SEMARANG – Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komjen Pol Budi Waseso mengajak para personel TNI dan Polri untuk bersinergi mewaspadai perang modern dengan narkotika sebagai senjata utama.
“Narkotika ini bukan sekedar peredaran dan penyalahgunaan, tapi ini merupakan suatu bentuk proxy war, perang modern. Sekarang perang tak menggunakan lagi senjata yang canggih tapi dengan narkotika,” kata Buwas, sapaan akrabnya, saat memberikan arahan kepada personel TNI, Polri, dan Kanwilkumham di Balai Diponegoro, Kodam IV/Diponegoro Semarang, Selasa (4/4).
Salah satu yang dicontohkan Buwas adalah Perang Candu I antara Inggris dan Tiongkok pada tahun 1839 – 1842, bagaimana narkotika digunakan untuk senjata.
“Dalam Perang Candu I, Inggris menang dan memaksa Tiongkok untuk menandatangani perjanjian yang isinya antara lain adalah penyerahan Hongkong untuk menjadi tanah jajahan Inggris. Strategi Inggris dalam mengalahkan Tiongkok adalah dengan cara membanjiri Tiongkok dengan candu atau opium, sehingga masyarakatnya lemah, tidak memiliki semangat berjuang, dan tidak peduli dengan nasib bangsanya,” terang Buwas.
Kepada Bergelora.com dilaporkan, Dalam hal pencegahannya, Buwas mengupayakan dengan mengembangkan sistem pertahanan dini (imunitas) masyarakat secara intensif melalui upaya promotif dan pengembangan kecakapan hidup sejak usia dini.
“Kembangkan sistem deteksi dini penyalahgunaan narkoba di lingkungan keluarga, pendidikan, kerja dan masyarakat, juga mengoptimalisasi peran serta instansi pemerintah, swasta, dan organisasi kemasyarakatan dalam kampanye masiv anti narkoba,” ujarnya.
Oleh karena itu, Buwas pun mengajak TNI dan Polri bersinergi untuk melawan jaringan narkotika di Indonesia.
“Samakan visi dan misi dengan aparat penegak hukum lainnya. Sehingga dalam setiap langkah pencegahan atau pemberantasan narkoba bisa saling bersinergi. Dengan demikian penanganan kasus narkotika di Indonesia bisa serentak dilakukan,” tegas Buwas. (Prijo Wasono)
