JAKARTA – Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran menegaskan, hilirisasi industri di Kalimantan Tengah harus dilakukan mulai saat ini. Agar bisa bernilai lebih baik, dan memberikan manfaat untuk masyarakat sekitarnya.
Oleh karena itu, pihaknya sudah menyurati kementerian terkait penghentian keluarnya bahan mentah bauksit dari provinsi setempat.
“Saya sudah menyurati kementerian terkait, bahwa bahan mentah bauksit per Januari 2022 tidak boleh keluar dari Kalimantan Tengah. Bahan mentah harus bisa diolah, minimal barang setengah jadi,” tegas Sugianto, Minggu (14/11).
Cadangan bauksit Indonesia saat ini diperkirakan berjumlah 2,96 miliar ton dan mencapai 92 tahun. Kalimantan Tengah merupakan salah satu kontributor utama bauksit.
“Melihat hal ini kita harus bijak. Tidak bisa kita eksplorasi membabi buta, tanpa memperhatikan dampak lingkungan dan nilai manfaat yang dirasakan masyarakat,” tegasnya.
Hilirisasi menjadi sangat penting karena akan berdampak pada perekonomian secara luas. Seperti penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan PAD yang dapat dirasakan melalui pembangunan berbagai sektor strategis.
Sugianto menjelaskan, gubernur yang merupakan Bapak bagi masyarakatnya, memiliki tanggung jawab besar, untuk memastikan masyarakatnya sejahtera.
Dalam beberapa kesempatan, ia seringkali menyampaikan, SDA di Kalimantan Tengah sangat melimpah. Sehingga sudah seharusnya dapat dirasakan seluruh masyarakat. Baik di sektor pendidikan, kesehatan dan pembangunan infrastruktur.
“Hilirisasi yang dicita-citakan adalah untuk menyejahterakan masyarakat Kalimantan Tengah. Bukan untuk menyejahterakan segelintir orang saja, dan menyisakan dampak buruk khususnya bagi masyarakat setempat,” jelasnya.
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, pada kesempatan yang sama, pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah menjamin iklim usaha. Terutama, keamanan berinvestasi dan layanan yang cepat dan tepat.
“Namun kami juga tidak akan ragu-ragu untuk menindak tegas praktik usaha yang tidak sesuai ketentuan,” tegas Sugianto. (Calvin G. Eben-Haezer)