JAKARTA – Bencana banjir bandang yang melanda Nagari Malalak Timur, Kecamatan Malalak, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Rabu (26/11/2025) sore, menyebabkan dua warga dilaporkan hilang dan puluhan lainnya mengungsi. Namun, upaya penanganan terkendala oleh sulitnya akses komunikasi di lokasi kejadian.
Kepala Pelaksana BPBD Agam, Rahmat Lasmono, mengatakan pihaknya masih berupaya mengidentifikasi dua warga yang terseret arus banjir bandang tersebut.
“Dua warga dilaporkan hilang terbawa banjir bandang yang terjadi Rabu sore dan identitas belum kami peroleh,” ujarnya di Lubuk Basung, Rabu, dikutip dari Antara.
Ia menjelaskan, sekitar 50 warga terpaksa mengungsi ke Pasar Cimpago dan sebuah masjid yang berada tidak jauh dari lokasi.
Sementara itu, data kerusakan rumah dan fasilitas umum belum dapat dihimpun secara lengkap. “Akses komunikasi cukup sulit di lokasi banjir bandang dan data yang kami peroleh masih sementara,” katanya.
Sebagai langkah tanggap darurat, BPBD Agam menyiapkan tenda pengungsian bagi warga terdampak akibat meluapnya Sungai Batang Manggoe.
Tenda tersebut direncanakan didirikan di halaman Kantor Camat Malalak.
“Sesampai di lokasi, tenda langsung kami bangun sembari evakuasi warga yang lainnya,” ujarnya.
Hingga malam hari, petugas gabungan terus melakukan pencarian terhadap dua korban hilang serta melakukan pendataan terhadap jumlah warga terdampak, kerusakan rumah, fasilitas umum, dan lahan pertanian.

Pemukiman Warga di Malalak Agam Disapu Banjir Bandang
Kepada Bergelora.com si Jakarta dialporkan, Kecamatan Malalak, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, dihantam banjir bandang, Rabu (26/11/2025) sore.
Material lumpur bercampur kayu dan bebatuan dilaporkan menerjang permukiman warga.
Juru Bicara BPBD Sumbar Ilham Wahab membenarkan kejadian tersebut.
“Kita sudah dapat laporan tadi sore adanya banjir bandang yang melanda pemukiman warga di Malalak, Agam,” kata Ilham Rabu (26/11/2025).
Ilham mengatakan pihaknya sudah menurunkan tim ke lokasi untuk memberikan bantuan. Namun hingga malam ini data dampak bencana belum dapat dipastikan.
“Sinyal tidak ada. Jadi kita belum mendapatkan data pasti akibat bencana itu. Tim masih di lapangan,” ujar Ilham.
Ia menambahkan Agam merupakan satu dari tiga belas kabupaten dan kota yang dilanda banjir dan longsor sejak Minggu (23/11/2025).
Wilayah lain yang terdampak adalah Padang, Padang Pariaman, Kota Solok, Pasaman Barat, Kota Pariaman, Bukittinggi, Padang Panjang, Tanah Datar, Pesisir Selatan, Kabupaten Solok, Pasaman dan Limapuluh Kota.
Agam telah menetapkan status tanggap darurat bencana sejak Selasa (25/11/2025) untuk masa 14 hari ke depan. (Web Warouw)

