JAKARTA – Berdasarkan survei, orang-orang ternyata cenderung memilih calon kepala daerah yang dekat dengan Presiden Jokowi. Wakil Ketua Umum (Waketum) PAN, Viva Yoga Mauladi, menilai Jokowi effect wajar terjadi.
“Kalau kemudian di Pilkada nanti Jokowi effect masih relatif cukup besar yaitu 54% dalam penentuan pasangan calon, hal itu wajar,” kata Viva Yoga, saat dihubungi wartawan, Sabtu (22/6/2024).
Viva menyebut terdapat beberapa penyebab yang membuat Jokowi effect masih terjadi. Salah satunya yakni tingkat kepuasan publik yang tinggi atas kinerja pemerintah pusat di bawah kepemimpinan Jokowi.
“Pertama tingkat kepuasan publik pada kinerja pemerintah pusat itu relatif masih tinggi di atas 70%. Kepuasan publik itu karena pemerintah responsif dengan aspirasi dan kepentingan rakyat,” kata Viva.
Selanjutnya, yakni karena faktor kemajuan pembangunan yang telah dilakukan Jokowi. Masyarakat akan memilih calon yang dapat meningkatkan dan menyempurnakan pembangunan yang telah dilakukan.
“Kedua, proses pembangunan ini menjadi bagian penting dalam harapan dari masyarakat untuk menentukan preferensi pilihannya, karena pembangunan ini dilaksanakan oleh pemerintahan Pak Jokowi maka jangan sampai usaha-usaha pembangunan yang telah dilaksanakan tidak ditingkatkan lagi, tidak diperbaiki lagi, tidak disempurnakan lagi,” kata Viva.
Ia lantas menyebut, wajar jika Jokowi effect dijadikan pertimbangan dalam menambah perolehan suara bagi paslon di pilkada.
“Oleh karena itu, Jokowi efek juga menjadi relevan untuk dapat dipertimbangkan dalam penambahan kontribusi perolehan suara pasangan calon di pilkada November 2024,” tuturnya.
Diketahui sebelumnya, Litbang Kompas merilis survei mengenai keterkaitan pemilihan calon di Pilkada 2024 dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sebanyak 54,3% masyarakat mempertimbangkan calon yang memiliki hubungan dengan dengan Jokowi.
Kepada Bergelora.com dilaporkan, survei ini dilakukan pada 27 Mei hingga 2 Juni 2024 melalui wawancara tatap muka. Survei dilakukan terhadap 1.200 responden yang dipilih secara acak dengan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi di Indonesia. Tingkat kepercayaan 95 persen, margin of error kurang lebih 2,83 persen.
Responden diberi pertanyaan ‘Dalam memilih kepala daerah, apakah Anda mempertimbangkan untuk memilih calon yang memiliki hubungan kedekatan dengan Presiden Jokowi?’. Hasilnya sebanyak 54,3% menjawab ‘ya, mempertimbangkan’. Berikut hasil lengkapnya:
Ya, mempertimbangkan 54,3%, Tidak mempertimbangkan 32,9%, Tidak tahu 12,7%. (Enrico N. Abdielli)