JAKARTA – Jumlah pengungsi akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) terus mengalami peningkatan. Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Flores Timur, Hironimus Lamawuran, mencatat bahwa per Minggu (10/11/2024) pukul 20.00 Wita, jumlah pengungsi telah mencapai 12.288 orang.
“Sampai malam ini, warga yang mengungsi sebanyak 12.288 orang,” ujar Hironimus saat dihubungi pada Minggu malam.
Hironimus menjelaskan, ribuan pengungsi tersebut kini menetap di beberapa kecamatan serta di Kabupaten Sikka.
Berikut adalah rincian jumlah pengungsi berdasarkan kecamatan: Kecamatan Titehena: 166 kepala keluarga (KK) dengan jumlah jiwa 6.375 orang, menetap di lima posko pengungsian dan rumah warga enam desa.
Kecamatan Wulanggitang: 315 KK, jumlah jiwa 1.236 orang, menyebar di lima desa.
Kecamatan Ile Bura: Jumlah jiwa 127 orang, menetap di rumah warga tiga desa.
Kecamatan Demon Pagong: 55 KK, 302 jiwa, menyebar di tujuh desa.
Kecamatan Larantuka: 61 KK, 365 jiwa, menetap di 14 kelurahan dan satu desa.
Kecamatan Ile Mandiri dan Lewolema: 12 KK, 46 jiwa, menyebar di tiga desa.
Adonara: Tiga KK, 12 jiwa.
Kabupaten Sikka: 525 KK, 3.825 jiwa, menyebar di sembilan desa dan Kota Maumere.
Hironimus juga menyampaikan bahwa Pemerintah telah menambah beberapa titik baru untuk menampung para pengungsi.
Ia menambahkan, Pemerintah terus berupaya mengoptimalkan pelayanan terhadap para pengungsi, mulai dari logistik hingga kesehatan.
Meletus 2 Kali
Sebelumnya kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan dari Sikka, Gunung Lewotobi Laki-laki mengalami dua kali erupsi pada Minggu (10/11/2024) sore.
Erupsi pertama terjadi pukul 14.49 Wita dengan amplitudo maksimum 14.8 mm dan durasi satu menit 24 detik. Kolom abu teramati mencapai lebih kurang 1.000 meter di atas puncak gunung, yang memiliki ketinggian sekitar 2.584 meter di atas permukaan laut.
“Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat laut,” ujar Kepala Pos Pengamat Gunung Lewotobi Laki-laki, Herman Yosef Mboro, dalam keterangan sore ini.
Herman melanjutkan, gunung setinggi 1.584 meter di atas permukaan air laut (mdpl) kembali meletus pada pukul 15.17 Wita.
Pada erupsi kedua, tinggi kolom abu teramati juga lebih kurang satu kilometer di atas puncak, dengan ketinggian yang sama, yaitu sekitar 2.584 meter di atas permukaan laut. Kolom abu yang teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat laut.
Erupsi kedua ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 7.4 mm dan durasi lebih kurang dua menit 10 detik.
Herman juga melaporkan, pada periode antara pukul 06.00 Wita hingga 12.00 Wita, gunung yang terletak di Kabupaten Flores Timur, NTT ini mengalami empat kali letusan.
Letusan tersebut memiliki amplitudo antara 7.4-29.6 mm, dengan durasi gempa yang bervariasi antara 578-1830 detik. Selain itu, terjadi tiga kali gempa embusan dan dua kali gempa tektonik lokal.
Herman menambahkan, hingga saat ini, status Gunung Lewotobi Laki-laki berada di level IV atau awas. Oleh karena itu, warga diimbau untuk tidak melakukan aktivitas apa pun dalam radius tujuh kilometer dari pusat erupsi, serta sektoral sembilan kilometer pada arah barat daya hingga barat laut. (Calvin G. Eben-Haezer)