Selasa, 1 Juli 2025

Dorodjatun: Pencemaran Laut Timor Merupakan Masalah Bangsa

KUPANG-  “Kasus Petaka Tumpahan Minyak Montara 2009 di Laut Timor yang telah mengorbankan ribuan masyarakat Nusa Tenggara Timur itu bukan hanya merupakan masalah Peduli Timor Barat dan rakyat serta Pemerintah di Provinsi Nusa Tenggara Timur,akan tetapi merupakan masalah bangsa Negara Kesatuan Republik Indonesia”,hal ini disampaikan oleh Profesor (emiritus) Dorodjatun Kuntjoro-Jakti PhD.Pernyataan Dorodjatun,PhD ini sebagaimana yang disampaikan Ketua Peduli Timor Barat Ferdi Tanoni kepada wartawan di Kupang, Rabu (11/01).

Menurut Ferdi Tanoni, ”Pada hari Senin tanggal 9 Januari 2017 saya didamping Pak Frans Padak Demon menemui Profesor (emiritus) Dorodjatun Kuntjoro-Jakti,PhD di Jakarta. Dalam pertemuan itu kami menyinggung soal Kasus Petaka Pencemaran Laut Timor yang sudah berjalan tujuh tahun lebih namun belum juga tuntas urusan nya,sementara ribuan masyarakat korban di NTT terus menderita.”

Dalam pertemuan itu kata Tanoni, Dorodjatun menyatakan bahwa, Petaka Montara 2009 di Laut Timor ini seharusnya dijadikan sebuah Yurisprudensi bagi bangsa ini, guna mengantisipasi kejadian serupa di kemudian hari mengingat begitu banyak anjungan minyak dan gas yang bertebaran di seluruh wilayah perairan Indonesia.

“Belum lagi kapal-kapal tanker yang berseliweran dengan mengangkut  bahan minyak dan gas serta kapal-kapal selam yang membawa bahan nuklir melintasi tiga kawasan ALKI (Alur Laut Kepulauan Indonesia) dimana salah satu dari tiga ALKI tersebut yakni ALKI III berada di kepualuan Nusa Tenggara Timur,” katanya.

Dengan demikian, sambung Tanoni mengutip Dorodjatun bahwa bila kemudian hari terjadi hal yang serupa maka akan lebih mudah untuk diselesaikan permasalahan nya.

Menurut Pak Djatun,Kompensasi Ganti Rugi adalah penting akan tetapi jauh lebih penting Kasus Petaka Montara ini dijadikan sebuah “Legal Precedent” sebagai sebuah warisan bagi anak cucu bangsa Indonesia”.

Kepedulian Dorodjatun-Kuntjoro-Jakti, mantan Menko Perekonomian dalam Kabinet Gotong Royong ini terhadap Provinsi Nusa Tenggara Timur diaktualisasikan pada era kepemimpinan Pak Gubernur Herman Musakabe (1993-1998). Ia memperkenalkan tiga orang ekonom ternama Universitas Indonesia (UI) yakni Faisal Basri, Achmad Shauki dan Ibu Sri Mulyani Indrawati yang sekarang menjabat Menteri Keuangan RI untuk melakukan kajian ekonomi bagi Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Kepada Bergelora.com dilaporkan, Dorodjatun juga menyinggung tentang keprihatinannya terhadap “Kasus Petaka Tumpahan Minyak Montara 2009 di Laut Timor” yang sudah berjalan tujuh tahun lebih tetapi penyelesaian nya  seolah hanya berjalan di tempat,sementara ribuan masyarakat korban terus menderita,demikian Ferdi Tanoni (Julius).

 

 

 

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru