DUA NEGARA SEMAKIN MONCER NIH..! China Luncurkan Kereta Kargo Beijing-Moskow, Biaya Kirim ke Eropa Makin Hemat
JAKARTA – China meluncurkan layanan China-Europe Freight Train atau kereta kargo reguler China-Eropa dengan keberangkatan langsung dari Beijing ke Moskow, Rusia.
Keberangkatannya pada Senin, (1/7/2024) kemarin dari Beijing menjadi penanda dari peluncuran layanan kereta barang tersebut.
Ke depannya, kereta barang ini akan berangkat secara rutin setiap bulannya dari Pusat Logistik Komprehensif Beijing-Pinggu di Kota Mafang, Distrik Pinggu, Beijing. Kereta ini bisa mengangkut beragam barang mulai dari material konstruksi, peralatan listrik rumah tangga, pakaian hingga barang lainnya.
Melansir media lokal China Xinhua, Selasa (2/7/2024), Beijing meluncurkan kereta uji coba pertamanya pada Maret lalu. Sejak saat itu, banyak dilakukan persiapan dan perbaikan. Akhirnya mulai Senin kemarin, layanan itu beroperasi sebulan sekali.
“Dulu, produk-produk tersebut dikirim ke Daerah Otonomi Mongolia Dalam atau Provinsi Hebei sebelum menuju Eropa,” kata Wakil Manajer Umum Cabang Sinotrans di China Utara, Geng Zhanfeng.
Zhanfeng menilai, kehadiran kereta barang yang berangkat langsung dari Beijing ke Moskow ini akan membuat biaya pengiriman barang menjadi lebih hemat dan meningkatkan efisiensi.
“Peluncuran layanan kereta barang reguler ini memungkinkan kami untuk mengirim barang langsung dari Beijing ke Eropa, sehingga mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi,” ujar dia.
Global Times melaporkan layanan kereta barang Tiongkok-Eropa telah berkembang pesat, menjadi jalur transportasi yang sangat penting sejak diluncurkan 13 tahun lalu sebagai program unggulan di bawah prakarsa Belt and Road Inisiative (BRI) yang diusung Tiongkok.
Di tengah perluasan rute, layanan kereta barang tidak hanya memfasilitasi perdagangan dengan peningkatan kapasitas dan efisiensi, tetapi juga mendukung pembangunan ekonomi untuk daerah-daerah di sepanjang rute.
Pada bulan Mei 2024, layanan kereta mencatat volume transportasi bulanan tertinggi. Jumlah perjalanan kereta barang Tiongkok-Eropa meningkat sebesar 14 persen dari tahun ke tahun menjadi 1.724 perjalanan, sementara transportasi kargo mencapai 186.000 unit barang setara dua puluh kaki, naik 13 persen secara tahunan. Selama bulan yang sama, jumlah total kereta barang Tiongkok-Eropa telah melampaui 90.000.
Reporter Global Times baru-baru ini melakukan perjalanan ke beberapa kota Tiongkok yang bertindak sebagai stasiun utama yang menghubungkan jaringan yang luas.
Mendukung pembangunan
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, layanan kereta barang China-Eropa saat ini mencakup 223 kota di 25 negara Eropa dan lebih dari 100 kota di 11 negara Asia, dengan kereta api menjangkau hampir seluruh benua Eurasia, menurut China State Railway Group Co.
Sebagai proyek tonggak sejarah di bawah BRI, layanan ini telah memainkan peran penting dalam mendukung pengembangan banyak industri serta mempromosikan pembangunan ekonomi lokal.
Di Chongqing, pengoperasian kereta barang China-Eropa telah mewujudkan ratusan juta dolar nilai transportasi kargo, sambil menawarkan potensi pasar yang lebih luas dan peluang pengembangan untuk industri manufaktur dan jasa lokal, menurut Yuxinou.
Perusahaan itu mengatakan bahwa kereta barang China-Eropa yang beroperasi di Chongqing telah mengangkut sekitar 200 miliar yuan ($27,52 miliar) produk TI, dan membantu mempromosikan pendaratan pemain global termasuk HP, Acer, dan Asus dengan pabrik pengecoran mereka dan sejumlah perusahaan pendukung.
Layanan kereta api tersebut juga telah mendorong ekspor kendaraan dan suku cadang mobil dari merek-merek China, sekaligus mendorong proyek-proyek dari raksasa otomotif terkemuka seperti Porsche dan Audi untuk didirikan di Chongqing, dengan nilai impor dan ekspor kendaraan mencapai hampir 70 miliar yuan, menurut pernyataan Yuxinou.
Selain itu, peluncuran layanan kereta barang China-Eropa telah menarik ratusan perusahaan logistik untuk mendirikan operasi di Pelabuhan Duisburg di Jerman, membantu menciptakan lebih dari 20.000 lapangan pekerjaan, menurut laporan media. (Enrico N. Abdielli)