Kamis, 3 Juli 2025

Bangun Jalur Rempah Maritim Di Indonesia Timur

JAKARTA- Di Jaman kolonial portugis, spanyol dan Belanda, Indonesia pernah menjadi pusat perdagangan maritim dunia. Saat itu rempah-rempah menjadi kekuatan ekonomi bagi bangsa-bangsa di nusantara untuk berdagang dengan berbagai bangsa asing. Seharusnya untuk menghadapi konsep Jalur Sutra Maritim (JSM) dari Tiongkok, Presiden Joko Widodo membangun Jalur Rempah Maritim (JRM) kembali. Karena sampai saat ini rempah-rempah masih menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia. Hal ini diungkap oleh Direktur Archipelago Solidarity Foundation, Engelina Pattiasina di Jakarta, Kamis (13/11).

 

“Ada tiga fakta yang patut menjadi acuan penting dan menjadi peluang besar dalam upaya pengembangan maritim. Pertama, Keberadaan sebagai Negara Kepulauan menjadikan Indonesia sebagai surga Biodiversity terbesar dunia. Indonesia patut berbangga karena merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia dengan 17.504 pulau,” ujarnya.

Kedua menurutnya, sebagian besar wilayah  Indonesia merupakan lautan dan mengandung posisi strategis, baik dari aspek pertahanan, keamanan, politik, ekonomi, social, budaya, dan lingkungan.

“Selain itu, Indonesia berada di persimpangan dunia, di antara dua benua dan dua samudera. Letak strategis ini menjadikan Indonesia penting bagi Negara manapun yang hendak membangun hubungan internasional dan regional,” ujarnya.

Ketiga menurutnya, Indonesia bukan hanya diapit dua samudera dan dua benua, tetapi juga berbatasan dengan 10 negara. Hal ini, berarti ada 10 negara yang mengelilingi Indonesia, mulai dari Malaysia, Singapura, India, Thailand, Vietnam, Fillipina, Palau, Papua Nugini, Timor Leste, Australia.

“Dengan kenyataan seperti ini, pemerintahan Jokowi-JK sudah tepat untuk mengusung gagasan menjadikan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia. Tapi, sejauh ini belum kelihatan seperti apa konsep poros maritime dunia yang diinginkan. Jika hendak menjadi pemain utama maritim, maka tiada jalan lain kecuali mencari alternatif lain selain konsep Jalur Sutra Maritim (JSM) seperti yang ditawarkan Tiongkok.

“Jalur Rempah Maritim sebagai acuan dalam membangun poros maritim. Jalur ini terbukti pernah digunakan untuk mengontrol ekonomi dunia. Tentu, saat ini, tidak lagi relevan untuk sekadar berdagang rempah, seperti juga Tiongkok tidak akan menggunakan JSM untuk berdagang sutera. Tetapi, jalur rempah akan memandu Indonesia untuk mencapai Negara lain yang memiliki hubungan perdagangan secara historis,” tegasnya. (Web Warouw)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru