JAKARTA- Republik Rakyat China (RRC) ditetapkan untuk menggantikan Jepang sebagai penyumbang keuangan terbesar kedua untuk operasi penjaga perdamaian PBB di tahun anggaran berikutnya, demikian menurut perkiraan PBB seperti dilansir oleh www.geopolintelligence.com Rabu (23/12) dan dikutip Bergelora.com di Jakarta, Jumat (25/12).
China, yang saat ini menempati urutan keenam dengan menyediakan 6.64 persen dari anggaran untuk penjaga perdamaian PBB. Hal ini akan memberikan kontribusi 10,29 persen pada Juli 2016 mendatang. Sementara itu Amerika Serikat diproyeksikan akan berkontribusi 28,57 persen.
Kontribusi Jepang akan turun dari 10,83 persen menjadi 9,68 persen, menjadikannya donor paling dermawan ketiga diikuti Jerman dan Perancis di tempat keempat dan kelima.
“Ini adalah tugas kita untuk memastikan bahwa suara dan kehadiran Jepang tidak berkurang,” meskipun kontribusi menurun, Duta Besar Jepang Motohide Yoshikawa mencoba menjawab diplomatis.
Anggaran PBB disetujui untuk operasi penjaga perdamaian adalah sebesar $ 8,28 milyar untuk tahun ini hingga Juni mendatang.
Penurunan kontribusi Jepang mencerminkan penurunan anggaran rutin PBB yang membiayai operasi secara tahun kalender.
Menurut PBB, Tokyo menyumbang lebih dari 20 persen dari anggaran umum pada tahun 2000. Namun kontribusi Jepang mulai berkurang untuk pertama kalinya menjadi di bawah 10 persen pada tahun depan. Ini terjadi untuk pertama kalinya sejak tahun 1983.
Terpisah dari pengeluaran untuk operasi penjaga perdamaian, anggaran rutin untuk periode 2016-2017 diperkirakan sekitar $ 5,5 miliar.
Tingkat pendanaan masing-masing anggota bangsa untuk anggaran rutin direvisi setiap tiga tahun setelah skala berdasarkan indikator ekonomi seperti pendapatan nasional bruto dan dengan penyesuaian yang tergantung pada klasifikasi negara sebagai maju atau berkembang.
Meskipun posisinya sebagai negara berkembang, namun status China sebagai salah satu dari lima anggota tetap Dewan Keamanan berkewajiban untuk membayar biaya tambahan ke arah perdamaian. (Web Warouw)
Â