Oleh: Dr. Kurtubi *
BERJUANG mendorong pemanfaatan teknologi dan SDA Nuklir,– tidak hanya menyiapkan membangun PLTN untuk keperluan dalam negeri, tapi untuk jauh ke.depannya juga untuk tujuan ekspor. Sehingga harus disiapkan untuk bisa LAHIRNYA INDUSTRI NUKLIR ditanah air diawali dengan menghasilkan PLTN Generasi mutakhir untuk keperluan dalam negeri.
Disiapkan selanjutnya untuk TUJUAN EXPORT dengan memanfaatkan peluang/opurtunity bisnis selagi pembangunan dan pemanfaatan PLTN Generasi terbaru masih pada tahap awal/ tahap dini.
Sementara seluruh dunia membutuhkan pembangkit listrik bersih, aman dan murah, di tengah dunia yang sudah bertekad untuk menanggulangi perubahan iklim dengan bersepakat mengurangi kenaikan suhu bumi dengan cara menghilangkan/mengurangi emisi karbon yang sebagian besarnya disebabkan oleh emisi karbon yang berasal dari pembangkit listrik dari fosil (terutama batubara dan minyak).
Menurut saya sangat TEPAT jika RI mengeluarkan Kebijakan dan memprogramkan untuk lahirnya Industri Nuklir ditanah air mengingat negeri kita mempunyai potensi sumber daya dan cadangan Energi Nuklir Uranium dan Thorium yang relatif sangat besar, bisa menjamin kebutuhan untuk jangka waktu yang sangat panjang. Anugerah Ilahi ini sama sekali belum dimanfaatkan.
Ketersediaan SDM/ Sarjana bidang energi nuklir sangat mencukupi karena sudah disiapkan sejak tahun 1960-an dengan dibukanya Prodi Nuklir di berbagai Perguruan Tinggi.
Selain ketersediaan cadangan SDA Nuklir yang sudah terbukti ada (proven) serta potensi sumber dayanya, cukup nuntuk memenuhi kebutuhan Bahan Bakar Nuklir ( BBN) untuk jangka waktu yang sangat panjang hingga sekitar seribu tahun.
Disamping Negara kita juga kaya dengan beragam SDA non nuklir yang bisa dikembangkan menjadi pusat-pusat pertumbuhan Ekonomi Baru yang pasti membutuhkan ketersediaan listrik bersih non intermitten dalam jumlah yang sangat besar guna mendukung Industrialisasi berbasis SDA diseluruh tanah air
Pemanfaatan PLTN di tanah air pasti akan dapat mempercepat tercapainya kemakmuran rakyat, yang hingga saat ini, meskipun kita sudah merdeka 77 tahun, faktanya Income percapita rakyat kita baru hanya sekitar $5000.
Sementara negara-negara tetangga kita yg kekayaan SDAnya relatif kecil bahkan nihil dan merdeka belakangan dari negara kita. Ternyata income percapitanya sudah jauh diatas kita.
Termasuk jika dibanding dengan negara tetangga di sebelah Utara, Republik Rakyat Tiingkok (RRT) dimana pada sekitar tahun 1980an income per capitanya masih lebih rendah dari Indonesia selain prosentase jumlah penduduk miskinnya jauh lebih besar dari Indonesia. Faktanya kini RRT secara pasti menjadi negara industri maju yg salah satunya ditopang oleh kebijakan membangun PLTN secara konsisten dan berkelanjutan setiap tahun secara terus nenerus membangun PLTN !
Buahnya, kini RRT sudah melangkah menjadi Negara dengan Kekuatan Ekononi (GDP) terbesar didunia dimana tingkat kemiskinannya saat ini sudah sangat rendah.
Ayo para sahabat ahli/sarjana nuklir, teman-teman Masyarakat Nuklir Indonesia dan Masyarakat Energi Baru Nuklir Indonesia, serta para Sahabat dan Semeton di tanah air pendukung energi Nuklir dari berbagai kalangan,—mari kita terus berjuang dan mendorong pemerintah agar pemanfaatan dan pembangunan PLTN bisa dipercepat dan sekaligus bisa melahirkan Industri nuklir di Tanah Air.
Salam Sehat Selalu. 🤝🙏. Jakarta, 29 Agustus 2022.
* Penulis, Dr Kurtubi, Ketua Kaukus Nuklir Parlemen 2014 – 2019), Alumnus CSM, IFP dan UI