Jumat, 14 Februari 2025

CETAK LAHAN SAWAH BARU..! Mendagri Ingatkan Kepala Daerah Tak Alih Fungsikan Lahan Sawah: Godaannya Tinggi!

JAKARTA – Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian memberikan peringatan keras kepada setiap kepala daerah baik di tingkat provinsi, maupun kabupaten atau kota agar mempertahankan lahan sawah produktif di daerahnya.

Tito mengatakan mungkin bakal banyak godaan berupa lobi-lobi dari pengusaha untuk mengalihkan lahan-lahan sawah jadi wilayah komersial ataupun permukiman. Dia meminta jangan sampai kepala daerah menuruti tawaran-tawaran itu, apalagi apabila lahan yang ditawarkan sangat produktif.

“Lahan sawah yang ada jangan sampai dikonversi ke penggunaan lain, misalnya untuk urusan komersial, permukiman, dan lain-lain. Ini akan buat produksi menurun kalau dikonversi, dan ini godaannya tinggi untuk rekan kepala daerah, karena memang banyak pengembang atau industri mau melobi dan lain-lain,” beber Tito dalam rapat pengendalian inflasi mingguan, Senin (15/7/2024).

Dia melanjutkan seharusnya kepala daerah lebih banyak mencari lahan untuk diolah sebagai cetak sawah baru. Lahan sawah baru bisa diinventarisir terlebih dahulu kemudian disusulkan ke Kementerian Pertanian yang memiliki program optimalisasi lahan produktif.

Bila lahan sawah produktif tidak berkurang, bahkan kalau bisa ditambah, otomatis produksi pangan khususnya beras bisa terjaga dengan baik.

“Yang jadi perhatian kepala daerah adalah tolong untuk mendorong produksi beras kita meningkat. Strategi besar masalah beras ini adalah kita usaha swasembada dengan tingkatkan produksi dalam negeri,” tegas Tito.

Tito juga berpesan agar pemerintah daerah secara cepat menindaklanjuti pemasangan pompa-pompa yang diberikan Kementerian Pertanian. Pompanisasi dinilai menjadi salah satu usaha untuk mengoptimalkan produksi pangan dengan memastikan ketersediaan air untuk area persawahan.

“Dalam waktu yang sangat urgent ini, di tengah kekeringan Pak Mentan buat program pompanisasi, pompa yang alirkan air dari sumber air ke tempat yang kering, utamanya lahan sawah,” ujar Tito.

Tito meminta kepala daerah mengecek langsung program pompanisasi. Hal itu guna memastikan bantuan yang diberikan pemerintah ini benar-benar digunakan secara maksimal.

“Agar pompa yang diberikan Kementan itu betul-betul dimanfaatkan dan dikerjakan. Juga digunakan, perlu perhatian rekan-rekan kepala daerah,” ucapnya.

Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, Tito ingin para kepala daerah memiliki keinginan politik yang sama, yakni memaksimalkan antisipasi kekeringan melanda sawah pertanian. Sebab bila tak ada keinginan politik yang sama, Ia khawatir arahan dari pemerintah hanya sekedar dielegasikan saja.

Sampai akhirnya pompa tersebut malah tak berfungsi alias tak mengalirkan air sungai ke sawah. Ia pun memastikan evaluasi akan dilakukan terhadap daerah-daerah yang masih belum menjalankan program pompanisasi ini.

Sebelumnya, penyaluran pompa ke sawah-sawah masih rendah. Tercatat saat ini baru 25 ribu unit saja yang tersalur, sehingga masih tersisa sebanyak 50 ribu unit lagi.

Adapun Program Pompanisasi merupakan solusi jangka pendek untuk mempertahankan hingga meningkatkan produksi. Mentan meyaknini penyediaan air ini akan sangat berguna untuk antisipasi kekeringan 3 bulan mendatang.

Terakhir, Tito juga meminta agar pemerintah daerah mengawal realisasi pupuk subsidi secara langsung ke petani, khususnya pada bagian penyaluran dan distribusi pupuk subsidi di daerah. (Calvin G. Eben-Haezer)

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,110PelangganBerlangganan

Terbaru