Selasa, 2 Desember 2025

ADA KESENJANGAN DALAM DUNIA PENDIDIKAN..! Prabowo Pernah Dukung Kepsek Berhentikan Anak Jenderal Gara-gara Tak Sopan ke Guru

JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto mengaku pernah mendapat laporan ada siswa di sekolah di bawah Kementerian Pertahanan yang berperilaku tidak sopan kepada gurunya. Bahkan, siswa itu disebut sebagai anak seorang jenderal.

Prabowo menceritakan ini di hadapan para guru dalam Hari Guru Nasional 2026 di Indonesia Arena, Kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, Jumat (28/11/2025).

“Ada waktu saya Menhan, ada sekolah yang di bawah Kemenhan, ada dapat laporan murid-murid yang apa itu jawab enggak sopan ke gurunya. Ada yang banting pintu, langsung kepala sekolah memberhentikan anak itu,” kata Prabowo, Jumat.

Setelah memberhentikannya, pihak sekolah mendapatkan informasi bila siswa yang bersangkutan merupakan anak seorang jenderal.

Namun, Prabowo meminta kepala sekolah tak ragu mengambil tindakan pemberhentian itu.

“Tahu-tahu kepala sekolahnya agak grogi karena yang diberhentikan itu anak Jenderal. Kepala sekolahnya telepon saya, saya bilang ‘Nggak usah ragu-ragu, mana jenderal itu suruh menghadap saya’,” ungkapnya.

Bahkan, jika sang jenderal komplain atas keputusannya, Prabowo meminta agar jenderal tersebut menemuinya.

“Aku tunggu-tunggu nggak datang-datang juga itu jenderal,” seloroh Prabowo.

Prabowo lalu mengingatkan agar anak-anak “orang besar” seharusnya lebih bersikap sopan dan lebih tertib kepada guru.

“Kalau bapaknya orang besar, anaknya harus lebih sopan, lebih baik, jangan kurang ajar. Kalau bapaknya tokoh, bapaknya jenderal, bapaknya pemimpin, anaknya harus lebih sopan, lebih baik, lebih tertib,” tandas Prabowo.

Adab Murid hingga Kesenjangan Dunia Pendidikan

Kepada Bergelora.com di Jakarta Sabtu (29/11) dilaporkan, Presiden Prabowo Subianto menyoroti sejumlah hal dalam puncak acara Hari Guru Nasional 2025.

Lima anak yang berasal dari Desa Bantarpanjang, Kecamatan Lengkong, Kabupaten Sukabumi, Jabar bergelantungan para rangka jembatan yang sudah rusak untuk menyeberangi Sungai Cikaso menuju ke sekolahnya di Desa Neglasari dilaporkan Antara, 24 Juli 2024. (Ist)

Adapun masalah tersebut antara lain adab siswa yang mengarah kepada kurang ajar hingga masih ada kesenjangan pendidikan di berbagai daerah.

Jika di kota banyak siswa yang berangkat diantar menggunakan kendaraan, di desa banyak siswa yang harus basah-basahan menyebrangi sungai tanpa jembatan.

Kepala Negara menemukan fenomena di mana murid bukan hanya sekadar nakal, tetapi kurang ajar merasa dirinya jagoan. Ia pun membela guru-guru yang memilih mendisiplinkan murid yang diajarnya di sekolah.

Ia menyebut, jika guru berperilaku keras, jangan-jangan anak muridnya yang nakal dan perlu didisiplinkan. Hal ini dikatakan Prabowo di hadapan para guru saat peringatan Hari Guru Nasional 2026.

“Memang kalau guru-guru saya dulu enggak tegas, enggak keras sama saya, saya enggak bisa berdiri di sini. Jadi, Hai orang tua di mana-mana, kalau guru itu keras, jangan-jangan anakmu yang nakal,” ucap Prabowo.

Dia menyebut, siswa nakal ini juga ada di sekolah di bawah naungan Kementerian Pertahanan (Kemenhan).

Kesenjangan Pendidikan

Di sela-sela pidatonya, Prabowo memperlihatkan tayangan video anak-anak sekolah yang harus menyebrang sungai untuk bisa menuju ke sekolahnya. Ini menjadi salah satu kesenjangan pendidikan yang ia soroti dan perlu diperbaiki.

Puluhan pelajar SD dan SMP di Kampung Cegong, Pandeglang, menyeberangi sungai berlumpur tanpa jembatan demi bisa bersekolah. Jembatan gantung yang menjadi akses utama warga hanyut terbawa arus sejak Oktober 2024, memaksa anak-anak bertaruh nyawa setiap hari di tengah derasnya air dan risiko bencana. (Ist)

Dalam video tersebut, tampak seorang pelajar dari Nias yang mengatakan dirinya dan teman-temannya kerap tersiksa karena harus selalu menyebrangi sungai.

Bahkan, ada pula anak SD yang harus mendayung rakit supaya bisa sampai ke seberang sungai.

Prabowo kemudian meminta agar koruptor melihat video tersebut, di mana anak-anak selalu kebasahan, baik ketika berangkat sekolah, ataupun pulang ke rumah.

“Coba, itu anak-anak yang ke sekolah harus nyebrang sungai setiap hari. Tayangkan itu. Ini koruptor-koruptor lihat ini! Mereka ke sekolah basah, di sekolah mereka basah, pulang basah,” ujar Prabowo.

Bentuk Satgas Bangun Jembatan Prabowo menekankan, di era digital ini, video tersebut bisa langsung dikirimkan kepadanya. Maka dari itu, Prabowo langsung membentuk Satuan Tugas Khusus (Satgassus) Jembatan untuk menyelesaikan masalah infrastruktur itu.

Tujuannya, agar tidak ada lagi anak di daerah yang harus basah-basahan saat melintasi sungai ketika berangkat sekolah.

“Saudara-saudara, akibat itu, video-video yang dikirim ke saya, saya sudah bentuk Satgas Khusus Darurat Jembatan,” imbuh dia.

Setidaknya, ada 300.000 jembatan yang ditargetkan rampung pada tahun 2026. Ia menyebut, jembatan-jembatan itu akan tersebar di daerah-daerah pelosok.

“Kita butuh membangun 300.000 jembatan di seluruh pelosok-pelosok yang terpencil, 300.000 jembatan. Ada yang kecil, ada yang penyebrangan, ini sedang kita rancang,” tegasnya. (Web Warouw)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru