JAKARTA- Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok atau People Liberation Army (PLA) sedang dalam perjalanan untuk berpartisipasi dalam latihan multinasional yang akan diadakan di Indonesia minggu depan, sebagai bagian dari kegiatan diplomatik militer Tiongkok yang meningkatkan pemahaman, pertukaran dan komunikasi dengan militer asing untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di tengah meningkatnya ketegangan di kawasan Asia-Pasifik yang digerakkan oleh Amerika Serikat.
Atas undangan TNI Angkatan Laut Indonesia, kapal perusak dengan peluru kendali (rudal) PLA Tipe 052D Zhanjiang dan fregat dengan rudal Tipe 054A Xuchang baru-baru ini ditetapkan Indonesia untuk berpartisipasi dalam Latihan Angkatan Laut Multilateral Komodo-2023. Demikian China Central Television ( CCTV ) melaporkan pada hari Kamis (1/6).
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, latihan tersebut bertujuan untuk memperdalam persahabatan di antara 32 negara yang berpartisipasi, termasuk Rusia, AS, Pakistan dan India.
Latihan di pelabuhan dan laut dijadwalkan dari Senin hingga Kamis ini akan mencakup maritime search and rescue, maritime interception, damage control dan aerial filming, selain mempraktikkan operasi militer non-tempur seperti bantuan kemanusiaan dan bantuan bencana serta mengatasi ancaman maritim.
Dilaporkan, Angkatan Laut PLA diperkirakan akan melakukan pertukaran militer dan budaya dengan angkatan laut lainnya untuk semakin memperdalam pemahaman, rasa saling percaya dan kerja sama.
Komodo-2023 menandai aktivitas PLA dengan negara asing lainnya pada tahun 2023 sejak pembatasan pandemi COVID-19 dicabut.
Kapal perusak Zhanjiang berpartisipasi dalam pameran Maritim dan Aerospace Internasional Langkawi di Malaysia minggu lalu, dan PLA bergabung dengan latihan termasuk latihan angkatan laut multinasional AMAN-2023 di Pakistan pada bulan Februari, latihan bersama Golden Dragon-2023 dengan Kamboja pada bulan Maret, Kerjasama Maritim Latihan China-Singapura 2023 pada bulan April dan latihan Friendship Shield-2023 dengan Laos pada bulan Mei.
Pengamat mengatakan latihan-latihan ini memiliki niat petdamaian dan sebagian besar berfokus pada penanganan ancaman keamanan non-tradisional seperti terorisme, pembajakan, kecelakaan dan bencana alam, yang berfungsi untuk menjaga perdamaian dan stabilitas regional dan meningkatkan pemahaman, kepercayaan dan komunikasi selama proses latihan.
Fu Qianshao, seorang pakar militer China, mengatakan kepada Global Times bahwa pada saat AS menimbulkan masalah di Laut China Selatan, termasuk menggalang Filipina untuk menghadapi China, China diperkirakan akan semakin memperdalam hubungannya dengan negara-negara lain dan membantu membawa perdamaian dan stabilitas ke kawasan itu.
Para analis mengatakan China memberikan pendekatan alternatif dalam kerja sama keamanan ke negara-negara lain, yang menyoroti perdamaian dan kerja sama daripada konfrontasi dan pencegahan. (Web Warouw)
