JAKARTA – Ketua Dewan Penasihat Kadin Indonesia, Hashim Djojohadikusumo, menegaskan sikap pemerintah Indonesia yang tidak akan melakukan phase-out atau penghentian total penggunaan energi fosil, termasuk batu bara.
Hashim yang merupakan Utusan Khusus Presiden Bidang Iklim dan Energi ini menyebutkan, banyak pihak internasional yang menekan Indonesia untuk menghentikan pemakaian bahan bakar fosil, namun pemerintah memilih pendekatan yang berbeda.
“Yang penting waktu itu ada ketegasan dari pemerintah kita, bahwa tidak ada phase-out dari fossil fuels kita. Pemakaian ekonomi Indonesia, terutama industri dan energi listrik Indonesia tetap akan memakai fossil fuels, yaitu batu bara, gas alam, dan lain-lain,” ujar Hashim dalam Rapimnas Kadin dikutip Bergelora.com di Jakarta, Rabu (3/12/2025).
Meski demikian, pemerintah disebut tetap berkomitmen mempercepat peningkatan porsi energi baru dan terbarukan pada pembangunan kapasitas listrik nasional.
Hashim menyebut 76 persen dari daya listrik yang akan dibangun dalam 15 tahun ke depan berasal dari energi baru dan terbarukan.
“Tidak ada phase-out, tidak ada nanti penghapusan, melainkan kita phase-down. Ini penting sekali, karena pemerintah kita ditekan-tekan, dan saya pun juga ditekan untuk komit kita phase-out fossil fuel. Ini kita tolak, kita tetap komit, tapi namanya phase-down,” kata Hashim.
Ia menambahkan, meski Indonesia masih memakai batu bara dan gas, arah transisi energi sudah jelas menuju peningkatan kapasitas energi terbarukan, termasuk energi nuklir.
Eksplorasi Uranium
Hashim menyebut pemerintah telah menetapkan rencana penggunaan 500 megawatt tenaga nuklir, yang dalam jangka panjang akan ditambah menjadi 6,5 gigawatt.
Hashim juga menyinggung peluang ekonomi bagi pelaku usaha pertambangan seiring berkembangnya rencana energi nuklir.
Ia menyebut kebutuhan uranium Indonesia akan meningkat, sehingga eksplorasi mineral tersebut menjadi peluang baru bagi dunia usaha.
“Ini adalah kesempatan bagi yang bergerak di dunia usaha, anggota Kadin yang bergerak di bidang pertambangan, kalau ada kesempatan untuk mendapat atau bisa menemukan tambang-tambang uranium, monggo, silakan dicari karena Indonesia perlu uranium,” kata Hashim.
Menurutnya, tren global ke depan membuat energi nuklir tak terhindarkan.
“Kita lihat di masa depan sudah mustahil, mustahil tenaga listrik tanpa tenaga nuklir,” tambahnya.
Hashim Djojohadikusumo, mendorong dunia usaha untuk turut masuk ke sektor eksplorasi uranium. Ia menilai kebutuhan energi ke depan membuat Indonesia harus mulai serius membangun fondasi pemanfaatan tenaga nuklir.
Menurut Hashim, peluang tersebut terbuka lebar bagi pelaku usaha pertambangan. Ia menegaskan bahwa Indonesia membutuhkan suplai uranium, tidak hanya untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri tetapi juga berpotensi menjadi komoditas ekspor.
“Ini kesempatan bagi dunia usaha, terutama anggota Kadin di bidang pertambangan. Kalau ada peluang menemukan tambang-tambang uranium, monggo. Indonesia perlu uranium dan bahkan bisa saja mengekspor ke negara lain,” ujar Hashim
Ia menegaskan, masa depan energi global tidak lagi bisa sepenuhnya bergantung pada energi fosil, sehingga keberadaan pembangkit listrik tenaga nuklir menjadi kebutuhan yang tak terhindarkan.
Adik Presiden Prabowo Subianto ini juga menepis tekanan internasional agar Indonesia menghapus penggunaan energi fosil.
Sekitar 76 persen kapasitas listrik baru dalam 15 tahun ke depan akan berasal dari energi bersih, termasuk di dalamnya pemanfaatan nuklir yang sudah menjadi bagian rencana nasional.
Hashim menyebut pemerintah telah menetapkan pembangunan PLTN berkapasitas awal 500 megawatt, yang kemudian akan ditingkatkan hingga 6,5 gigawatt.
Hashim menilai, agar rencana energi nuklir Indonesia berjalan optimal, ekosistem rantai pasok perlu dipersiapkan sejak dini, termasuk ketersediaan uranium yang menjadi bahan bakunya.
Dengan begitu, pelaku usaha pertambangan bisa menjadi bagian dari transisi energi Indonesia, sekaligus membuka peluang ekonomi baru yang selama ini belum digarap. (Web Warouw)

