JAKARTA- Masa kampanye pemilu baru akan berlangsung mulai 23 September 2018 sampai 13 April 2019, namun telah terjadi saling ‘serang’ antara para pendukung, dan ada yang melakukan kampanye hitam (black campaign) untuk menjelekkan dan mendiskreditkan pasangan calon lainnya. Demikian disampaikan Suryo Susilo, Ketua Forum Silaturahmi Anak Bangsa (FSAB) kepada Bergelora.com di Jakarta, Minggu (19/8).
“Sungguh sangat disayangkan bahwa baru seminggu sejak diumumkan pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden, telah banyak beredar berita ‘hoax’ dan ujaran kebencian terhadap kedua pasangan calon,” katanya
Susilo mengingatkan bahwa dua pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden merupakan putra-putra terbaik bangsa yang harus dihormati.
“Untuk itu semua pihak harus bisa menahan diri dalam penggunaan Medsos, dan tidak melakukan kampanye hitam karena akan semakin memanaskan suhu politik yang telah mulai menghangat akhir-akhir ini,” katanya.
Ia mengkuatirkan, situasi yang terus dibiarkan memanas akan kurang menguntungkan bagi semua pihak.
“Bila tidak segera dihentikan dapat mengakibatkan konflik diantara para pendukung yang sangat fanatik dan ‘sensitif’ terhadap calonnya masing-masing,” katanya.
Susilo meminta semua pihak untuk menghentikan kampanye hitam, apalagi masa kampanye belum dimulai, dan pada saat kampanye nanti, hendaknya semua pihak dapat melakukan ‘kampanye simpatik’.
“Terutama para elit politik harus bisa memberi teladan dengan melakukan kampanye simpatik, jangan malah ikut memprovokasi para pengikutnya,” katanya.
Susilo juga mengingatkan agar semua pihak tidak menggunakan sentimen SARA dalam memperoleh suara. Tema-tema kampanye tidak boleh menyimpang dari Pancasila.
“Sebaiknya merupakan penjabaran dari upaya melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, dan mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagaimana tercantum pada Pembukaan UUD 1945,” katanya.
KPU, Bawaslu dan Aparat Keamanan diminta harus bersikap adil dan tegas terhadap para pelaku kampanye hitam, termasuk penyebar berita hoax.
“Agar pesta demokrasi dapat berlangsung dengan lancar, tertib dan aman, serta terhindar dari konflik,” katanya.
Tim Sukses para Calon harus berupaya menghindari kampanye hitam dan terus melakukan kampanye simpatik, agar terlaksana kompetisi Pilpres yang damai dan bermartabat, serta memberikan pendidikan politik yang sehat dan berkualitas bagi masyarakat.
“Kebetulan tanggal 18 Agustus 2018 dimulai perhelatan akbar ASIAN Games ke XVIII, mari kita membawa semangat kompetisi yang sehat dan sportif pada Pilpres dan Pileg 2019,” katanya.
KPU, Bawaslu dan Aparat Keamanan seharusnya bersikap seperti Panitia, Wasit dan Petugas keamanan ASIAN Games; Tim Sukses dan para pendukung bersikap seperti Pelatih dan Suporter; para Calon bersikap seperti Atlit yang bertanding.
“Siapapun yang menjadi pemenang mendapat apresiasi dari semua pihak termasuk yang kalah, karena pertandingan berlangsung dengan sportif dan sesuai aturan pertandingan, dan panitia serta wasit berlaku dengan adil dan tegas,” katanya.
Pilpres menurutnya adalah proses berdemokrasi dalam memperoleh pemimpin yang tepat selama 5 tahun ke depan, jadi tidak perlu mempertaruhkan segala-galanya dan menghalalkan segala cara untuk menang. Semua pihak harus siap untuk kalah sama seperti untuk menang.
“Mulai sekarang, stop kampanye hitam dan jaga persatuan bangsa,” tegas Susilo. (Enrico N. Abdielli)