MANOKWARI- Berbagai bencana penyakit dan bencana alam mempercepat Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) Papua Barat mengkonsolidasikan kembali kampung-kampung siaga diseluruh Papua Barat. Hal ini disampaikan Samuel Awom, Ketua DKR Papua Barat kepada.pers seusai pelatihan kader dan relawan DKR untuk Kampung-kampung Siaga di Manokwari, Kamis (8/12).

“Kampung-kampung di Papua barat sulit mengakses fasilitaskesehatan karena jarak dan letak geografis yang sulit. Hanya dengan perkuat pemuda kampung siaga setempat maka ada advokasi pada masyarakat yang sakit untuk bisa ditangani secara darurat dan dibawa ke fasilitas terdekat,” paparnya.
Ia menjelaskan bahwa Provinsi Papua Barat beribukota di Manokwari. Secara administratif, Provinsi Papua Barat terdiri dari 12 (empat belas) kabupaten dan 1 (satu) kota, yaitu Kabupaten Fak-fak, Kabupaten Kaimana, Kabupaten Teluk Wondama, Kabupaten Teluk Bintuni, Kabupaten Manokwari, Kabupaten Sorong Selatan, Kabupaten Sorong, Kabupaten Raja Ampat, Kabupaten Tambrauw, Kabupaten Pegunungan Arfak, Kabupaten Manokwari Selatan dan Kota Sorong. Terdiri dari 162 Kecamatan, 74 Kelurahan, dan 1.321 Kampung.

“Sementara ini DKR Papua Barat dan kampung-kampung siaga baru ada di beberapa kabupaten dan kota. Perlu kerja keras menjangkau rakyat di pedalaman, perlu lebih banyak relawan lagi,” tegasnya.
Pelatihan “Dasar Kepemimpinan Pemuda” di Kampung Aipiri Kabupaten Manokwari yang di ikuti ratusan pemuda. Berbagai topik didiskusikan seperti syarat dan model kepemimpinan dimasa lampau, masa kini dan dimasa depan. Juga dibahas tentang taktik dan strategi kepemimpinan dalam organisasi masyarakat dan organisasi adat, gereja, LSM juga pemerintahan.

Pendidikan ini adalah upaya DKR Papua Barat untuk memperkuat kampung-kampung siaga di seluruh Papua Barat yang selama ini telah dibangun oleh DKR Papua Barat
“Relawan dan kader kami didik dan latih agar terampil membangun dan mengembangkan kampung-kampung siaga,” jelasnya.
“Agar kampung siaga siap apabila menghadapi kedaruratan ibu melahirkan dan orang sakit, bencana penyakit menular ataupun bencana alam. Agar mereka siap dalam advokasi masyarakat di kampung-kampung yang jauh dari fasilitas kesehatan,” tegas Sam Awom.
Kepada Bergelora.com di Manokwari dilaporkan, ia juga meminta keterkibatan semua pihak untuk terlibat dalam membangun dan memperkuat kampung-kampung siaga di seluruh Papua Barat.
“Semakin banyak pihak yang terlibat maka rakyat akan semakin siap. Jangan sampai ada masih ada kampung tidak memiliki sistim kampung siaga,” katanya.
Berbagai ancaman bencana alam dan penyakit menurutnya akan datang cepat atau lambat. Rakyat harus siap. Semua harus bergerak.
“Kita tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah sambil menonton saat terjadi bencana. Kita harus siap menyelamatkan kekuarga dan tetangga sekampung kita,” tegasnya.
Menurutnya pemerintah baik di kabupaten sampai provinsi tidak cukup kuat, jika masyarakat tidak ikut bangkit bergotong royong menolong tetangganya.
“Cukup.kita mengeluh pada pemerintah. Kita rakyat pasti bisa bangkit dan bekerjasama,” tegas (Julius VA)