JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto membantah pernyataan yang menilai tekstil berada di era sunset industry.
Airlangga mengatakan saat ini, di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal, Jawa Tengah, terdapat empat industri tekstil yang baru masuk. Bahkan, salah satunya masuk ke dalam Fortune 500.
“Jadi tekstil tidak sunset industri, dan yang masuk ke industri ini. 4 diantaranya salah satunya adalah Fortune 500,” kata Airlangga, Rabu (7/8/2024).
Adapun, kata Airlangga, masing-masing pabrik mempekerjakan 4.000 – 7.000 orang. Dengan kenyataan ini, maka dia yakin industri ini masih menarik labour intensive di KEK Kendal, Jawa Tengah.
Seperti diketahui, badai PHK melanda industri tekstil. Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN) mengatakan, sejak bulan Juni 2024, sudah ada 4 perusahaan di Jawa Tengah yang melakukan PHK. 3 diantaranya berlokasi di Kabupaten Karanganyar dan 1 lagi di Kota Semarang.
Sebelumnya, KSPN mencatat, sejak awal 2014, ada 6 perusahaan tekstil yang terpaksa tutup sehingga menyebabkan 11.000 orang karyawan kehilangan pekerjaannya. Lalu ada 4 pabrik yang melakukan PHK dengan total 2.800 pekerja.
Sehingga dengan ini, jumlah pekerja tekstil yang jadi korban PHK sejak awal tahun 2024 bertambah menjadi 14.500 orang per Juli 2024. Dan bakal menjadi 15.000 orang dengan PHK oleh pabrik tekstil di Jalan M Toha, Bandung yang direncanakan pada Agustus nanti.
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia sebelumnya menegaskan tren pemutusan hubungan kerja (PHK) massal yang terjadi di daerah industri, salah satunya Jawa Barat, disebabkan oleh dua hal.
Pertama adalah PHK yang disebabkan oleh relokasi pabrik. Banyak pabrik yang tutup di daerah Jawa Barat dan pindah ke Jawa Tengah. Kedua, menurutnya, ada yang memang pabriknya tutup permanen karena tidak mampu bersaing.
“Masalahnya ada dua mesinnya tua, yang kedua biaya ekonominya sudah tinggi dibandingkan negara lain,” ujar Bahlil, dalam konferensi pers realisasi investasi triwulan II-2024, Senin (29/7/2024).
Selain itu, Bahlil mengungkapkan PHK massal juga dipicu oleh masalah produktivitas. Oleh karena itu, dia mendorong jalan tengah, dimana hak-hak buruh diperhatikan, tetapi buruh juga harus memperhatikan keberlangsungan perusahaan.
Pasalnya jika industri tutup, PHK dimana-mana, pengaruhnya sampai ke penerimaan negara.
“Kalau ini tutup yang rugi kita semua,” ujarnya.
Kendati ada pabrik sepatu yang gulung tikar baru-baru ini, Bahlil mengatakan ada pula produsen sepatu yang baru meresmikan pabriknya.
“Kemarin kita baru meresmikan pabrik sepatu di kawasan industri Batang, di Jawa Tengah. Itu menciptakan lapangan kerja 2.000 lebih (tenaga kerja). Jadi jangan hanya yang ditulis yang pergi saja, yang datang juga ditulis,” tegasnya. (Web Warouw)