembakkan rudal dari darat untuk menghancurkannya di udara.

Menurut IMDO, anak tangga pertahanan rudal berikutnya adalah David’s Sling, yang melindungi negara itu dari ancaman rudal jarak pendek dan menengah.

David’s Sling, sebuah proyek gabungan dari Rafael Advanced Defense System Israel dan raksasa pertahanan AS, Raytheon, menggunakan pencegat kinetik hit to kill Stunner dan SkyCeptor untuk menghancurkan target hingga sejauh 300 km.

Di atas David’s Sling ada sistem Arrow 2 dan Arrow 3, yang dikembangkan bersama AS. Arrow 2 menggunakan hulu ledak fragmentasi untuk menghancurkan rudal balistik yang masuk dalam fase terminal (saat rudal menukik menuju target) di lapisan atas atmosfer. Arrow 2 memiliki jangkauan 90 km dan ketinggian maksimum 51 km. Arrow 2 itu merupakan peningkatan dari pertahanan rudal Patriot AS yang pernah digunakan Israel.

Sementara itu, Arrow 3 menggunakan teknologi hit-to-kill untuk mencegat rudal balistik di luar angkasa, sebelum memasuki kembali atmosfer dalam perjalanan menuju sasaran.

Israel juga memiliki pesawat tempur canggih, termasuk jet siluman F-35I yang telah digunakan untuk menembak jatuh drone dan rudal jelajah sebelumnya.

Rudal-rudal balistik Iran yang mencapai Israel jatuh di Pangkalan Udara Netavim di Israel selatan.

Juru bicara militer Israel mengatakan, rudal-rudal itu hanya menyebabkan kerusakan struktural ringan. Pangkalan itu tetap berfungsi dan masih dioperasikan setelah serangan Iran tersebut. Pesawat-pesawat Israel masih tetap menggunakan pangkalan itu.

Foto-foto yang dirilis Angkatan Udara Israel pada Minggu pagi menunjukkan sejumlah jet tempur F-35 dan F-15 kembali ke pangkalan-pangkalannya di Israel setelah menjalani apa yang disebut sebagai “intersepsi” dan “misi pertahanan udara” yang berhasil.

Menurut militer Israel, beberapa rudal yang diluncurkan Iran ke Israel itu ditembakkan dari Irak dan Yaman. (Web Warouw)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru