Senin, 21 April 2025

AM Fatwa: Rakyat Papua Berontak Karena Pembangunan Tidak Berjalan

JAKARTA- Dewan Perwakilan Daerah (DPD) menyoroti lambannya pembangunan di Indonesia Timur khususnya di provinsi Papua dan Papua Barat. Anggota DPD dari DKI Jakarta, AM Fatwa mengingatkan pemerintah agar memprioritaskan pembangunan kepulauan di Indonesia timur. Menurutnya rakyat Papua berontak karena selama ini pembangunan tidak berjalan di Papua.

 

“Rakyat papua berontak karena selama ini pembangunan tidak berjalan di Papua. Presiden Jokowi sudah menjanjikan fasilitas yang baik, sekarang rakyat Papua makin menagih janji tersebut,” ujarnya dalam dalam acara Rapat Kerja Komite IV DPD dengan Kementerian Keuangan dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Bappenas serta dengan Tim Anggaran DPD RI, di Jakarta, Senin (7/9).

Mantan aktivis yang pernah dipenjara oleh orde baru ini meminta agar pemerintahan Joko Widodo bisa menunjukkan pembangunan yang masif dan signifikan di Indonesia timur khususnya di Papua dan Papua Barat.

“Pembangunan di Indonesia timur  itu harus masif dan intens. Pembangunan  tol laut di Indonesia timur jauh lebih lebih dibutuhkan dari daerah lain, agar perekonomian bertumbuh dan berkembang mengejar Indonesia barat,” ujarnya.

Menurutnya saat ini Presiden Joko Widodo harus memberikan perhatian lebih besar ke Indonesia timur agar tidak ada lagi ketimpangan sosial ekonomi antara timur dan barat Indonesia.

“Nah provinsi kepulauan di Indonesia timur itulah yang harus diperhatikan dan di prioritaskan keseimbangan pembangunannya, jangan sampai daerah timur ini selalu ditinggal,” ujarnya.

Kekerasan Aparat

Sebelumnya dilaporkan enam orang  aparat Kepolisian Republik Indonesia Resort Jayawijaya melakukan penangkapan dan penganiayaan pada tiga orang rakyat sipil, Rony Kogoya (32), Yefri Kogoya (28) dan Esmon Murib di Wamena, Jumat (4/9) sore.  

Dengan senjata lengkap aparta langsung mengeluarkan rentetan tembakan ke udara, dan kemudian membekuk mereka bertiga dan kemudian dianiaya dengan menggunakan popor senjata.

Media Online suarapapua.com, memberitakan dua anggota TNI dari Kodim 1710/Mimika, Papua, Serka Makher dan Sertu Ashar, dikabarkan menembak mati dua pemuda Gereja Katolik Katedral Tiga Raja Timika, Imanuel Mairimau (23) dan Yulianus Okoare (23), pada Jumat (28/8) dini hari. Dua pemuda lainnya dikabarkan luka-luka berat, dan kini sedang mendapat peratawan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Timika, yakni Martinus Apokapo (24), luka tembak di pinggang kiri, dan Martinus Imaputa (17), luka tembak di kaki kanan.

Serka Makher, dan Sertu Ashar, dalam keadaan mabuk menghadiri acara pukul tifa dihalaman Gereja Katolik sebagai tanda syukur atas keberhasilan Leonardus Tumuka, orang Kamoro pertama yang meraih gelar doktor di Manila, Filipina.

Sebelumnya juga suarapapua.com melaporkan terjadinya kasus-kasus kekerasan aparat diberbagai kabupaten di Papua. Di Kabupaten Lanny Jaya aparat melakukan bumi hangus. Di Kabupaten Paniai terjadi penembakan 5 pelajar dan kepala kampung Awabutu. Di Kabupaten Dogiyai terjadi penembakan warga kampung Ugapuga. Di Kabupaten Yahukimo dan Tolikara aparat melakukan penembakan pada warga sipil. Pada saat yang sama tiga orang hilang diculik di Tolikara. (Web Warouw)

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru