Selasa, 4 November 2025

BENTUK KEKUATAN BARU NIH..! Panglima TNI Ingin Ubah Doktrin Peperangan: Yang Kita Gunakan Produk Lama: Rekrut Ahli Siber

JAKARTA – Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menyampaikan keinginan mengubah doktrin peperangan. Menurutnya, doktrin peperangan yang digunakan oleh TNI saat ini merupakan produk lama.

Hal itu disampaikan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dalam Rapim TNI di GOR Ahmad Yani, Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (31/1/2025).

Mulanya, Jenderal Agus menekankan pentingnya kesamaan visi untuk kemajuan TNI.

“Sekali lagi, kita samakan pola pikir, pola tindak, supaya kita bisa menghadapi situasi yang berkembang ini dalam satu visi. Tujuannya hanya satu, kemajuan TNI, kalau bukan kita yang berpikir, siapa lagi yang memikirkan TNI,” ucapnya.

Jenderal Agus kemudian meminta kepada Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan dan Pelatihan (Kodiklat) untuk memikirkan mengenai perubahan doktrin peperangan. Dia mencontohkan, doktrin peperangan yang digunakan oleh Australia yang selalu berubah tiap 3 hingga 5 tahun.

“Untuk itu, mari kita, memang agak capek, terutama dari Kodiklat TNI, Kodiklat AD, AL dan AU merubah beberapa doktrin peperangan kita. Doktrin yang kita gunakan, itu masih produk lama, sedangkan kemarin saya ke Australia, taktik infanteri 100 persen dirubah, dan mereka berubah doktrin selama 3 atau 5 tahun dirubah,” ucapnya.

Menurutnya, perubahan bukanlah hal yang harus dihindari. Bahkan, Jenderal Agus meminta kepada jajaran TNI menjadi agen perubahan.

“Jadi kita semua harus menjadi agen perubahan, jangan alergi kalau ada perubahan, orang kita itu kalau ada perubahan, belum apa-apa, dia sudah ngomel, apalagi kalau yang mau pensiun-pensiun itu. Kalau adik-adiknya punya ide itu, mereka nggak suka,” katanya.

Dia pun mengapresiasi sejumlah taktik tempur yang diubah dan dievaluasi oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pasukan Khusus atau Pusdiklatpassus.

Menurutnya, dengan evaluasi itu, Organisasi Papua Merdeka (OPM) tak lagi berani menyerang TNI.

“Jadi kita semuanya harus menjadi agen perubahan, keluarkan ide-ide yang bagus sesuai dengan penugasan kita di lapangan, dan terima kasih beberapa taktik bertempur kita sudah dievaluasi di Pusdiklatpassus, dan dilakukan di daerah operasi, dan Alhamdulillah, sekarang OPM kalau mau nyerang kita mikir-mikir, kita diserang, pasti dia yang hancur,” ucapnya.

Bentuk Kekuatan Baru, Rekrut Warga Sipil Ahli Siber

Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, Tentara Nasional IndonesiaĀ (TNI) mempersiapkan memperkuatĀ pertahanan siberĀ dengan merekrut warga sipil yang memiliki keahlian khusus di bidang ini. Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto mengumumkan rencana tersebut pertama kali pada September 2024 dan kembali menegaskannya dalam Rapat Pimpinan (Rapim) TNI di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat, 31 Januari 2025.

Berikut poin-poin utama dari rencana ini:

1. Matra Siber sebagai Pilar Baru Pertahanan Nasional

TNI selama ini terdiri dari tiga matra utama: Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL), dan Angkatan Udara (AU). Dengan meningkatnya ancaman digital, Matra Siber akan dibentuk sebagai kekuatan keempat untuk menghadapi serangan siber yang semakin kompleks.

2. Perekrutan Warga Sipil Berkemampuan Siber

Alih-alih melatih prajurit dari nol, TNI memilih merekrut individu yang sudah memiliki kompetensi tinggi di dunia siber.

Kalau di bidang lain seperti siber, saya merekrut khusus siber yang memang dia yang tadinya orang siber. Sipilnya siber, kami jadikan tentara. Dia punya kemampuan siber, kata Agus.

Ia menjelaskan bahwa pendekatan ini lebih efektif dibandingkan ajaran keahlian siber dari awal hingga prajurit yang sebelumnya tidak memiliki latar belakang di bidang tersebut.

ā€œBukan tentara yang kita jadikan orang siber itu akan susah,ā€ tambahnya.

3. Rekrutmen Berdasarkan Keahlian Spesifik

Selain tenaga ahli siber, TNI juga berencana merekrut prajurit prajurit pengangkut (PK) yang memiliki spesialisasi di berbagai bidang, seperti kedokteran, psikologi, dan hukum.

ā€œPerwira PK, kami banyakin yang spesialisasi seperti dokter, psikologi, hukum, kita jadikan (tentara),ā€ ujar Agus.

4. Pelatihan yang disesuaikan dengan Kompetensi

TNI akan merancang kurikulum khusus agar tentara siber dapat langsung berkontribusi setelah bergabung. Kurikulum ini akan difokuskan pada keahlian yang telah dimiliki oleh calon prajurit.

ā€œSeperti siber itu sinkronisasinya kami ubah yang mengarah kepada dia punya kejuruan siber tersebut sehingga nanti pada saat dia dilantik dia punya kemampuan siber,ā€ kata Agus.

Langkah TNI merekrut tenaga ahli dari sipil di bidang siber merupakan upaya strategi dalam menghadapi ancaman dunia maya yang semakin kompleks. Namun, izin regulasi tetap diperlukan sebelum implementasi penuh dapat dilakukan. (Web Warouw)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru