Kamis, 3 Juli 2025

BENERAN TURUN NIH..? Terendah sejak 1960, Penduduk Miskin Indonesia Capai 8,57 Persen dari Total Populasi

JAKARTA – Tingkat kemiskinan di Indonesia terus menunjukkan tren penurunan yang signifikan. Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin pada September 2024 tercatat 24,06 juta orang. Angka ini setara dengan 8,57 persen dari total populasi Indonesia, dan merupakan yang terendah sejak diumumkan oleh BPS.

“Tingkat kemiskinan pada September 2024 sebesar 8,57 persen ini menjadi pencapaian terendah di Indonesia sejak pertama kalinya angka kemiskinan diumumkan oleh BPS pada tahun 1960,” kata Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti di Jakarta, Rabu.

Dia mengungkapkan, pencapaian tersebut adalah pertama kalinya tingkat kemiskinan di Indonesia tercatat menyentuh angka 8 persen, yang sebelumnya selalu di atas 9 persen.

Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada September 2024 tercatat 24,06 juta orang, atau turun 1,16 juta orang dibandingkan dengan Maret 2024.

Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat kemiskinan pada September 2024 mengalami penurunan sebesar 0,46 basis poin dibandingkan dengan Maret 2024, yakni menjadi 8,57 persen dari sebelumnya 9,03 persen.

Berdasarkan wilayah tempat tinggal, Amalia mengatakan bahwa persentase penduduk miskin di perkotaan ataupun perdesaan sama-sama mengalami penurunan. Namun, ia menuturkan bahwa masih terdapat disparitas kemiskinan yang lebar antara kedua wilayah.

Pada periode Maret 2024–September 2024, jumlah penduduk miskin perkotaan turun sebesar 590.000 orang, sedangkan di perdesaan turun sebesar 570.000 orang. Dengan begitu, tingkat kemiskinan di wilayah perdesaan tercatat sebesar 11,34 persen pada September 2024, menurun dari 11,79 persen pada Maret 2024.

Angka tersebut lebih tinggi dari tingkat kemiskinan perkotaan yang tercatat sebesar 6,66 persen pada September 2024, atau turun dari 7,09 persen pada Maret 2024.

“Namun demikian, jika dilihat secara rata-rata, penurunan tingkat kemiskinan di perdesaan terjadi relatif lebih cepat dibandingkan dengan penurunan tingkat kemiskinan di perkotaan. Kemiskinan wilayah perkotaan turun sebesar 0,43 persen basis poin, sedangkan di perdesaan turun sebesar 0,45 persen basis poin,” jelasnya.

Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan terkait nilai Garis Kemiskinan yang menjadi dasar penentuan status kemiskinan penduduk, Amalia menuturkan bahwa secara total Garis Kemiskinan nasional pada September 2024 tercatat sebesar Rp 595.242 per kapita per bulan.

Ia menuturkan bahwa angka tersebut naik 2,11 persen dari Maret 2024 yang tercatat sebesar Rp 582.932 per kapita per bulan. Sementara dilihat secara kewilayahan, Garis Kemiskinan perkotaan mencapai Rp 615.763 per kapita per bulan, lebih tinggi dari Garis Kemiskinan perdesaan yang tercatat sebesar Rp 566.655 per kapita per bulan.

“Garis Kemiskinan perkotaan naik sebesar 2,52 persen, atau lebih tinggi dari kenaikan Garis Kemiskinan perdesaan yang naik sebesar 1,47 persen dibandingkan kondisi Maret 2024,” kata dia. (Enrico N. Abdielli)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru