JAKARTA – Ketua Umum Relawan Pro Jokowi (Projo) Budi Arie Setiadi menyindir Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto. Menurut Budi Arie, ada pihak yang berhalusinasi mengatakan perolehan suara lebih besar ketimbang hasil perhitungan resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI.
“Pemilu 2024 disaksikan oleh seluruh mata masyarakat, di seluruh Indonesia, seluruh warga bisa lihat. Ini kan antara halusinasi, fiksi ini beda-beda dikit,” ujar Budi Arie di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (19/3/2024).
Sebelumnya, Hasto mengatakan hasil forensik pakar IT PDI-P menunjukkan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, mestinya mendapatkan perolehan 33 persen suara.
Hasto mengklaim bahwa ada Json Script yang dipasang pada Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) KPU untuk mengunci suara Ganjar-Mahfud mentok di angka 17 persen.
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, mengomentari hal tersebut, Budi Arie menganggap pernyataan itu tak bisa dipertanggungjawabkan.
“Halusinasi suaranya dari 17 persen jadi 33 persen,” kata Budi Arie. Menurut dia, temuan-temuan dugaan kecurangan Pemilu 2024 bisa langsung dilaporkan ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI.
Di sisi lain, Budi Arie mempertanyakan upaya sejumlah partai politik (parpol) untuk menggunakan hak angket DPR RI guna menyelidiki dugaan kecurangan pemilihan umum (Pemilu) 2024. Dia mengaku, telah mendapatkan informasi dari Bawaslu bahwa kecurangan pemilu paling banyak terjadi di Pemilihan Legislatif (Pileg) bukan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
“Pilpres ada (kecurangan) enggak? Nyaris enggak ada, bukan enggak ada,” ujar Budi Arie. (Web Warouw)