JAKARTA- Sehubungan running text di TV swasta pagi ini bahwa puluhan dokter dan petugas Rumah Sakit King Abdul Aziz di Arab Saudi tertular MERS, maka Kementerian Kesehatan RI menyampaikan klarifikasi yang disampaikan oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes), Kementerian Kesehatan Prof dr Tjandra Yoga Aditama SpP (K) , MARS, DTM&H, DTCE kepada Bergelora.com di Jakarta, Jumat (21/8).
“Rumah sakit itu berlokasi di Riyadh, bukan di daerah yang akan dilalui jemaah Haji. Memang terus ada peningkatan kasus, dan seperti juga di Korea Selatan maka penularan meluas di Riyadh sekarang ini bermula hanya dari 1 pasien saja,” ujarnya.
Ia menjelaskan jumlah kasus baru MERS CoV di Riyadh ini belum terlalu pasti angkanya, ada statement yang menyebut 21 kasus dan ada juga yang menyebutkan 46 kasus.
“Seperti juga di RS di Korea Selatan maka penularan luas di rumah sakit di Riyadh juga bermula terjadi di Emergency Ward / Department Bangsal Instalasi Gawat Darurat,” katanya
Menurutnya, dari pengalaman SARS 2013, kasus bermula dari Hotel Metropole di Hongkong, dan lalu hotel itu di tutup. Salah satu kecaman ke Kementerian Kesehatan Korea Selatan adalah karena terlambat memberi tahu masyarakat tentang 24 rumah sakit yang merawat dan menulari MERS di sana, dan sebagian kemudian juga ditutup.
Kemarin Kamis 20 Agustus 2015 akhirnya Arab Saudi juga menutup Emergency Ward / Department Bangsal Instalasi Gawat Darurat. Jadi, gedung tempat penularan menjadi perhatian penting untuk prevensi mencegah wabah meluas.
“Walaupun kasus hari-hari ini terjadi di rumah sakit di Riyadh tapi tidak ada salahnya kita semua untuk waspada, khususnya karena hari ini Jamaah Haji kita mulai diberangkatkan ke tanah suci. Tentu juga tidak perlu panik, pemerintah setempat tentu sedang bekerja keras menangani outbreak MERS CoV yang terjadi di Riyadh ini,” ujarnya.
Pada kenyataannya jamaah Haji Indonesia yang sakit karena penyakit umum yang diderita jamaah Haji dapat dirujuk dari Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) ke rumah sakit Arab Saudi, baik di Jeddah, Mekkah dan Medinah. Atau mungkin juga jemaah sakit langsung datang ke RS Arab Saudi di kota-kota itu.
“Nah, ada tiga perhatian yang harus dijaga bila jamaah haji kita nanti terpaksa harus datang ke RS Arab Saudi, yaitu pertama, selalu dan lebih sering cuci tangan pakai sabun, yang secara ilmiah terbukti menurunkan kemungkinan infeksi, dan jangan terlalu sering memegang hidung dan mulut dengan tangan kita,” ujarnya.
Kedua, selama di rumah sakit menurutnya sedapat mungkin hindari kerumunan orang, terutama di Poliklinik dan Emergency Room.
“Pengalaman di Korea misalnya menunjukkan seorang pasien di Emergency Room yang sambil menunggu masuk rawat dia batuk dan menulari banyak orang disana. Kejadian di King Abdul Azis Riyadh juga bermula dari Emergency Room /Ward, hanya belum jelas pola penularannya,” katanya.
Ketiga menurutnya, upayakan seminimal menyentuh benda-benda yang banyak dipegang orang/pengunjung RS. Hal ini memang tidak terlalu mudah.
“Karena kita terpaksa toh harus pegang gagang pintu misalnya, atau sandaran kursi, atau meja pendaftaran dan lainnya, tapi ekstra waspadalah selalu pada kebersihan,” ujarnya. (Web Warouw)