Sabtu, 5 Oktober 2024

Danjen Akademi TNI Bekali 453 Perwira Remaja

YOGYAKARTA- Komandan Jenderal (Danjen) Akademi TNI Marsda TNI Bambang Samoedro, M didampingi Gubernur AAL Laksda TNI Taufiqoerrochman, Gubernur AAU Marsda TNI Tabri Santoso, dan Wagub Akmil Brigjen TNI Sumedy, memberikan pembekalan kepada 453 orang Calon Perwira Remaja (Capaja) lulusan Akmil, AAL dan AAU di Gedung Graha Sabang Merauke (GSM) Akademi Angkatan Udara, Yogyakarta, Minggu (22/6/2014).
Dalam kesempatan tersebut, Danjen Akademi TNI menyampaikan arahan kepada Capaja TNI yang akan diambil sumpah dan dilantik menjadi Perwira TNI pada tanggal 26 Juni 2014. Salah satu inti pembekalan di akhir pendidikan Capaja TNI sebelum Praspa  mengandung makna dan nilai yang sangat penting, sebagai modal dalam mengawali karier sebagai Perwira Remaja TNI, dengan harapan para perwira remaja dapat memperoleh bekal yang berharga dalam mengawali pengabdian kepada bangsa dan negara melalui TNI.
 
 
Lebih lanjut Marsda TNI Bambang Samoedro, mengatakan bahwa selama empat tahun Capaja mengikuti pendidikan di akademi, senantiasa bersama dalam suka dan duka, dalam belajar dan berlatih, dengan perangkat kendali pendidikan yang telah diprogramkan sesuai dengan tuntutan akademi masing-masing.
 
Hal tersebut merupakan basis dari pembentukan dan penguatan  integrasi spiritual, sebagai calon Perwira TNI dan sebagai kader pimpinan TNI di masa depan. Sejak awal pendidikan mulai dari Menchandra Akademi TNI, Capaja telah dididik bersama secara integratif, diantaranya kegiatan Bhineka Eka Bhakti, Latihan Integrasi Taruna Wreda (Latsitarda), Pekan Integrasi dan Kejuangan Taruna serta kegiatan integratif lainnya,” ujarnya dalam rilis yang diterima Bergelora.com di Yogyakarta, Senin (23/6)
 
Marsda TNI Bambang Samoedro menambahkan bahwa perkembangan globalisasi dunia saat ini sangat dinamis, termasuk didalam  teknis strategi perang. Perang modern kedepan sarat dengan upaya adu domba dan provokasi.
 
Paradigma perang modern  adalah  perang kecanggihan otak, kecanggihan sistim, kecanggihan peralatan tempur dan juga  kecanggihan logistik, bukan lagi hanya perang secara konvensional atau tradisional. Karena itu para Capaja harus mempersiapkan diri secara maksimal  agar mampu memahami dan berperan serta mengantisipasi segala efek yang mungkin diakibatkannya.
 
Disadari atau tidak, menurutnya  pengetahuan dan  kemampuan  yang  diperoleh selama mengikuti pendidikan  di Akademi TNI, tentunya masih sangat jauh dari cukup apalagi sempurna. Oleh karenanya, tidak ada kata cukup untuk ilmu pengetahuan dan wawasan, jangan pernah berhenti dalam menggali dan menimba ilmu,” ujarnya.
 
Di tempat yang sama Kepala Pusat Pembinaan Mental (Kapusbintal) TNI Laksma TNI Dr. Asep Saepudin, menyampaikan bahwa berdasarkan perhitungan masa kerja menjadi prajurit TNI bagi perwira mencapai usia 58 tahun. Maka para Perwira Remaja yang saat ini berusia 22 tahun, nanti akan menjalani pengabdian kepada negara dan bangsa Indonesia selama kurun waktu + 36 tahun.
 
“Ini adalah sebuah pengabdian yang sangat panjang yang tentu saja akan menghadapi berbagai suka dukanya pengabdian menjadi TNI, menghadapi tantangan tugas yang tidak ringan serta menghadapi godaan-godaan yang sangat banyak,” ujarnya.
 
Oleh karena itu menurutnya perlu kesiapan mental yang tangguh, postur tubuh/fisik yang stabil dan ideal serta intelektual yang cerdas, sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi masa kini dan masa yang akan datang.
 
Tentara Rakyat
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, untuk memelihara kesiapan mental dalam menjalani pengabdian agar selamat dan berhasil dengan sukses mencapai puncak karier, menurutnyanya memerlukan bekal pengabdian kepada negara dan bangsa.
 
“Pembekalan itu adalah memelihara dan mempertahankan Jati Diri TNI, sebagai Tentara Rakyat, yaitu tentara yang berasal dari warga Negara Indonesia, mengikuti seleksi ketat dan pendidikan ketentaraan,” tegasnya.
 
Ia menjelaskan, sebagai Tentara Pejuang, yaitu tentara yang berjuang menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan tidak mengenal menyerah dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugasnya.
 
Sebagai Tentara Pejuang, akan mendahulukan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau kelompok, akan mendahulukan kewajiban dari pada menuntut hak,” tegasnya
 
Sebagai Tentara Nasional, yaitu sebagai tentara kebangsaan Indonesia yang bertugas demi kepentingan negara di atas kepentingan daerah, suku, ras dan golongan agama.  
 
Sebagai Tentara Nasional Indonesia harus siap sedia ditempatkan dimana saja di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.   Sebagai Tentara Nasional Indonesia harus mengutamakan persatuan dan kesatuan serta soliditas dalam menjalankan tugasnya,” ujarnya
 
Ia melanjutkan, sebagai Tentara Profesional, yaitu tentara yang terlatih, terdidik, diperlengkapi secara baik, tidak berpolitik praktis, tidak berbisnis dan dijamin kesejahteraannya, serta mengikuti kebijakan politik Negara yang menganut prinsip demokrasi, supremasi sipil, hak asasi manusia, ketentuan hukum nasional dan hukum internasional yang telah diratifikasi.
 
Agar kita menjadi Tentara Profesional, maka harus terus menambah pengetahuan dengan membaca buku atau pengalaman para senior yang berhasil dalam penugasannya, terus berlatih agar memiliki keterampilan yang mumpuni, serta bertanggungjawab atas pelaksanaan tugas yang dipercayakan kepada kita.   Ciri-ciri Tentara Profesional antara lain memiliki pengetahuan yang luas (knowledge), keterampilan (skill), pengalaman (experience) dan tanggungjawab (responsibility), kreatif dan inovatif serta peka terhadap perkembangan lingkungan,” tegasnya.
 
Sementara Wakil Ketua I Dewan Pimpinan Pusat Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Pusat Mayjen TNI (Purn) Sukotjo Tjokroatmodjo juga memberikan pembekalan kepada Capaja TNI terkait nilai-nilai Kejuangan dalam kondisi kekinian.
 
Mayjen TNI (Purn) Sukotjo Tjokroatmodjo yang lahir di Kertosono 87 tahun silam menekankan kepada Capaja lulusan Akademi TNI bahwa generasi penerus bangsa harus memahami ‘sejarah  perjuangan bangsa’ serta menanamkan ‘nilai-nilai kejuangan’ yang didasari Pancasila dan UUD 1945  sehingga menjadi karakter yang melekat di dalam diri bangsa Indonesia untuk diimplementasikan dalam pengabdiannya kepada bangsa dan negara  sampai kapanpun.
 
Generasi penerus TNI ke depan menurutnya harus dapat menerapkan nilai-nilai kejuangan bangsa dalam setiap penugasannya khususnya dalam mempertahankan dan mengisi kemerdakaan.
 
Adapun “nilai-nilai juang dari para seniornya (Veteran-Pejuang), seperti  antara lain adalah keberanian, rela berkorban, ulet serta tangguh, tanpa pamrih,percaya kekuatan sendiri dan  cinta tanah air.
 
Nilai-nilai kejuangan ini menjadi pendorong semangat tempur dalam menghadapi musuh negara, perlu diwarisi oleh generasi penerus bangsa saat ini untuk menghadapi permasalahan bangsa kedepan,” tegasnya. (Hari Subagyo)

Artikel Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,100PelangganBerlangganan

Terbaru