JAKARTA- Kepergian mantan tokoh mahasiswa Adi Sasono Sabtu, 13 Agustus 2015. AdiĀ meninggal di usianya yang ke-73 tahun. Berbagai kalangan menundukkan kepala hormat dan mengenang dan mantan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) dalam Kabinet Reformasi, yang pernah merintis wacana maju dibawah kediktaktoran Orde Baru di era 1980-an.
āInna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Untuk beberapa saat saya tersentak mendapat kabar wafatnya mas Adi Sasono dari menantunya, Tomi Wardhana, yang kebetulan Ketua Departemen Koperasi di partai yang saya pimpin,ā demikian Ketua Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Ā M. Romahurmuziy (Romy) kepada Bergelora.com saat mendengar kepergian Adi Sasono.
Pertemuan terakhir Alumni ITB tahun 1993 dengan Almarhum Adi Sasono adalah buka bersama Ramadhan lalu, bertiga dengan seorang teman. Pertemuan, yang rutin kesempatan menimba ilmu atas pengalaman peran dan keluasan jaringan Adi Sasono.
āMas Adi, begitu saya biasa menyebut meski usia kami berbeda jauh, adalah seorang idealisi dan praktisi. Matang dalam teori dan paripurna dalam praktek,ā ujarnya.
Pada 22 tahun silam di pojok kompleks masjid Salman ITB, Adi Sasono, membakar semangat mahasiswa dibawah kediktaktoran Orde Baru.
āApa saudara mau suatu saat nanti pemimpin-pemimpin Indonesia didikte oleh satu dua konglomerat yang ingin memaksakan sebuah kebijakan meski itu bertentangan dengan hajat hidup rakyat banyak,ā Romy mengutip Adi Sasono.
Ia juga dikenang sebagai sosok yang sangat santun dalam berucap, bersih dalam mengemban amanah, namun tegas dalam prinsip. Menurut Rommy, Adi Sasono adalah Hatta dalam praktek, pejuang ekonomi kerakyatan sejati.
āKita ingat saat Almarhum membela petani-petani kita yang dihadapkan pada kemungkinan pidana karena Kredit Usaha Tani (KUT) sepanjang krisis ekonomi 1998-1999,ā kenangnya.
āBangsa ini diam ketika hanya puluhan konglomerat membebani APBN hingga Rp 650 trilyun sampai satu generasi 30 tahun sesudah krisis. Tapi bangsa ini ribut ketika KUT yang hanya Rp 9 trilyun dibagikan untuk 45jt petani selama 2 tahun krisis,ā ujarnya mengutip Almarhum.
Rommy memastikan Adi Sasono, tak lelah membagi ilmu dan meladeni pertanyaan dari orang-orang yang jauh lebih muda. Idealismenya masih menyala, kosa katanya santun. Tapi nadanya masih berapi-api ketika disinggung soal buruh dan petani.
āMas Adi seorang aktivis LSM, pemikir dan praktisi kerakyatan, dan pembela hak mayoritas yang terpinggirkan,ā ujarnya.
Nasehat terakhirnya Ramadhan pada Ketua Umum PPP ini, ā Dik Rommy di partai harus tetap teguh membela kaum miskin. Mereka tertindas. Mereka pribumi. Mereka muslim dan mereka penghimpun suara partaimu.ā.
āTerima kasih atas nasehatnya, mas Adi. Selamat jalan Bapak Ekonomi Kerakyatan! Yakin, sorga adalah ganjaranmu. Al fatihah,ā demikian Rommy.
Wacana Kiri
Aktivis Hak Azasi Manusia, Nursjahbani Katjasungkana mengenang Adi Sasono sebagai penulis teori Ketergantungan dan Keterbelakangan.
āBuku ini menjadi pintu masuk kembalinya wacana kiri dalam ekonomi politik di kalangan aktivis setelah dikubur Orde Baru sejak peristiwa pembantaian massal 1965,ā kenang Koordinator International Peopleās Tribunal 1965
Wartawan Radio Hilversum, Belanda, Aboeprijadi (Tossi) Santoso juga mengenal dekat Almarhum Adi Sasono. Menurutnya, salahsatu aktivis LSM yang paling vokal di masa INGI (International Non Government Organization fo Indonesia) tahun 1980-an di Belanda.
āAlmarhum pula yang mendorong BJ Habibie mencari penyelesaian soal Tim-Tim. Bagi Habibie referendum bukan soal hak rakyat, tapi karena dia tidak mau Indonesia dipandang dunia sebagai ‘penjajah’. Ketika itu Habibie terprovokasi oleh PM Australia John Howard,ā kenangnya dalam sebuah grup Whatsapp.
Wartawan senior yang tinggal di Belanda ini menceritakan, pada tahun 1997 Adi Sasono sebagai staf Habibie dalam ICMI (Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia) sudah menyatakan aparat militer harus pergi dari Timor-Timur karena demokrasi adalah hak rakyat.
āSelamat jalan mas Adi Sasono. Rest In Peace,ā demikian Aboeprijadi Santoso. (Web Warouw)
Ā
Ā