Kamis, 10 Juli 2025

Awas…! Diduga Ada Mark Up Proyek, KPK Harus Segera Periksa BPJS Kesehatan

Ilustrasi Pengurusan Kartu di BPJS Kesehatan (Ist)

JAKARTA- Dalam kurun waktu dua tahun antara 2015 sampai 2016 BPJS Kesehatan memiliki jatah anggaran khusus untuk biaya konstruksi gedung dan bangunan sebesar  Rp501.389.000.000. Adapun yang dihabiskan sebesar Rp 413.105.674.130. Dalam penggunaan dana konstruksi gedung dan bangunan senilai setengah triliun, Center for Budget Analysis (CBA) menemukan banyak kejanggalan yang bisa merugikan keuangan negara. Jajang Nurjaman, Koordinator Investigasi Center for Budget Analysis (CBA) kepada Bergelora.com di Jakarta, Jumat (13/4).

ā€œContohnya dalam proyek renovasi dan pembangunan gedung learning center, yang berada di bawah tanggung jawab Kedeputian SDS dan Umum.  Proyek ini masuk dua tahun anggaran 2015 dan 2016 berlokasi di Cisarua Bogor. Ada dugaan mark up anggaran,ā€ katanya.

Hal ini menurutnya dikarenakan adanya selisih volume dalam 4 jenis pekerjaan yakni pekerjaan arsitektur, pekerjaan interior, pekerjaan elektrikal, dan pekerjaan mekanikal terkait renovasi dan pembangunan gedung learning center.

ā€œDalam pekerjaan Arsitektur ada selisih volume senilai Rp2.546.053.266. Terjadinya kekurangan volume ini disebabkan karena pekerjaan yang disepakati dalam kontrak dengan fakta di lapangan tidak sesuai,ā€ katanya.

Seperti dalam pekerjaan dinding, lantai, kusen pintu dan jendela, yang berada di area ground floor ada selisih volume.

ā€œBegitu juga di lantai 1, lantai 2, serta lantai atap lagi-lagi  volume pekerjaan tidak sesuai dengan perjanjian kontrak yang dibuat,ā€ katanyaā€.

Dalam pekerjaan interior ada selisih volume senilai Rp354.394.600 Untuk pekerjaan interior modusnya masih sama, misalnya dalam perjanjian kontrak, ada pekerjaan lemari pakaian yang harus dikerjakan dengan volume 9.400 m2.

Namun dalam praktiknya yang dikerjakan hanya 8.065 m2 ada selisih volume yang cukup jauh sebesar  1.335 m2 atau setara Rp 340 juta lebih,ā€ katanya.

Begitupun  Dalam pekerjaan elektrikal ada selisih volume senilai Rp 560.221.470 ditambah dalam pekerjaan mekanikal ada selisih volume senilai Rp 611.736.410

ā€œJika ditotal dugaan selisih volume untuk proyek renovasi dan pembangunan gedung learning center mencapai Rp4.072.405.745,ā€ jelasnya.

Hal ini sangat menurutnya mengkhawatirkan karena selisih volume ini selain bisa merugikan keuangan negara juga sangat membahayakan nyawa manusia.

ā€œPerlu diingat, pekerjaan konstruksi yang dikerjakan tidak sesuai spek atau standar dalam beberapa kasus sering menimbulkan korban jiwa,ā€ katanya

Oleh karena itu, Center for Budget Analysis (CBA) mendorong pihak berwenang khususnya KPK untuk segera membuka penyelidikan terkait temuan di atas, termasuk memanggil direktur utama BPJS Kesehatan untuk dimintai keterangan.

ā€œHal ini harus segera jangan menunggu kerugian negara yang semakin besar dan korban jiwa,ā€ katanya. (Web Warouw)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru