Kamis, 1 Mei 2025

ANTEK-ANTEKNYA KELELERAN NIH..! CIA Pecat Sejumlah Agen Baru

JAKARTA – Central Intelligence Agency (CIA) atau Badan Intelijen Pusat AS memecat sejumlah besar pegawai baru minggu ini, lapor Reuters, Jumat (7/3/2025), yang mengutip sejumlah sumber yang mengetahui masalah itu.

Para pejabat intelijen AS, baik yang masih aktif maupun yang sudah pensiun, memperingatkan bahwa langkah itu dapat membahayakan keamanan nasional AS. Pemecatan itu, yang dilakukan di bawah kepemimpinan direktur CIA yang baru, John Ratcliffe, yang ditunjuk Presiden AS, Donald Trump.

Pemecetan tersebut terjadi saat Trump mengurangi jumlah pegawai federal besar-besaran. Program pemangkasan pegawai federal itu dipimpin miliarder Elon Musk dan Departemen Efisiensi Pemerintah (Department of Government Efficiency/DOGE) yang dipimpin Musk.

Para pegawai baru CIA, yang dikenal sebagai karyawan percobaan, bekerja di berbagai bidang dan dipecat karena masalah kinerja, kata seseorang sumber Reuters. Sumber itu menolak untuk menyebutkan jumlah mereka yang diberhentikan, tetapi dia mengatakan jumlahnya cukup signifikan.

“Di CIA, kami melakukan peninjauan terhadap para personel yang masih dua tahun pertama masa tugas mereka di lembaga ini,” kata seorang juru bicara CIA dalam sebuah pernyataan.

“Bagi sebagian personel, proses ini akan berujung pada pemecatan. Para perwira kami bekerja di lingkungan yang dinamis dan berisiko tinggi. Tidak semua orang cocok untuk pekerjaan ini.”

Namun, di sejumlah lembaga lain yang mengalami pemangkasan pegawai dalam rangka restrukturisasi pemerintahan federal oleh rezim Trump, pegawai federal yang dipecat dengan alasan berkinerja buruk ternyata menerima ulasan kinerja yang sangat baik sebelum mereka diberhentikan.

Hal itu setidaknya berdasarkan wawancara dan dokumen yang diperoleh Reuters.

Seorang sumber Reuters mengatakan, para pegawai percobaan yang diberhentikan baru bekerja di CIA selama dua tahun atau kurang.

Pemecatan di CIA tersebut pertama kali dilaporkan The New York Times. Seorang sumber Reuters yang mengetahui masalah itu mengatakan, anggota komite intelijen di DPR dan Senat tidak diberitahu bahwa pemecatan telah dimulai.

Sumber tersebut, yang berbicara dengan syarat anonim, menambahkan bahwa para anggota komite akan mencari lebih banyak informasi dari lembaga itu dalam beberapa hari mendatang. Pemecatan pegawai percobaan CIA dimulai awal minggu ini setelah seorang hakim federal di Distrik Virginia Timur menjatuhkan vonis terhadap sebuah gugatan yang melibatkan perwira yang sempat ditugaskan sementara dalam program keberagaman pemerintahan Biden.

Putusan itu memberi wewenang kepada CIA untuk memecat pegawai kapan saja.

Khawatir Berdampak pada Pekerjaan Intelijen

Pemecatan besar-besaran para pegawai CIA, bahkan yang masih dalam masa percobaan, dapat berdampak pada upaya pengumpulan dan analisis intelijen lembaga tersebut.

Seorang pejabat intelijen AS, yang meminta agar tidak sebut identitasnya, mengatakan bahwa jika pemecatan terus berlanjut, butuh waktu bertahun-tahun untuk memulihkan kondisi karena proses penyaringan, perekrutan, dan pelatihan agen CIA yang baru memerlukan waktu dan upaya yang signifikan.

“Kami harus memiliki arus perekrutan perwira yang stabil dalam jalur pelatihan agar misi kami tetap berjalan,” ujar pejabat itu.

“Kesenjangan seperti ini akan merusak kemampuan kami dalam menjalankan misi keamanan nasional yang krusial selama bertahun-tahun ke depan.”

Daniel Hoffman, mantan perwira senior dinas rahasia CIA, mengatakan bahwa dia mengetahui adanya pemecatan tersebut, tetapi tidak mengetahui detailnya.

Ia menyatakan keprihatinan mendalam terhadap dampak pemecatan itu. Menurut dia, hal tersebut dapat merugikan keamanan nasional AS dengan menghilangkan satu generasi perwira intelijen yang telah direkrut dan dilatih selama bertahun-tahun.

Pemangkasan staf di bawah pemerintahan Bill Clinton sebelumnya telah “menghancurkan komunitas intelijen … lalu terjadilah serangan 9/11, dan kita tidak siap,” katanya.

“Jadi, sebenarnya berapa banyak yang dihemat, dan risiko apa yang kita hadapi dengan memangkas generasi perwira berikutnya?”

Bulan lalu, CIA, atas arahan Gedung Putih, meninjau kembali jajarannya dan mengirim email ke Kantor Manajemen Personalia (Office of Personnel Management/OPM) dengan daftar pegawai percobaan.

Daftar itu hanya mencantumkan huruf pertama nama depan dan nama belakang mereka. Email yang tidak bersifat rahasia itu memicu kekhawatiran di kalangan anggota parlemen di Capitol Hill serta di dalam CIA, karena ada risiko identitas pegawai yang dipecat bocor atau jatuh ke tangan musuh asing, yang dapat membahayakan keselamatan mereka.

Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, tahun 2015, OPM diretas kelompok peretas asal China yang berhasil mencuri data sensitif jutaan pegawai pemerintah AS, baik yang sedang bertugas maupun yang telah pensiun. China membantah tuduhan keterlibatan dalam peretasan tersebut.

Seorang pejabat intelijen AS mengatakan, daftar pegawai itu “hampir pasti” akan mengarah pada pengungkapan identitas rahasia staf CIA, “meskipun daftar itu hanya mencantumkan nama depan dan inisial nama belakang.”

“China pasti akan menemukan cara untuk melengkapi data nama-nama tersebut. Mereka kemudian akan menggunakan informasi itu untuk melemahkan operasi kita dan kemungkinan besar membagikannya dengan sekutu mereka,” ujar pejabat tersebut. (Web Warouw)

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru