SEMARANG- Kelanjutan kepemimpinan Ganjar Pranowo sebagai Gubernur Jawa Tengah adalah penting untuk menuntaskan berbagai macam program yang sudah dimulainya selama lima tahun sebelumnya. Jangan sampai semua program yang berguna bagi rakyat Jawa Tengah justru tertunda atau dihentikan karena jatuh ke tangan pihak yang oposisi terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo. Hal ini disampaikan oleh Fretty Butarbutar dari Barisan Pelita Nusantara (Batara) dari Balikpapan, Kalimantan Timur ketika dihubungi Bergelora.com di Semarang, Rabu (13/6).
“Sudirman Said didukung oleh partai-partai yang berseberangan atau oposisi. Bagaimana mungkin dia bisa menjalankan program pembangunan pusat di Jawa Tengah dengan baik? Jawa Tengah adalah kunci,” katanya.
Menurutnya, keberadaan Sudirman Said di Jawa Tengah dapat dipastikan tidak akan membawa kemajuan bagi pembangunan dan kesejahteraan rakyat Jawa Tengah.
“Sudirman Said tentu membawa dendam pada pak Jokowi dan PDIP. Sangat tidak baik bagi Masyarakat Jateng. Sebab bukan datang dari hati yang ingin membangun Jawa Tengah,” ujarnya.
Menurutnya, Jawa Tengah adalah barometer pembangunan Indonesia secara nasional. Kalau Jawa Tengah jatuh ke tangan orang yang salah apalagi yang anti pemerintahan nasional, maka kemunduran di Jawa Tengah akan berdampak secara nasional.
“Oleh karenanya pilkada Jawa Tengah menjadi perhatian seluruh rakyat Indonesia, karena kita punya kepentingan terhadap kemajuan di Jawa Tengah,” ujarnya.
Tugas Ganjar lima tahun ke depan adalah memastikan pembangunan yang akan mempercepat peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat Jawa Tengah.
“Ganjar harus bisa menggenjot penuntasan pembangunan berbagai waduk dan irigasi modern untuk mendukung pertanian di Jawa Tengah. Kedua membuka daerah-daerah yang terisolir dengan membangun sarana jalan dan jembatan baru,” jelasnya.
Sebelumnya, pasangan Calon Gubernur dan calon Wakil Gubernur Jawa Tengah (Jawa Tengah), Ganjar Pranowo – Taj Yasin telah menyusun dua program prioritas untuk pengentasan kemiskinan yaitu melalui pengembangan sektor pendidikan dan kesehatan.
“Untuk mempercepat pengurangan kemiskinan, ada banyak hal yang bisa dikerjakan. Ada yang bisa kita kerjakan dan sudah diukur secara sistematis dan akademis, yaitu dua hal untuk percepatan penanggulangan kemiskinan, yakni pendidikan dan kesehatan. Penanggulangan kemiskinan tidak bisa instan, kalau memang ada cara instan saya pinjam bukunya,” kata Ganjar, beberapa waktu lalu.
Ganjar melanjutkan, jika nanti terpilih untuk memimpin Jawa Tengah periode selanjutnya, masih ada program yang harus diakselerasi, ada beberapa poin penting yang akan dikerjakan untuk percepatan pengurangan angka kemiskinan di provinsi ini.
“Percepatan itu, antara lain pemerataan pembangunan, pembangunan yang inklusi dan pembangunan berkelanjutan atau berkualitas,” ujarnya
Namun, ia kembali mengingatkan, bahwa dalam mengurangi angka kemiskinan tidak bisa dibebankan kepada provinsi saja tetapi harus ada kerja sama dengan pemerintah pusat dan kabupaten/kota. (Saraswati)