Jumat, 4 Juli 2025

Wiranto: Aksi 2 Desember Pontensial Ditunggangi Teroris

JAKARTA- Menko Polhukam, Wiranto mewanti-wanti unjuk rasa 2 Desember di lapangan Monas masih potensial ditunggangi kelompok-kelompok teroris. Pihak intelejen menurutnya sudah mendapatkan data dan bukti target-target pengeboman yang akan dilakukan oleh kelompok teroris. Hal ini disampaikannya di media elektronik dan disiarkan keseluruh Indonesia dan dikutip Bergelora.com, Senin (28/11)

“Untuk itu aksi damai perlu kerjasama yang erat dengan aparat keamanan agar, aparat bisa masuk ke dalam aksi dan menjaga ketertiban aksi agar jangan ditunggangi kelompok teroris. Ini demi kebaikan semua pihak,” ujarnya.

Wiranto juga menegaskan agar panitia aksi harus menjamin aksi tersebut bersih dari kepentingan politik dan kepentingan teroris yang punya tujuan berbeda dengan kepentingan umat yang ikut aksi.

“Aksi damai jangan sampai disusupi kelompok teroris. Karena setiap saat kepala BNPT melaporkan orang-orang yang pulang dari luar negeri dari berbagai macam kelompol teroris termasuk dari ISIS. Mereka sudah dipantau hadir ditengah aksi belakangan ini,” tegasnya.

Sebelumnya, Gerakan Nasional Pengawal Fatwa – MUI memastikan tetap akan menggelar unjuk rasa bertajuk Aksi Bela Islam III yang akan diselenggarakan pada Jumat 2 Desember. Namun lokasi unjuk rasa yang semula direncakan di sepanjang jalan Sudirman – Thamrin akan dialihkan ke lapangan Monas.

Keputusan ihwal lokasi unjuk rasa itu setelah tercapainya kesepakatan antara GNPF-MUI dengan Kepolisian Republik Indonesia. Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyebutkan, setelah beberapa kali diolog, kedua belah pihak sepakat untuk tidak berunjuk rasa di Bundaran HI hingga jalan Sudirman-Thamrin.

“Kami sepakat Aksi Bela Islam akan dilakukan di Masjid Istiqlal dan lapangan Monas, mulai pukul 08.00-13.00 WIB,” kata Tito dalam konferensi pers, Senin, 28 November 2016. Hal ini, lanjut Tito, dilakukan demi menjaga ketertiban umum dan hak masyarakat umum.

Menurut Tito, aksi bentuk kegiatan suci berupa zikir dan doa bersama tersebut akan diawasi oleh polisi, dengan bantuan personel TNI, Satpol PP, dan sejumlah bantuan keamanan dari organisasi masyarakat. Kepolisian  sudah berkoordinasi dengan pemerintah daerah DKI Jakarta, dan pihak terkait lainnya mengenai teknis pelaksanaan aksi. Polisi akan membantu segala kelengkapan.

“Keselamatan warga datang itu yang utama. Kami  akan bantu akomodir panggung, parkir, tempat wudhu, toilet, jalur arus masuk keluar, dan speaker,” ujar Tito.

Kepolisian  akan mengakomodir sejumlah logistik yang diperlukan untuk aksi, seperti air bersih, toilet umum, tempat wudhu, panggung hingga pengeras suara.

“Kami juga siapkan barak dengan kapasitas hingga 700 orang untuk menampung para peserta yang ingin beristirahat,” kata Tito. (Web Warouw)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru