JAKARTA- Konsep Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah konvergensi ekonomi yang saat ini gagal karea output per kapita berbeda-beda secara ekstrim di Kawasan Timur Indonesia. Rasio modal tenaga kerja menumpuk di Indonesia Barat. Investasi langsung tidak merata, tehnologi tidak merata, konsumsi tidak merata, sehingga melahirkan kesenjangan yang lebar antara Kawasan Barat Indonesia (KBI) dengan Kawasan Timur Indonesia (KTI). Hal ini terungkap oleh ahli kelautan, Dr. Ir. Victor PH. Nikijuluw, M.Sc dalam forum yang digagas oleh Archipelago Solidarity Foundation Kamis (13/11) di Jakarta.
“Jokowi harus menitik beratkan memperbanyak pembangunan sektor andalan dengan kebijakan keberpihakan. Affirmative policy,” ujarnya.
Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA) ini menjelaskan saat ini tidak terlihat usaha dari Presiden Jokowi untuk melakukan Affirmative policy. Hal ini tidak tercermin didalam susunan kementerian yang barusan dibentuk yang akan berdampak pada alokasi anggaran di dalam APBN untuk pembangunan Indonesia Timur,” ujar mantan Staff Ahli di Kementerian Kelautan ini
“Sementara sebelumnya, sudah tergambarkan, peran sektor maritim sangat kecil hanya Rp 1.460 Triliun dibandingkan non maritim yaitu Rp 10.852 Triliun dari Rp Rp 12.312 Triliun. Di KTI sendiri peran sektor maritim sangat kecil, hanya 12 persen dibandingkan dengan Indonesia barat. Industi pengolahan rendah dan produksi rendah,” ujarnya.
Perubahan struktur pembangunan secara fundamental dan masif harusan digalakkan pada sektor maritim. Jika tidak maka konvergensi NKRI gagal dan kesenjangan meluas. Presiden Jokowi harus memperpendek waktu dengan menggalang pembangunan maritim yang menitik beratkan Kawasan Timur Indonesia.
“Walupun dilakukan pembangunan infrastruktur 5 kali dari jumlah yang sudah ada tetap saja tidak bisa mengejar kemajuan di Indonesia Barat. Tetap sisa 25 tahun,” ujarnya.
Forum ini menghadirkan beberapa intelektual dan tokoh masyarakat Indonesia Timur seperti pembicara seperti pakar kelautan, dekan Fakultas Ekonomi UKRIDA Prof. Dr. Victor Nikijuluw Msc, Dekan FH Universitas Pattimura, Ambon, Maluku, Dr. Tjiptabudy Direktur LIPI, Ambon, Dr. Augy Sahilatua, Msc, Wartawan Senior Kompas, Rene L. Pattirajawane, Ketua Pokja Petisi 50, Chris Siner Key Timu, Ketua Solidaritas Indonesia Timur, Joppy Lasut, Wartawan Senior Sinar Harapan, Daniel Dhuka Tagukawi, Abdul Manaf Tubaka Msi dan Ir. Matheos Talakua (Web Warouw)