JAKARTA – Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mengatakan, pada Rabu (7/9), terdapat tuduhan meyakinkan bahwa pasukan Moskow telah membawa anak-anak dari Ukraina ke Rusia untuk diadopsi sebagai bagian dari upaya relokasi dan deportasi paksa besar-besaran.
“Ada tuduhan yang meyakinkan tentang pemindahan paksa anak-anak tanpa pendamping ke wilayah pendudukan Rusia atau ke Federasi Rusia sendiri,” kata Ilze Brands Kehris, asisten sekretaris jenderal PBB untuk hak asasi manusia, kepada Dewan Keamanan, VOA mengutip AFP, Kamis (8/9).
“Kami khawatir pihak berwenang Rusia telah menerapkan prosedur yang disederhanakan untuk memberikan kewarganegaraan Rusia kepada anak-anak tanpa pengasuhan orang tua, dan anak-anak ini memenuhi syarat untuk diadopsi keluarga-keluarga Rusia,” ungkapnya.
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mengatakan, pada Rabu (7/9), terdapat tuduhan meyakinkan bahwa pasukan Moskow telah membawa anak-anak dari Ukraina ke Rusia untuk diadopsi sebagai bagian dari upaya relokasi dan deportasi paksa besar-besaran.
“Ada tuduhan yang meyakinkan tentang pemindahan paksa anak-anak tanpa pendamping ke wilayah pendudukan Rusia atau ke Federasi Rusia sendiri,” kata Ilze Brands Kehris, asisten sekretaris jenderal PBB untuk hak asasi manusia, kepada Dewan Keamanan.
Bantuan Rusia
Sebelumnya kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, Presiden Rusia, Vladimir Putin menetapkan kebijakan bantuan sosial (Bansos) bulanan senilai Rp 2,4 Juta bagi pengungsi dari Republik Rakyat Donetsk dan Luhank serta Ukraina yang tiba di Rusia.
Bansos itu diberikan kepada golongan lanjut usia (Lansia) hingga wanita hamil.
Dikutip dari Tribunnews.com, Presiden Putin memberikan perhatian kepada warga yang mengungsi dari Ukraina. Hal ini merupakam kebijakan bansos pemerintah Rusia.
Kepala negara Rusia menetapkan kategori penerima manfaat bansos ini.
Di antaranya orang difabel dan lansia yang berusia di atas 80 tahun.
Mereka berhak menerima sebanyak Rp 2,4 juta atau setara 166 dolar AS.
Selain itu, bansos pemerintah Rusia ini juga diberikan kepada wanita hamil.
Hanya saja, wanita hamil mendapatkannya satu kali pembayaran dalam jumlah yang sama.
Sebagaimana diketahui, kebijakan pemberian bantuan ini telah diteken Presiden Putin pada 27 Agustus 2022.
Sedangkan, kebijakan bansos akan mulai berlaku pada 1 September hingga 31 Desember 2022.
Bantuan ini hanya ditujukan kepada warga Ukraina yang mengungsi ke Rusia terhitung sejak 18 Februari. (Calvin G. Eben-Haezer)