Selasa, 18 Februari 2025

Aneh! Tidak Ada Travel Warning Dari Amerika Jelang 4 November

JAKARTA- Kedutaan Amerika Serikat menunjukkan gejala keanehan menjelang demonstrasi 4 November 2016. Kali ini Kedutaan negara adikuasa ini tidak lagi mengeluarkan Travel Warning,—bagi warga negaranya yang akan berkunjung ke Jakarta – seperti biasanya jika ada mobilisasi massa besar-besaran. Padahal sudah beredar pihak TNI dan Polri sudah mensinyalir aksi 4 November ditunggangi kelompok teroris ISIS. Hal ini disampaikan praktisi keamanan, Adrian Prasetya kepada Bergelora.com di Jakarta, Kamis (3/11).

“Semua perkantoran hanya diliburkan. Tidak ada evakuasi seperti saat beberapa kali Jakarta menghadapi serangan bom beberapa waktu lalu. Padahal sinyalemen berbagai jaringan keamanan, akan ada kemungkinan rusuh saat aksi nanti,” ujarnya.

Menurutnya, pihak keamanan Indonesia sudah melihat ada gejala  operasi terorisme seperti bom meledak di Bantul dan percobaan pembunuhan aparat kepolisian di Tangerang beberapa waktu lalu.

“Ini semua dalam rangka meningkatkan tekanan agar dukungan terhadap ISIS meningkat. Ini terang-terangan dalam beberapa demonstrasi mereka mengibarkan bendera ISIS dan menyerukan yel-yel anti pemerintah dan mendukung ISIS,” jelasnya.

Biasanya menurut Adrian Prasetya, pemerintah Amerika Serikat selalu menunjukkan waspada pada ISIS. Bahkan menempatkan ISIS dalam list nomor satu yang menjadi ancaman warga negara Amerika Serikat.

Secara terpisah Kuasa Usaha Kedutaan Besar (Kedubes) AS, Brian McFeeters mengatakan kantor Kedubes AS di Jakarta akan tetap beroperasi.

“Saat demo 4 November besok, kami akan mengurangi staf. Bukan karena alasan keamanan, tapi karena hambatan transportasi publik dan orang akan terjebak kemacetan sepanjang hari. Kami akan memberikan informasi yang sama kepada warga AS di Jakarta, tapi di luar itu kami tidak mengumumkan travel warning,” kata McFeeters di Jakarta, Kamis (3/11).

Justru Kedutaan Besar Malaysia dan Inggris yang telah memberikan Travel Warning kepada warganya yang berencana datang ke Indonesia. Indonesia dikenakan “high degree of caution” atau peringatan tingkat tinggi oleh Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia (DFAT).

Dalam peringatannya, disebutkan bahwa akan ada peningkatan keamanan di daerah pusat ibu kota pada 4 November, terkait unjuk rasa besar.

“Ada kemungkinan unjuk rasa terkait dilakukan di kota-kota lain di Indonesia,” demikian isi peringatan dari DFAT.

Selain itu, pendatang dari Australia diimbau agar terus memantau media-media lokal Indonesia dan menghindari area ramai.

“Unjuk rasa dapat secara tiba-tiba diwarnai aksi kekerasan tanpa peringatan apapun,” lanjut peringatan tersebut.

Rencana demonstrasi 4 November digadang-gadang akan melibatkan umat Islam dari seluruh Indonesia diklaim khusus bertujuan menggagalkan pencalonan petahana Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) untuk maju lagi karena telah menghina umat Islam.

Namun dibeberapa media sosial sudah mulai ramai agitasi dan propaganda untuk menjatuhkan Presiden Joko Widodo dengan alasan telah melindungi Ahok. Beberapa orang di group media Sosial bahkan terang-terangan menyatakan dukungan pada ISIS dan negara Indonesia bersyariah.

Jangan Ada Korban

Sementara itu, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menjelang demonstrasi yang akan digelar, Jumat 4 November 2016, mengharapkan demonstrasi dapat berjalan dengan damai, aman dan tertib serta tidak menimbulkan korban jiwa. Demikian dikatakan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo didampingi Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian saat memimpin Apel Gabungan para Komandan Pasukan TNI dan Polri, di Lapangan Upacara Denma Mabesad, Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis (3/11).

Dihadapan 683 orang Komandan Pasukan TNI dan Polri, Panglima TNI menekankan, “Pimpin anggotamu dan berikan penjelasan tentang tahapan-tahapan penindakan sesuai prosedur yang sudah diajarkan, dan rekam setiap penindakan yang dilakukan oleh demonstran sebagai bukti bahwa semua yang dilakukan oleh anggotamu sudah sesuai dengan prosedur yang berlaku,” ucapnya.

“Saya selaku Panglima TNI bersama Kapolri harus memprediksi, apabila terjadi hal-hal yang terjelek, maka yang diamankan terlebih dahulu adalah bukan pendemo yang anarkis tetapi masyarakat yang sedang beraktifitas yang kita amankan, agar jangan sampai terganggu aktifitasnya,” kata Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.

Menurut Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, kumpulan kelompok massa yang banyak dalam aksi demonstrasi, cenderung akan menimbulkan hal-hal diluar perkiraan dan efek yang tidak bagus. “Kelompok yang baik, setengah baik dan buruk, ketika sudah berkumpul bersama-sama bisa saja menjadi buruk dan bisa menjadi baik, semuannya tergantung situasi,” ujarnya.

Lebih lanjut Panglima TNI mengatakan bahwa, dalam demonstrasi ada kelompok-kelompok yang menginginkan massa menjadi beringas, karena massa yang melakukan demonstrasi paling depan umumnya anak-anak muda yang emosinya mudah terbakar. “Kalau prajurit TNI/Polri dimaki-maki dengan kata-kata kasar oleh demonstran, jangan terpancing karena itu skenario dan tujuan mereka,” katanya.

Dalam kesempatan tersebut, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengingatkan kepada para Komandan Pasukan TNI dan Polri agar menyampaikan kepada anggotanya tentang prosedur evakuasi dalam menghadapi demonstrasi, sehingga mengerti dan memahami tugasnya. “Ini menjadi tugas komandan untuk mengendalikan anggotanya dilapangan pada saat berhadapan dengan demonstran,” jelasnya.

Mengakhiri pengarahannya, Panglima TNI menekankan kepada para Komandan Pasukan TNI dan Polri agar mengecek dengan betul kondisi kesehatan dan psykologi anggota yang terlibat pengamanan demonstrasi. “Marilah kita berdoa dan memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa, agar demo besok berjalan dengan damai, aman dan tertib. Saya yakin doa ribuan petugas dengan niat baik pasti dikabulkan,” pungkasnya.

Turut hadir pada Apel Gabungan para Komandan Pasukan TNI dan Polri diantaranya, Kasad Jenderal TNI Mulyono, Kasal Laksamana TNI Ade Supandi, Wakasau Marsdya Hadiyan Sumintaatmadja, Irjen TNI Letjen TNI Setyo Sularso, Pangkostrad Letjen TNI Edy Rahmayadi, Pangdam Jaya Mayjen TNI Teddy Lhaksmana, Kapolda Metro Jaya Irjen Polisi M. Iriawan serta para Asisten Panglima TNI dan Angkatan. (Web Warouw/Kolonel Inf Bedali Harefa)

 

 

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,110PelangganBerlangganan

Terbaru