Sabtu, 5 Juli 2025

AS-NATO Menghasut Dunia Masuk Perang Dunia III

Oleh: Joko Purwanto “

AMERIKA SERIKAT (AS) dan NATO (North Atlantic Treaty Organization) melancarkan perang total terhadap Russia. Paling tidak, terlihat jelas dalam perang ekonomi.

Segala jenis amunisi perang ekonomi sudah mereka tembakan ke Russia, yang dalam istilah Presiden Putin,– barat melancarkan Blitzkrieg Ekonomi terhadap Russia. Dari mulai perampokan aset cadangan devisa milik negara dan rakyat Russia, embargo ekonomi, hingga default palsu atas jadwal pembayaran obligasi Russia dalam dollar dan euro.

Perbandingan kekuatan militer Rusia versus NATO:

Russia membalas dengan tenang dan terukur. Dampaknya adalah pukulan balik Russia memberi kerusakan yang lebih besar bagi barat ketimbang dampak terhadap Russia dari bombardir sanksi barat.

Ekonomi AS dan Eropa terpukul resesi tajam yang tidak pernah terjadi dalam beberapa dekade terakhir. AS lupa bahwa mereka bukan lagi negara raksasa manufaktur, sudah menjadi negara konsumen yang sangat tergantung impor.

Sistim persenjataan Rusia:

Dominasi Dollar dan euro secara pasti semakin terkikis dengan langkah Putin untuk mematok komoditi ekspornya dalam Rubel. Bukan tidak mungkin dalam waktu yang tidak lama, terutama Eropa akan mulai ada pemadaman listrik bergilir, penjatahan migas untuk warganya.

Dalam front militer meski secara de jure tidak ada keterlibatan langsung,– tapi NATO terus mengeskalasi konflik dengan memompa dan menuang berbagai senjata NATO ke Ukraina. Bahkan mereka tidak peduli dengan nasib warga sipil Ukraina. Seperti pernyataan mereka akan terus membantu senjata sampai orang terakhir Ukraina. Karena itulah memang tujuan militer NATO terhadap Ukraina menjadi domba yang dikorbankan untuk melawan Russia.

Malangnya sudah dari tahun 2014 nasib dan hidup rakyat Ukraina dijual oleh elit negaranya kepada NATO. Sampai orang Ukraina terakhir akan melawan Russia kata Zelenzky –akan dikorbankan untuk melayani kepentingan AS-NATO.

Strategi taktik militer NATO di Ukraina juga terbukti gagal total. Senjata bantuan tidak bisa dikirim ke garis depan karena Russia sudah membuat zona mati di udara Ukraina, angkatan udara Ukraina juga sudah compang camping. Angkatan lautnya bahkan sudah musnah. Di darat juga sama menyedihkannya: militer Ukraina lumpuh tak bisa mengirim bantuan militer maupun persenjataan ke garis depan yang terkepung rapat di Donbass.

Sisa-sisa depot bahan bakar militer, gudang senjata, aset aset strategis militer Ukraina di Kiev terus dimusnahkan oleh Angkatan udara dan unit rudal jelajah Russia.

Tapi nafsu perang NATO melawan Russia kelewat besar. Mereka mendorong Finlandia dan Swedia untuk masuk NATO. Singkatnya bertujuan agar Russia terprovokasi untuk menyerang Finlandia dan Swedia, membuka front peperangan baru dan berharap kemampuan militer Russia jadi melemah.

Jadi tak cukup mengorbankan Ukraina dan rakyatnya agar terus berperang melawan Russia. NATO juga berniat mengorbankan rakyat Finlandia dan Swedia untuk berperang melawan Russia. Tujuan yang sudah pasti gagal total. Finlandia dan Swedia menikmati stabilitas keamanan yang panjang, peningkatan kemakmuran rakyat nya justru dari kebijakan netralitas politik dalam persaingan geopolitik NATO yang memusuhi Russia.

Langkah NATO mengeskalasi konflik ini juga akan gagal total. Bahkan ketika elit politik Finlandia dan Swedia mengambil langkah nekat sekalipun. Hanya menurunkan level mereka sendiri menjadi Zelensky atau Porotsenko menjadi proksi AS-NATO dengan mengorbankan rakyatnya sendiri.

Dalam front politik seberapa pun keras upaya AS-NATO mengisolasi Russia hanya berakhir mereka akan menjadi minoritas aliansi Russophobic. Seberapa keras pun upaya AS-NATO memfitnah militer Russia dengan propaganda hitam, dengan berita dan fakta fakta palsu hanya akan berakhir menampar muka sendiri. Karena kekejian terhadap dan korban rakyat sipil Ukraina tidak lama selalu terbongkar bahwa pelaku nya tidak lain adalah unit unit NAZI dari militer dan polisi Ukraina sendiri. Unit unit NAZI yang dilatih oleh instruktur NATO sendiri dari tahun 2014.

Dunia juga sudah tidak bisa dibohongi, mereka melihat bagaimana militer Russia memperlakukan warga sipil Ukraina dengan baik.

* Penulis Joko Purwanto, Ketua Komite Persahabatan Rakyat Indonesia-Rusia.

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru