JAKARTA – Presiden Amerika Serika (AS) Joe Biden buka suara terkait anjloknya pasar saham. Kejatuhan indeks Wall Street pada Selasa (14/9/2022) dipengaruhi oleh data inflasi AS di level 8,3%.
Dilansir dari Reuters pada Rabu (14/9/202), Biden mengatakan pasar saham turun tajam karena kekhawatiran inflasi. Namun, hal itu tidak selalu mencerminkan keadaan ekonomi secara keseluruhan.
Biden, yang berbicara kepada wartawan dalam perjalanan ke negara bagian asalnya Delaware untuk memberikan suara dalam pemilihan pendahuluan, juga mengatakan tidak khawatir tentang laporan inflasi. Menurut dia, data inflasi itu menunjukkan kenaikan tak terduga terhadap harga konsumen pada Agustus 2022.
Seperti diberitakan sebelumnya, Wall Street terkena aksi jual luas dan ditutup melemah. Hal itu dipicu pasca laporan inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan sehingga menghancurkan harapan bahwa Federal Reserve (The FEd) dapat mengurangi pengetatan kebijakannya dalam beberapa bulan mendatang.
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, terpantau Dow Jones Industrial Average (.DJI) turun 1.276,37 poin, atau 3,94 persen, menjadi 31.104,97, S&P 500 (.SPX) kehilangan 177,72 poin, atau 4,32 persen, menjadi 3.932,69 dan Nasdaq Composite (.IXIC) turun 632,84 poin, atau 5,16 persen, menjadi 11.633,57.
Ketiga indeks saham utama AS itu merosot tajam, menghentikan kenaikan beruntun empat hari dan mencatat persentase penurunan satu hari terbesar sejak Juni 2020 selama pergolakan pandemi COVID-19. (Calvin G. Eben-Haezer)