Minggu, 2 April 2023

Obituari Anton Miharjo: Dan Ilham Pun Berpulang

Anton Miharjo. (Ist)

Kawan Anton Miharjo (Ilham) berpulang Minggu, 29 November 2020. Semua kawan seperjungan dan sahabat serta keluarga menundukkan kepala memberi hormat sedalam-dalamnya kepadanya. Perintis gerakan buruh di Sulawesi Utara ini akan selalu dikenang selamanya. Arief ‘Big’ Hariadi, yang saat itu memimpin dari bawah tanah gerakan anti Soeharto dan anti Orde Baru di Sulawesi, menulis penghormatannya di akun Facebooknya dan dimuat Bergelora.com. (Redaksi)

Oleh: Arief ‘Big’ Hariadi

AWAL perjumpaan dengan Anton Miharjo, pekerja keras dan pembelajar yang baik.  Saya bersaksi Anton orang yang baik,– semoga perjalanan pulangmu dilempangkan oleh sang Pemilik Kehidupan.

Biasa dipanggil dengan nama….? demikian tanya saya pada orang yang sejak awal pandangi saya. Ilham,– begitu dia memperkenalkan dirinya.

“Saya saudara sepupu dari Anto, mahasiswa Antropologi Fisip Unsrat (Universitas Sam Ratulangi),” tambahnya.

Ya,– Anto adalah salah satu penghuni asrama kos. Hanya saya yang bertanya saat itu, padahal yang lain pun sangat ingin tahu. Ya, ingatan saya kembali pada sosok Ilham dalam suatu perbincangan di ‘perjamuan’ yang diadakan oleh para penghuni asrama tersebut,–tempat kos mahasiswa.

Itu terjadi pada Agustus 1996. Pasca crackdown 27 Juli yang menyisakan perburuan bagi kami. Saya dan Alle,– panggilan buat Ida Nasim Mh kos di asrama tersebut, kali pertama bertemu Ilham.

Kami memang harus berpencar. Begitupun dengan yang lain,– idon, Yudi, Didi, Teddy, Rudi, Omi, Sena, Erry, Herny, Pengky, Calvin dan Amato. Coen Hussain Ponto, telah lebih dulu berada di Surabaya.

Begitu pun dengan banyak kawan di FSMU (Forum Solidaritas Mahasiswa Unsrat), berpencar. Saat itu SMID (Solidaritas Mahasiswa Indonesia Untuk Demokrasi), PPBI (Pusat Perjuangan Buruh Indonesia, STN (Serikat Tani Nasional), Jaker (Jaringan Kebudayaan Rakyat), dan PRD (Partai Rakyat Demokratik) disebut sebagai organisasi terlarang.

Pasca Soeharto, situasi berubah. Penghujung Agustus 1998, saya bertemu lagi dengan Ilham di lorong, baku muka dengan PT Sinar Mas Purefood, Bitung. Ilham bekerja sebagai massa sedang naik pajeko,–sebuah perahu kecil penangkap ikan

Dari pembicaraan dengannya, didapatkan informasi tentang buruh di perusahaan mana saja yang bertinggal di lorong tersebut. Saat itu, kami,– saya, Idon, Didi, Oldy, Jimny tengah menyiapkan pengorganisasian buruh di beberapa pabrik dan perusahaan di kota Bitung,– untuk konsolidasi  PPBB (Pusat Perjuangan Buruh Bitung).

September hingga Desember 1998, saya dideploy,–ditugaskan ke Jakarta bersama Jimmy dan Ances. Sejak itu saya tidak jumpa lagi dengannya.

Setelah kembali dari Jakarta, saya mendapati Ilham sudah terlibat aktif dalam pengorganisasian buruh di bawah koordinasi langsung Idon.

Menurut Idon orang yang ku kenal sebagai Ilham bernama Anton, ya Anton Miharjo, atau sering menggunakan juga nama Anton Alabii.

Selain Anton, ada Gali, Robby Hulopi, Ruben Ungke Laleno, Fransin Nasaru, dan lainnya. Pada perkembangan selanjutnya, ada Rosma Kadengkang yang juga menjadi bagian dari organiser buruh. Perjumpaan Anton dengan Rosma inilah yang kemudian menyatukan mereka berdua sebagai keluarga.

Saat PRD memutuskan sebagai peserta Pemilu 1999, Anton dipercaya sebagai Ketua Komite Pimpinan Kota PRD Bitung. Bersama unsur kolektif kota Bitung, Anton mengorganisir dan memimpin massa buruh.

Pergaulannya yang luas dan luwes membuatnya dikenal banyak kalangan seperti Piet Luntungan, tokoh masyarakat Bitung yang waktu itu mendukung perjuangannya dan Walikota Bitung yang saat itu S. H. Sarundajang, yang berseberangan dengannya. Posisi berseberangan itu kelak justru membawanya menjadi konsultan politik dan bekerja sama memenangkan S.H. Sarundajang sebagai Gubernur Sulawesi Utara.

Anton yang kami kenal memang pekerja keras dan pembelajar yang baik. Pergaulan yang luas dan fleksibel memang membuatnya banyak dikenal orang.

Kerja politiknya ditapaki dari sebagai organiser buruh di Bitung, kemudian menjadi Ketua KPK (Komite Pimpinan Kota) PRD Bitung, lalu aktif di YDRI (Yayasan Dian Rakyat Indonesia).

Anton bersama Benny Rhamdani,– yang saat ini menjadi Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia dan Jimmy R. Tindi aktif berjuang bagi pembaruan agraria di KPPA (Komite Perjuangan dan Pembaruan Agraria).

Anton juga aktif di Komte Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Sulawesi Utara dan berjejaring dengan INSIST dan Kontras. Hingga membawanya bersama Rudi Mulyadi berlabuh di SMRC hingga kini,– tidak membuatnya berhenti. Anton terus bergerak.

Hingga sakitnyalah yang menghentikan gerak Anton. Dan rupanya Tuhan lebih sayang padanya, dibandingkan kita semua kawan dan sahabatnya.

Selamat jalan kawan, semoga perjalananmu menuju Sang Pemilik Kehidupan lempang.

Manado, 29 November 2020

Rumah keluarga Kifly Kadengkang

Artikel Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

342FansSuka
1,593PengikutMengikuti
1,100PelangganBerlangganan

Terbaru