JAKARTA- Setelah pembangunan Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung selesai, rencananya akan langsung dicoba oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo dan Presiden Cina Xi Jinping.
“Baru saja kita lihat bagaiman ditunjukkan suatu teknologi tinggi, proses pemasangan rel yang panjangnya 500 meter dilakukan secara bersamaan dengan memasang batalan,” ujar Budi, saat meninjau pemasangan rel dan bantalan kereta api cepat Jakarta Bandung.
Budi mengaku bangga dan memberikan apresiasi sudah dilakukan suatu pekerjaan atas kerja sama Indonesia Cina kereta api Jakarta Bandung, dengan meletakkan rel menggunakan teknologi yang tinggi.
“Mayoritas pengerjaan ini 80 persen merupakan tenaga Indonesia. Saya bangga dengan apa yang dilakukan menggunakan teknologi dengan baik,” kata Budi.
Dalam pemasangan rel dan bantalan tersebut, menggunakan mesin berukuran besar yang terus maju. Satu per satu bantalan diletakkan, lalu rel yang panjang ditempatkan di atas bantalan tersebut.
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, Budi berharap, di bulan Juni 2023 pekerjaan Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung selesai.
Tak tanggung- tanggung orang yang pertama kali mencoba kereta api cepat Jakarata Bandung merupakan orang nomor satu di Indonesia dan orang nomor satu di Cina.
“Bapak Presiden Jokowi dan Xi Jinping Presiden Cina, akan bersama melakukan uji coba,” ucap dia.
Budi mengungkapkan, oleh karenanya diharapkan bahwa sinergi ini dilakukan terus menerus dengan intensif.
Budi mengatakan, Indonesia-lah yang pertama kali, mengambil kesempatan itu dan untuk belajar.
“Kita ambil kesempatan itu untuk menunjukkan bahwa Indonesia mampu menjadi negara yang maju,” ucapnya.
Direktur Utama KCIC, Dwiyana Slamet, mengatakan hari ini memulai instalasi pemasangan track line, menurutnya dengan menggunakan alat yang cangggih dan baru pertama kali dioperasikan di Indonesia.
“Betul bahwa operatornya hampir 80 persen dari indonesia, jadi untuk personel ada 1.200 pekerja, 200 dari Cina, dan 1.000-nya dari indonesia,” katanya.
Ia berharap pengerjaan track line bisa selesai di bulan januari 2023.
“Mencapai di bulan Juni, di mana presiden (Indonesia dan Cina) akan mencobanya,” ucapnya. (Calvin G. Eben-Hsezer)