JAKARTA — Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengusulkan pemotongan seperlima dari anggarannya menyusul keputusan Amerika Serikat (AS) untuk menarik diri dari keanggotaan. Hal itu terungkap dalam email internal pimpinan WHO yang dikutip AFP, Sabtu (29/3).
Dalam email tersebut, organisasi kesehatan ini harus mengurangi jangkauan dan tenaga kerjanya lantaran pemotongan anggaran.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengungkapkan organisasinya menghadapi kesenjangan pendapatan hampir US$600 juta pada 2025 dan “tidak punya pilihan” selain mulai melakukan pemotongan.
Selain mengumumkan penarikan AS dari WHO setelah kembali ke Gedung Putih pada Januari, Presiden Donald Trump memutuskan untuk membekukan hampir semua bantuan luar negeri AS, termasuk bantuan besar untuk proyek-proyek kesehatan di seluruh dunia.
Padahal, Negeri Paman Sam sejauh ini merupakan donor terbesar WHO.
“Pemotongan dramatis bantuan pembangunan resmi oleh Amerika Serikat dan negara-negara lain menyebabkan gangguan besar-besaran terhadap negara-negara, LSM, dan badan-badan Perserikatan Bangsa-Bangsa, termasuk WHO,” ujar Tedros dalam email tersebut.
Ia mengatakan sebelum Trump memulai proses penarikan diri dari WHO selama satu tahun, organisasi tersebut telah menghadapi kendala keuangan.
“Pengumuman Amerika Serikat, dikombinasikan dengan pengurangan bantuan pembangunan resmi baru-baru ini oleh beberapa negara untuk mendanai peningkatan pengeluaran pertahanan, membuat situasi kita jauh lebih parah,” terang Tedros.
Menurut Tedros, pihaknya telah melakukan penghematan biaya yang substansial. Namun. kondisi ekonomi dan geopolitik yang berlaku telah membuat mobilisasi sumber daya menjadi sangat sulit.
Bulan lalu, Dewan Eksekutif WHO mengurangi anggaran yang diusulkan untuk 2026-2027 dari US$5,3 miliar menjadi US$4,9 miliar.
“Sejak saat itu, prospek bantuan pembangunan memburuk, tidak hanya untuk WHO, tetapi juga untuk seluruh ekosistem kesehatan internasional,” ujar Tedros.
“Oleh karena itu, kami mengusulkan kepada negara-negara anggota pengurangan anggaran lebih lanjut sebesar US$4,2 miliar — pengurangan sebesar 21 persen dari anggaran awal yang diusulkan.”
Dalam siklus anggaran dua tahun terakhir badan tersebut, untuk tahun 2022-2023, AS menggelontorkan US$1,3 miliar, yang mewakili 16,3 persen dari anggaran WHO saat itu sebesar US$7,89 miliar.
Sebagian besar pendanaan AS berasal dari kontribusi sukarela untuk proyek-proyek tertentu yang dialokasikan, bukan biaya keanggotaan tetap.
“Terlepas dari upaya terbaik kami, kami sekarang berada pada titik di mana kami tidak memiliki pilihan selain mengurangi skala pekerjaan dan tenaga kerja kita,” ujar Tedros.
Pengurangan pekerja dimulai dari kantor pusat, dimulai dari pimpinan senior. Namun, langkah itu juga akan dilakukan di seluruh level dan tingkatan.
Peringatan Bill Gates
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan sebelumnya, Pendiri Microsoft sekaligus filantropis kesehatan global, Bill Gates, memberikan peringatan kepada Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Peringatan ini terkait rencana pemangkasan dana untuk berbagai program kesehatan global.
Kepada Reuters, dua sumber yang mengetahui masalah ini mengatakan bahwa Gates mendesak pemerintahan Trump agar tidak memangkas anggaran yang selama ini digunakan untuk vaksinasi anak, pengobatan HIV, hingga pencegahan penyakit menular lainnya.
Dalam beberapa pekan terakhir, Bill Gates juga dikabarkan telah bertemu dengan Dewan Keamanan Nasional AS serta anggota parlemen dari Partai Republik dan Demokrat, dikutip dari laporan Reuters, Senin (24/3/2025).
“Bill baru-baru ini berada di Washington DC untuk bertemu dengan para pengambil keputusan guna membahas dampak penyelamatan nyawa dari bantuan internasional AS dan perlunya rencana strategis untuk melindungi orang-orang paling rentan di dunia sambil menjaga kesehatan dan keamanan Amerika,” jelas juru bicara Gates Foundation.
Dalam pertemuannya dengan pejabat AS, Gates menegaskan bahwa yayasannya, Gates Foundation, tidak bisa menggantikan peran pemerintah AS dalam mendanai program kesehatan global. Direktur Gates Foundation juga menyatakan hal yang sama secara terbuka, bahwa tidak ada lembaga filantropi yang memiliki kapasitas untuk menggantikan pendanaan pemerintah.
Sejak dilantik pada 20 Januari 2025, pemerintahan Trump diketahui memangkas lebih dari 80 persen kontrak Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID).
Dalam kebijakan tersebut, dirinya juga membekukan miliaran dollar dana bantuan yang sebelumnya digunakan untuk program kesehatan, seperti bantuan pangan darurat hingga pencegahan malaria.
Pemerintahan Trump, yang dipimpin oleh Departemen Luar Negeri, saat ini tengah meninjau jenis bantuan luar negeri yang akan tetap berjalan di bawah kebijakan “America First”. Salah satu sumber menyebut bahwa sekitar 30 proyek kesehatan global sedang dalam proses evaluasi.
Kaki Tangan Yang Terancam
Dalam diskusi tersebut, Gates juga disebut membahas beberapa mitra (baca- kaki tangan) kesehatan global yang masuk dalam daftar tinjauan Menteri Luar Negeri Marco Rubio dan Presiden Trump, seperti Gavi, Vaccine Alliance, serta Global Fund to Fight AIDS, Tuberculosis and Malaria. Berbagai mitra tersebut kemungkinan akan terancam kehilangan suntikan dana karena selama ini mereka bergantung pada pendanaan dari AS untuk menjalankan program kesehatan global di negara-negara berkembang.
Menurut laporan Reuters, AS saat ini memberikan pendanaan sekitar 300 juta dollar AS per tahun kepada Gavi atau sekitar Rp 4,95 triliun.
Sementara itu, Global Fund menerima lebih dari 1 miliar dollar AS atau sekitar Rp 16,49 triliun dari pendanaan AS.
Global Fund sendiri menolak berkomentar terkait masalah ini, sementara Gavi menyatakan belum menerima pemberitahuan resmi terkait penghentian dana dari AS.
Jika pemangkasan anggaran terus berlanjut, berbagai program kesehatan yang selama ini bergantung pada dana AS berisiko terganggu.
Hingga kini, Gedung Putih belum memberikan tanggapan resmi terkait kebijakan tersebut. Tak hanya itu, beberapa proyek lain yang masuk dalam skema President’s Emergency Plan for AIDS Relief (PEPFAR) juga dikabarkan sedang dalam proses peninjauan.
Selain itu, sejumlah program utama yang selama ini didukung Gates Foundation, seperti pemberantasan polio dan penanggulangan malaria, kemungkinan besar akan terdampak akibat pemangkasan anggaran USAID.
Menurut salah satu sumber, yayasan ini perlu mempertimbangkan langkah-langkah yang dapat diambil untuk memastikan program-program tersebut tetap berjalan.
Dalam pertemuan di Dewan Keamanan Nasional, Gates menekankan pentingnya dukungan AS terhadap Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) serta berbagai upaya pemberantasan penyakit, termasuk polio. Ia juga menyoroti dampak kebijakan Trump yang menarik AS dari WHO, yang berpotensi mengganggu program kesehatan global yang selama ini didukung oleh komunitas internasional.”
Beberapa Kali Bertemu Trump
Gates disebut telah lama berinteraksi dengan pejabat keamanan nasional dari berbagai pemerintahan sebelumnya dalam isu-isu kesehatan global seperti malaria dan COVID-19. Sebelum Trump dilantik, Gates dikabarkan sempat bertemu dengannya dalam sebuah jamuan makan malam pada bulan Desember 2024.
Menurut laporan NBC, pada awal Februari 2025, Gates juga disebut kembali bertemu Trump di Gedung Putih, tepat setelah pemotongan dana USAID pertama kali diumumkan. (Web Warouw)