Minggu, 15 September 2024

BERANI GAK…? Dmitry Medvedev: Jika Berani Menyerang Krimea, Pemimpin Ukraina Harus Bersiap Bertemu Sang Pencipta

BERANI GAK…? Dmitry Medvedev: Jika Berani Menyerang Krimea, Pemimpin Ukraina Harus Bersiap Bertemu Sang Pencipta

JAKARTA- Rusia tidak akan segan membalas dengan serangan besar-besaran jika Ukraina berani menyerang Krimea, dan pemimpinnya harus bersiap bertemu dengan sang pencipta seandainya itu terjadi.

Ancaman terbaru itu disampaikan mantan presiden Rusia era 2008-2012, Dmitry Medvedev, saat berbicara dengan veteran Perang Dunia Kedua di kota Volgograd, Minggu (17/7) waktu setempat.

“Beberapa badut (pemimpin Ukraina) secara berkala muncul di sana dengan beberapa pernyataan, mencoba mengancam kita. Saya pikir, mereka harus menyadari bahwa serangan terhadap Krimea dan sebagainya, memiliki konsekuensi dan itu akan parah bagi mereka,” kata Medvedev yang saat ini menjabat wakil ketua Dewan Keamanan negara, seperti dikutip dari RT, Senin (18/7).

“Jika hal seperti itu terjadi, Hari Penghakiman akan datang kepada mereka semua secara bersamaan,” ujarnya.

Mantan presiden itu menambahkan bahwa Ukraina terus memprovokasi situasi secara keseluruhan dan kemungkinan sulit bagi Rusia untuk tidak melancarkan serangan besar-besaran.

“Pada titik tertentu, pihak berwenang Ukraina akan mulai menyadari bahwa Rusia akan mencapai semua tujuan operasionalnya di Ukraina, apa pun yang terjadi, termasuk demiliterisasi dan denazifikasi,” ujarnya.

Medvedev, bagaimanapun, mengakui bahwa Rusia sendiri sedang melalui periode yang “sangat sulit” dalam sejarahnya, dan menyatakan keyakinannya bahwa negara itu akan muncul lebih kuat dari konflik saat ini.

“Kami akan mencapai tujuan atas nama negara kami, untuk tidak mengecewakan veteran kami yang terkasih, yang telah membela tanah air kami selama Perang Patriotik Hebat,” Medvedev menyimpulkan.

Pernyataan serupa disampaikan Senator Rusia Andrey Klishas. Ia mengatakan bahwa ancaman dari junta Ukraina untuk menyerang Krimea atau Jembatan Krimea hanya akan menegaskan bahwa denazifikasi dan demiliterisasi harus dilakukan di seluruh Ukraina.

Anggota parlemen Mikhail Sheremet, yang mewakili Semenanjung di parlemen Rusia, mengancam Ukraina dengan ‘pembalasan yang begitu keras sehingga negara itu tidak akan pernah bisa pulih’.

Serangkaian peringatan dan ancaman mulai mengalir dari Moskow setelah juru bicara Direktorat Intelijen Ukraina di Kementerian Pertahanan, Vadim Skibitskiy, mengatakan pada Sabtu (16/7) bahwa Kiev menganggap Semenanjung Krimea sebagai target sah untuk senjata jarak jauh yang disediakan oleh Barat.

“Hari ini, Semenanjung Krimea telah menjadi pusat pergerakan semua peralatan dan senjata yang berasal dari Federasi Rusia ke selatan negara kita,” pejabat Ukraina itu menjelaskan.

Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, Krimea menjadi wilayah Rusia pada tahun 2014 setelah referendum di mana sebagian besar penduduknya memilih untuk bergabung kembali dengan Rusia. Pemungutan suara ini didahului oleh kudeta Maidan di Kiev, dengan penduduk semenanjung yang sebagian besar berbahasa Rusia menolak untuk mengakui otoritas baru sebagai yang sah.

Ukraina, bersama dengan UE, AS, dan sebagian besar negara lain, menganggap Krimea sebagai bagian yang tidak dapat dicabut dari wilayah Ukraina, yang untuk sementara diduduki oleh Rusia. (Web Warouw)

Artikel Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,100PelangganBerlangganan

Terbaru