JAKARTA – Calon wakil gubernur Jakarta Kun Wardana akan menggratiskan tarif bus Transjakarta jika terpilih pada Pilkada 2024 bersama cagub Dharma Pongrekun.
“Ada gubernur sebelumnya yang menyampaikan Transjakarta bisa gratis. Kita hitung-hitung, memang feasible untuk gratis,” ucap Kun Wardana dalam program GASPOL! Kompas.com, dikutip pada Kamis (7/11/2024).
Menurut Dharma, transportasi merupakan hal penting bagi warga Jakarta untuk mobilitas. Dengan menggratiskan ongkos untuk bepergian, maka bisa menekan pengeluaran mereka sehari-hari.
“Mengurangi pengeluaran tadi dengan cara pendidikan gratis, transportasi gratis, dengan hal-hal lainnya. Sehingga (ekonomi) mereka akan tetap terjaga,” ujar dia.
Selain itu, Kun akan menambahkan armada Transjakarta dan Jaklingko di wilayah pinggiran agar bisa menjangkau masyarakat di pinggiran Jakarta.
“Khusus untuk Transjakarta, Jaklingko, dan lainnya, ini jangkauan perlu ditambah untuk daerah-daerah pinggiran, seperti kawasan industri dibeberapa tempat,” ujar dia.
Butuh Lompatan Kuantum
Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut 2, Kun Wardana, menekankan perlunya “lompatan kuantum” dalam kepemimpinan Jakarta agar kota ini dapat bersaing dengan kota-kota besar dunia, seperti London, Tokyo, dan New York. Sebagai informasi, “lompatan kuantum” atau quantum leap menggambarkan sesuatu yang instan, tiba-tiba, dan tidak kontinu, yaitu perubahan posisi elektron yang terjadi dalam skala subatomik. Istilah ini sering digunakan secara metaforis untuk menggambarkan perubahan besar dan mendadak dalam bidang lain, seperti teknologi, politik, atau sosial.
“Lompatan kuantum” dalam konteks kepemimpinan atau pembangunan, seperti yang disebut Kun Wardana, merujuk pada sebuah transformasi cepat yang membuat kemajuan yang sebelumnya lambat atau linier menjadi pesat atau revolusioner.
Menurut Kun, kepemimpinan yang mampu merangkul semua golongan dan meningkatkan partisipasi masyarakat adalah kunci bagi Jakarta untuk melompat lebih maju.
“Kalau mereka bisa merasakan rasa memiliki Jakarta, kita bersama-sama satu frekuensi dengan mereka, jadi pasti. Bukan hanya kita cepat menyelesaikan tujuan kita, tetapi kita bisa lompat, makanya disebut lompatan kuantum,” ujar Kun dalam podcast “Gaspol” Kompas.com, Rabu (6/11/2024).
Ia mengungkapkan, konsep “kuantum” dalam kepemimpinan sejatinya berbeda dari perkembangan linear biasa.
“Kuantum itu enggak linear. Kalau gerakan kita linear, kita (berkembang) lima tahun, sedangkan mereka (kota-kota besar dunia) sudah 10 tahun (lebih maju). Tetapi kalau kita lompat kuantum, akan berbeda urusannya,” jelas Kun.
Lebih lanjut, Kun mengaitkan lompatan kuantum ini dengan nilai-nilai Pancasila yang dianggapnya mengandung unsur-unsur untuk membangun persatuan dan kemajuan bersama.
“Kuantum politik merupakan suatu persyaratan, kita semua warga Jakarta harus bersatu, makanya Pancasila itu sudah yang terbaik,” tambahnya.
Dalam Pilkada Jakarta 2024, terdapat tiga pasangan calon yang bersaing, yakni Ridwan Kamil-Suswono (nomor urut 1), Dharma Pongrekun-Kun Wardana (nomor urut 2) yang maju melalui jalur independen, dan Pramono Anung-Rano Karno (nomor urut 3), yang didukung oleh PDI-P dan Partai Hanura.
Calon Independen menentukan Lompatan Kuantum
Kepada Bergelora.com di Jakarta, dilaporkan dalam politik jika rakyat Jakarta memilih pasangan calon independen nomor 2 Dharma-Kun umtuk memimpin Jakarta maka itupun sudah menjadi satu lompatan kesadaran yang akan signifikan untuk menuju perubahan. Karena berbeda dangan yang lain yang dicalonkan oleh partai-partai politik, Dharma Pongrekun dan Kun Wardhana diusung bukan oleh partai-partai politik tapi langsung dipilih dan diusung oleh jutaan rakyat Jakarta diluar kepentingan partai.
Jika trakyat Jakarta memilih maka Dhama dan Kun akan terikat tanggung jawab langsung pada kepentingan rakyat Jakarta, bukan pada partai-partai yang selama ini mengklaim atas nama rakyat. Lompatan tanggung jawab ini akan lebih mempercepat dan menjadi fokus Gubernur dan Wakil Gubernur hanya pada kepentingan langsung rakyat Jakarta. Tidak ada lagi alasan partai politik untuk menghambat kebijakan-kebijakan yang mengabdi kepentingan rakyat. (Web Warouw)