BANDUNG – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, bakal menyiapkan insentif bagi sektor industri di Jawa Barat untuk menghadapi tekanan ekonomi dunia pasca-Amerika Serikat menaikkan tarif impor. Pemprov Jabar akan memperkuat seluruh sektor industri yang ada di wilayahnya sebagai langkah strategis.
Dedi menyebut, salah satunya dengan memberikan insentif yang dirancang untuk meringankan beban biaya produksi industri, terutama untuk barang tujuan Amerika Serikat.
“Kita sudah menyiapkan strategi, salah satunya dengan mengonsolidasikan seluruh industri di Jawa Barat, terutama yang mengekspor ke Amerika,” katanya dalam keterangan tertulis, Jumat (11/4/2025).
Dia berharap, dengan adanya stimulus ini, bisa menjaga daya saing sektor manufaktur dan dapat mendorong stabilitas ekonomi Jabar.
“Pemerintah juga harus membuka berbagai insentif untuk meringankan beban produksi. Banyak opsi yang akan kita umumkan minggu depan,” katanya.
Selain insentif fiskal, Dedi juga mendorong perluasan pasar ekspor non-tradisional sebagai alternatif dari pasar Amerika.
Dedi menyebut, potensi pasar Indonesia sangat luas dan terbuka, namun perlu adanya penguatan diplomasi dan negosiasi dagang yang lebih agresif. Menurut dia, langkah strategis ini merupakan respons Pemprov Jabar dalam menjaga kelangsungan dunia usaha dan lapangan kerja di tengah dampak tantangan ekonomi global.
“Pasar kita ini terbuka dan luas. Negosiasinya harus dilakukan agar produk-produk kita tetap bisa bersaing,” pungkasnya.
Khofifah Minta Apindo Cegah PHK
Kepada Bergelora.com di Surabaya dilaporkan, Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa merespons kebijakan tarif impor 32 persen yang ditetapkan Amerika Serikat kepada Indonesia dengan mengumpulkan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jatim. Ia mengajak untuk mengidentifikasi peluang yang bisa dilakukan di tengah kondisi perekonomian saat ini.Â
“Saya mengajak Apindo untuk terus berikhtiar membaca, mencari dan mengidentifikasi peluang di tengah kondisi ekonomi global saat ini. Saya ingin kita memaknai kondisi sebagai sebuah ruang di balik tantangan selalu ada peluang,” ujarnya, Kamis (10/4/2025) lalu.
Dikumpulkannya Apindo Jatim ini, kata Khofifah, akan berdampak perekonomian Jatim khususnya kinerja sektor ekspor.
“Tentu ini akan berpengaruh terhadap ekspor kita ke Amerika,” tegasnya.
Khofifah pun menggali data dari Apindo tentang sektor-sektor yang terdampak dari kebijakan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Ia segera memetakan di titik-titik mana Pemprov Jatim dapat melakukan intervensi serta mengkordinasikan dengan pemerintah pusat.Â
“Sehingga hal tersebut diharapkan bisa menjadi rekomendasi-rekomendasi efektif yang bisa diteruskan ke Pemerintah Pusat,” katanya.
Namun Khofifah melihat saat ini untuk menjaga kondisi tetap kondusif agar kepercayaan publik pun tetap terjaga. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan berkolaborasi, bersinergi dengan berbagai institusi terkait.
Misalnya Aparat Penegak Hukum (APH) yang memang berada di wilayah tersebut diajak dan dilibatkan dalam menjaga kondusivitas.
“InsyaAllah kami sangat memahami ini, sebuah sistem yang harusnya saling memberikan mutual understanding” ucapnya.
Lebih lanjut, Apindo Jatim juga diajak untuk tidak melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap karyawan-karyawannya.
“Terima kasih atas upaya yang dilakukan tidak mem-PHK, mungkin yang dilakukan adalah opsi selanjutnya yaitu dengan mengurangi jam kerja atau hari kerja” katanya.
Sementara itu Ketua Dewan Pembina Apindo Jatim, Alim Markus menyampaikan kebijakan impor Presiden Amerika Serikat pasti berdampak kepada pengusaha. Pemerintah diharapkan tetap fokus untuk dapat memetakan opsi-opsi yang bisa dilakukan agar pengusaha bisa tetap bertahan di tengah kondisi global saat ini.Â
Alim Markus juga meminta agar pemerintah bisa menjaga kondusivitas wilayah sehingga pengusaha bisa terus memaksimalkan produktivitas sembari terus mencari peluang pasar lain selain Amerika Serikat.Â
“Pemimpin perusahaan itu harus tegas dan bisa merangkul semuanya, pengusaha juga selalu punya kegigihan,” katanya.
Di sisi lain ia menuturkan bahwa Apindo tidak melakukan PHK tetapi menyalurkan ke perusahaan-perusahaan baru yang membutuhkan karyawan. “Kami tidak ada PHK, kami salurkan ke perusahaan-perusahaan baru yang membutuhkan karyawan,” pungkasnya. (Martinus/Ardiansyah)