Sabtu, 5 Juli 2025

Dahsyat! Menteri BUMN Tetap Ngotot Bangun Pabrik Semen Rembang

SEMARANG- Walaupun telah dihentikan oleh Presiden Joko Widodo, namun Menteri BUMN Rini Soemarno tetap ngotot membangun pabrik Semen di Rembang. Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Semarang meminta agar Menteri BUMN Rini Soemarno tidak menutup-nutupi fakta perampasan hak masyarakat baik hak atas tanah yang menjadi lahan pertanian maupun hak atas lingkungan.
Rini juga diminta tidak bersikap pragmatis dalam suksesi pendirian pabrik Semen Indonesia di Tegaldowo, Rembang, sehingga mengabaikan dampak jangka panjang akibat kerusakan lingkungan yang akan ditimbulkan oleh kegiatan penambangan oleh Semen Indonesia.

“Hargai keputusan yang telah dibacakan oleh Presiden Joko Widodo setelah pertemuan bersama masyarakat Rembang di Istana Negara pada tanggal 2 Agustus 2016,” demikian pernyataan yang disampaikan Rizky Putra Edry dari LBH Semarang yang diterima Bergelora.com di Semarang, Kamis (11/8)

Ia juga menegaskan bahwa tawaran solusi dari Menteri BUMN Rini Soemarno tidak dapat dikategorikan sebagai “win-win solution”. Apalagi mengingat posisinya sebagai Menteri BUMN yang memiliki kepentingan dalam hal ini. Tawaran itu menurutnya hanyalah sebuah solusi klise untuk suksesi kepentingannya semata. “Selain itu, tampak jelas bahwa dalam hal ini Rini tidak menggunakan paradigma pencegahan kerusakan lingkungan, namun membiarkan terlebih dahulu kerusakan lingkungan untuk kemudian dipulihkan kembali. Kami tekankan sekali lagi, bahwa ini adalah bentuk kedangkalan berfikir dari orang sekaliber menteri,” ujarnya.

Sebelumnya, Selasa (9/8), Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno melakukan kunjungan ke Kecamatan Gunem, Kabupaten Rembang. Daerah tersebut sekaligus merupakan lokasi berdirinya tenda perjuangan Ibu-Ibu Rembang yang menolak pendirian pabrik semen oleh PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.

“Kami justru prihatin terhadap laporan warga kepada Presiden RI selama ini karena Desa Tegaldowo, Kecamatan Gunem, Rembang ini merupakan desa yang menyenangkan dan warganya juga ramah, hidup tenang, dan memiliki tempat tinggal yang bagus,” ujar Rini Soemarno diberbagai media.

Memlintir Isu

Menurut aktivis LBH Semarang, Ivan Wagner, pernyataan Rini tersebut telah memperlihatkan cara pandang yang keliru sekaligus dangkal dari seorang penyelenggara negara. Rini menurutnya terkesan memelintir isu dengan menjadikan kearifan, keramahan serta karakter menyenangkan dari warga sebagai alasan guna melegitimasikan perampasan hak-hak masyarakat dalam persoalan pabrik semen di Tegaldowo.

“Padahal keramahtamahan, kearifan, serta sikap menyenangkan sejatinya telah menjadi karakter serta prinsip warga dalam berjuang melawan perampasan hak-hak masyarakat serta ketidakadilan yang diakibatkan pendirian pabrik semen di wilayah Rembang,” ujarnya.

Hal tersebut menurut Ivan secara nyata telah tergambar dalam setiap sikap dalam aksi-aksi mereka yang selalu menghindari aksi-aksi yang konfrontatif apalagi kekerasan. Jalan yang dipilih para pejuang tolak pabrik semen dalam menyelesaikan konflik bukan melalui laku konfrontatif-represif, seperti yang sering dipraktekkan negara melalui aparatnya. Apa yang sedang ditunjukkan oleh warga Rembang dalam penolakan terhadap pendirian pabrik semen senyatanya ialah contoh bahwa masyarakat masih memiliki kearifan yang pantas diteladani.

“Seyogyanya, negara dapat belajar kepada warga Rembang tentang cara penyelesaian konflik yang beradab. Kehadiran pabrik semen di Tegaldowo justru akan menjadi penyebab utama kerusakan lingkungan serta ruang hidup warga yang begitu dewasa dalam menyikapi konflik ini,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa tanpa pabrik semen dan eksploitasi karst di Rembang-pun masyarakat sejatinya telah sejahtera. Bahkan Rini-pun sebenarnya telah dapat melihat dengan nyata lewat pernyataannya bahwa masyarakat hidup tenang dan rumah-rumahnya bagus.

“Hal itu telah menjadi indikator sederhana untuk menyatakan bahwa masyarakat rembang sebenar-benarnya telah sejahtera,” ujarnya.

Kedatangan rombongan Menteri BUMN ini bertujuan untuk menawarkan solusi, yang dalam tawarannya disebut oleh Rini sebagai “win-win solution”. Rini berjanji kehadiran pabrik semen akan menyejahterakan masyarakat. Rini juga menegaskan akan mencari solusi jika memang kehadiran pabrik semen akan merusak lingkungan warga. Apabila terjadi kekurangan air, Rini berjanji akan membuatkan sumur dan apabila lahan warga terganggu maka akan di carikan lahan baru. (IB Sanyoto)

 

.

Rizky 082386807165

Ivan 081225767492

 

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru