JAKARTA – Pemimpin redaksi surat kabar Keihan di Iran Hossein Shariatmadari menuduh Direktur Jenderal IAEA (International Atomic Energy Agency) Rafael Grossi bekerja untuk Mossad Israel dan meminta pihak berwenang untuk menolaknya masuk ke negara itu.
Selain itu, dia menuntut agar Grossi diekskusi karena merupakan agen Mossad.
“Berbagai dokumen telah muncul yang mengungkap hubungan rahasia Anda dengan Mossad,” tulis Hossein Shariatmadari, dengan mengatakan kerja sama Grossi dengan intelijen Israel telah terungkap.
Shariatmadari menuntut Iran untuk mengajukan pengaduan pidana internasional terhadap Grossi.
“Hukuman paling ringan bagi agen rezim Zionis yang teridentifikasi ini adalah, pertama, menolaknya masuk ke Iran, dan kedua, mengadilinya secara internasional karena memata-matai Mossad,” katanya.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mengecam laporan seruan di Iran untuk mengeksekusi Rafael Grossi, kepala Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA). Komentar Rubio muncul setelah surat kabar Iran Kayhan dilaporkan menuduh Grossi memata-matai Israel dan menyarankan bahwa, jika ia memasuki negara itu, ia harus diadili dan dieksekusi.
“Seruan di Iran untuk penangkapan dan eksekusi Direktur Jenderal IAEA Grossi tidak dapat diterima dan harus dikecam,” tulis Rubio di X pada hari Sabtu.
“Kami mendukung upaya verifikasi dan pemantauan penting IAEA di Iran dan memuji Direktur Jenderal dan IAEA atas dedikasi dan profesionalisme mereka. Kami menyerukan Iran untuk memastikan keselamatan dan keamanan personel IAEA,” tambahnya.
Sementara itu, Argentina telah mengutuk apa yang dikatakannya sebagai ancaman terhadap kepala pengawas nuklir PBB Rafael Grossi setelah Iran menolak permintaannya untuk mengunjungi fasilitas nuklir yang dibom oleh Israel dan Amerika Serikat.
Kementerian luar negeri Argentina menyatakan dukungannya terhadap Grossi, dengan mengatakan bahwa mereka “mengutuk keras ancaman terhadapnya yang datang dari Iran.”
Kementerian tersebut juga mendesak otoritas Iran untuk menjamin keselamatan kepala IAEA dan timnya, dan “menahan diri dari tindakan apa pun yang dapat membahayakan mereka,” menurut sebuah pernyataan di platform media sosial X.
Tidak disebutkan secara rinci ancaman apa yang diterima Grossi.
Dalam sebuah wawancara dengan CBS News yang ditayangkan pada hari Sabtu, Grossi mengatakan Iran kemungkinan akan dapat mulai memproduksi uranium yang diperkaya “dalam hitungan bulan,” meskipun ada kerusakan pada beberapa fasilitas nuklir akibat serangan baru-baru ini.
Awal minggu ini, parlemen Iran memilih untuk menangguhkan kerja sama dengan pengawas PBB.
Setelah pemungutan suara tersebut, Menteri Luar Negeri Abbas Araghchi mengumumkan bahwa Grossi akan dilarang memasuki negara tersebut.
Berbicara kepada RT pada hari Sabtu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Esmail Baghaei mengatakan masyarakat Iran marah pada IAEA karena gagal mengutuk keras serangan Israel dan AS baru-baru ini terhadap fasilitas nuklir Iran.
Israel mengklaim serangan itu diperlukan untuk mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir.
Baghaei menegaskan kembali bahwa program nuklir Iran tetap damai, seraya menambahkan bahwa tidak ada pengayaan uranium tingkat senjata. (Web Warouw)