Kamis, 18 September 2025

CHINA DUKUNG PENUH..! Pemimpin Korut minta Pasukannya Bersiap Hadapi Perang Lawan AS

PYONGYANG – Pemimpin Korea Utara (Korut) meminta pasukan bersenjatanya untuk bersiap menghadapi perang melawan Amerika Serikat saat dirinya menyalahkan Washington atas ketegangan terbaru di Semenanjung Korea, kata media yang dikelola pemerintah pada Kamis (28/12) lalu.

Pada hari kedua Rapat Pleno ke-9 Komite Sentral Partai Pekerja Korea (WPK) ke-8 pada Rabu, Kim Jong-un mengatakan bahwa AS terlibat dalam konfrontasi “yang belum pernah terjadi sebelumnya” terhadap Korut.

Kim “menetapkan tugas-tugas bagi Tentara Rakyat dan industri amunisi, senjata nuklir dan sektor pertahanan sipil untuk lebih mempercepat persiapan perang,” kata Kim sebagaimana dikutip oleh Kantor Berita Pusat Korea (KCNA).

Dia mengatakan situasi politik dan militer telah mencapai tingkat yang ekstrem akibat langkah anti-Korut yang dilakukan AS.

Kim juga berjanji akan memperluas hubungan kerja sama strategis dengan “negara-negara merdeka anti-imperialis.”

Kepada Bergelora.com.di Jakarta dilaporkan dari Pyongyang, pekan lalu Kim memperingatkan bahwa negaranya “tidak akan ragu untuk meluncurkan serangan nuklir jika ada “musuh” yang memprovokasinya dengan nuklir.

Pyongyang baru-baru ini melakukan uji coba meluncurkan rudal balistik antarbenua Hwasong-18 berbahan bakar propelan padat, yang meningkatkan ketegangan di kawasan tersebut.

Perundingan Korut-China

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri China Wang Yi dan Wakil Menlu Korea Utara Pak Myong Ho melakukan pembicaraan tingkat tinggi di Beijing pada Senin (25/12)

Pembicaraan itu digelar bersamaan dengan uji coba peluncuran rudal Korut yang mampu mencapai lokasi mana pun di Amerika Serikat.

“China selalu melihat hubungannya dengan Korut dari perspektif strategis dan jangka panjang,” kata Kementerian Luar Negeri China dalam sebuah pernyataan.

Pernyataan itu merujuk pada komentar Wang dalam pertemuannya dengan Pak.

Beijing bersedia meningkatkan komunikasi dan koordinasi dua arah seraya memperdalam pertukaran dan kerja sama, kata Wang.

Wang dan Pak bertukar pandangan tentang isu-isu terkait “kepentingan bersama”, yang tidak dijelaskan dalam pernyataan Kemlu China.

Korut secara resmi menjadi satu-satunya sekutu China. Perjanjian pada 1961 mengharuskan kedua negara itu mengambil semua langkah yang diperlukan, termasuk bantuan militer, untuk saling membantu ketika terjadi serangan atau percobaan serangan oleh negara ketiga.

Peluncuran rudal pada Senin dilakukan setelah uji coba penembakan rudal balistik jarak pendek pada Minggu malam.

Korut mengutuk AS karena sengaja melakukan apa yang disebut Pyongyang sebagai “latihan perang nuklir”, termasuk kedatangan kapal selam nuklir AS di Korea Selatan pada Minggu.

Resolusi-resolusi Dewan Keamanan PBB melarang Korut melakukan semua aktivitas rudal balistik, meski Pyongyang berdalih semua itu merupakan hak kedaulatannya untuk membela diri.

Korut akan terus memperkuat hubungan multilateral dengan China demi “menjaga kepentingan bersama” dan “mempertahankan perdamaian dan stabilitas kawasan”, tulis Kemlu China dalam pernyataannya.

Pak tiba di Beijing pekan lalu dalam kunjungan resmi yang sangat jarang dilakukan pejabat tinggi Korut dan dilakukan menjelang peringatan 75 tahun hubungan diplomatik kedua negara pada tahun depan.

Juru bicara Kemlu China Wang Wenbin mengatakan bahwa isu soal Semenanjung Korea adalah masalah yang kompleks. Dia menyerukan dialog oleh semua pihak terkait untuk menyelesaikan masalah itu.

“Upaya-upaya untuk menyelesaikan masalah ini lewat pencegahan dan tekanan militer tak akan berhasil,” kata dia dalam jumpa pers rutin. “Semuanya akan jadi bumerang, kian memperburuk pertentangan dan ketegangan.” (Web Warouw)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru